Chereads / Istri licik yang menawan / Chapter 2 - Titik Balik 2

Chapter 2 - Titik Balik 2

Sesampainya di rumah peningalan orang tuanya dia masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Memang rumahnya tidak besar, tapi dekorasinya sangat mewah. Rumah satu lantai itu sangat mewah dan terkesan nyaman saat di pandang. Dengan halaman luas penuh kebun bunga kesukaan ibunya. Tak terasa bulir bening melesat tanpa bisa di cegah melalui sudut matanya.

"ayah ibu lindungi aku dari sana, aku akan menjalani kehidupanku dengan bahagia, dan aku akan membalas mereka yang menyakitiku"

Greiz pun ketiduran karena terlalu lama menangis, dan masih lemah karena kematian orang tuanya.

Pukul 06.30 malam

Greiz menggeliat karena suara handphone nya yang berdering terus menerus. Ia pun mencoba untuk bangun walau malas karena terganggu dengan suara telefon genggamnya. Greiz pun mengambil benda pipih itu dan tatapannya menajam seketika. Tertera nama 'kesayangan' di sana.

"cih