Yan Mao tersenyum, dia membawa keranjang kentang ke dapur, dia memisahkan beberapa yang besar. Dia memasukkan kentang itu ke keranjang bambu dan membawanya ke tempat penampungan air. Dia membersihkan kentang dan membuang tanah yang tersisa.
Sekeranjang kentang besar, Yan Mao mengambil pisau kecil dan mulai mengupas kulitnya. Daddy Yan datang ke dapur, Yan Mao tersenyum, "Daddy istirahatlah. Kalian pasti lelah. Aku akan memasak segera."
Daddy Yan menatap kearahnya. "Mao Er, apa yang dilakukan oleh Ger Yun di rumah kita?"
Yan Mao tersenyum kaku, namun dia tetap menjaganya terlihat baik. "Daddy, dia hanya datang berkunjung, tidak lebih dari itu."
Daddy Yan melototi putranya, "Jangan membodohiku. Dia membawa keranjang bambu. Aku tidak tahu seberapa banyak kamu memberinya."
Yan Mao menggelengkan kepalanya dengan lemah, "Daddy, aku hanya memberikan sedikit daging padanya. Dia datang karena perintah Daddy mertuanya."
"Song gemuk itu? Wah wah... sangat tidak tahu malu, Song gemuk sudah kehilangan urat malunya." Daddy Yan mengejeknya, di masa lalu dia selalu datang mengejeknya, mengatakan bahwa Gernya adalah pelacur, jika Gernya tidak memaksa Song Tianchen. Dia mungkin sudah menjadi Daddy mertua dari keluarga kaya di Kota.
Yan Mao tersenyum dingin, "Daddy, jangan merendahkan diri untuk orang seperti itu. Dia tidak layak untuk kita."
"Kamu benar. Kamu benar, tapi kasihan sekali Ger Yun itu." Daddy Yan menghela napasnya dengan lembut. Yan Mao tersenyum, ada cahaya dingin di matanya. Namun dalam detik berikutnya, cahaya itu menghilang.
Daddy Yan membantu mengupas kentang, mereka berbicara sambil bekerja. Yan Mao memasukkan kentang ke air untuk di rendam sebentar sebelum di masak. Dia mengiris beberapa daging asap dan memasukkan rebung asam ke dalamnya.
Setelah memberikan rempah dan menambahkan air, dia menutup panci. Di dapur kecil yang lain, dia merebus sup tulang babi. Keluarganya sangat menyukai rasa kental dari sup tulang, karena dia membuat banyak sup, dia akan memberikan setengah pot kepada para pekerja.
Yan Mao menambahkan sedikit air dan potongan dadu kentang ke dalam sup tulang. Dia menunggu beberapa waktu dan menyajikan sup tulang kentang untuk para pekerja.
Pekerja memang mendapatkan bubur setiap hari, namun mereka sama sekali tidak kecewa. Bubur yang lembut dan jumlahnya sangat banyak. Mereka bisa makan dua mangkuk besar. Ada daging cincang di dalam bubur.
Ada acar sayur, daging iris di tumis dengan rebung asam, ada sup tulang dengan kentang. Hari ini sama seperti sebelumnya. Ayah dan Daddy Yan yang menyajikan makanan untuk para pekerja.
Beberapa dari mereka langsung memuji kedua orang tua itu, sehingga suasana menjadi lebih meriah. Ayah dan Daddy Yan kembali untuk makan siang bersama keluarganya. Mereka berdua masuk ke dalam dapur dan menemukan keempat orang sudah duduk.
Yan Mao tersenyum. "Ayah, Daddy, ayo makan."
Melihat meja makan yang sangat mewah, Ayah Yan dan Daddy Yan tidak bisa menahan diri untuk cemberut. Mereka selalu makan mewah setiap hari. Bahkan sekarang mereka makan daging setiap kali makan.
Baik Ayah dan Daddy Yan takut bahwa kehidupan yang boros ini akan membuat putra dan menantunya bangkrut. Yan Mao membuat 6 jenis makanan di atas meja, kecuali acar sayuran, sisanya berbahan dasar daging.
Yan Mao dan Song Tianchen bergantian mengambilkan lauk untuk kedua putra mereka. Setelah makan, Daddy Yan membersihkan meja, Yan Mao mengambil kentang yang sudah di kupas dan di rendam dengan air garam.
Dia mengambil bambu dan mulai membuat tusuk bambu kecil. Daddy Yan menatap kearahnya. "Mao Er, apa yang kamu buat?"
"Ini adalah tusuk bambu. Aku akan menggunakan ini untuk membuat makanan ringan." Yan Mao tersenyum. Daddy Yan mengerutkan alisnya, melihat betapa senangnya Yan Mao. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Yan Mao membuat 15 tusuk bambu, dia tidak membuat terlalu kecil. Dia menusuk semua kentang dengan bambu kecil. Lalu menggunakan pisau untuk membuat irisan spiral. Ketika Daddy Yan melihat bagaimana Yan Mao membuat ini, dia melebarkan matanya.
Cara seperti ini sangat unik, dia bahkan baru pertama kali melihatnya. Daddy Yan menawarkan dirinya untuk melakukannya, Yan Mao mengajari Daddy Yan dan segera keduanya selesai dengan cepat.
Yan Mao menambahkan minyak makan ke dalam panci besar, dia merasa bahwa minyak sudah panas, dia memasukkan 5 irisan kentang spiral ke dalam minyak panas. Aroma harum tercium, bahkan kedua anak-anak yang sedang bermain, mereka mencium aroma enak, segera berlari ke dapur.
"Daddy, apakah Daddy membuat makanan enak lagi?" Dabao berkata dengan nada ceria, karena mereka sudah makan makanan bergizi dan juga di tambah air ajaib, tubuh kedua anaknya perlahan berkembang dan bertambah tinggi.
Tidak hanya itu, wajah mereka juga jauh lebih ceria dibandingkan dengan sebelumnya. Daddy Yan yang melihat cucunya, dia hanya menggelengkan kepalanya. "Oh bukankah kedua cucuku ini sudah makan, apakah kalian masih memiliki ruang di perut kalian?"
Yan Mao tertawa kecil, baik Dabao dan Erbao langsung memerah ketika mendengar suara neneknya. Dabao dengan wajah memerah segera menjawab. "Kami sudah melompat-lompat di halaman, semua makanan sudah hampir di cerna."
Daddy Yan menggelengkan kepalanya dan tertawa lembut, "Benarkah? Hati-hati menjadi gemuk seperti babi, jika kalian gemuk, akan sulit bagi kalian berdua untuk menikahi Ger di masa depan."
Wajah keduanya menjadi lebih memerah. Yan Mao batuk kecil untuk menghalangi tawanya. "Baiklah, jika semuanya sudah matang, Daddy akan membawakannya pada kalian. Jadi pergilah bermain sekarang."
Baik Dabao dan Erbao segera berlari ke luar. Yan Mao melihat kentang pertama sudah matang, dia memasukkan kentang yang kedua dengan jumlah yang sama. Dia mengambil pisau dan mulai memotong halus bawang putih.
Dia memotong dengan jumlah yang besar, memasukkannya ke dalam mangkuk. Dia menggoreng kentang yang ke tiga. Setelah semuanya matang, dia mengambil minyak dan memasukkan ke dalam mangkuk minyak.
Yan Mao memasukkan gula kasar ke dalam minyak, setelah gula mencair, Yan Mao memasukkan irisan bawang putih. Lalu menambahkan pasta paprika ke dalamnya. Dia mencoba rasanya.
Manis dan pedas memiliki rasa seimbang seperti membangkitkan selera makan. Yan Mao menuangkan bumbu tambahan pada kentang spiralnya. Warna merah gelap dengan beberapa irisan bawang putih halus ditambah warna keemasan kentang spiral, ini menambah keindahan dari makanan ringan ini.
Yan Mao merebus kentang yang di potong dadu panjang di air mendidih. Dia mengangkatnya kembali dan memasukkan tepung. Yan Mao melihat bahwa tepung menempel pada kentang.
Dia mengangkat kentang dan memasukkannya ke dalam minyak panas. Segera minyak panas mendidik, warna keemasan kentang goreng terlihat, ketika Yan Mao melihat bahwa kentang sudah matang.
"Lebih baik dari yang kubayangkan." Yan Mao tersenyum senang.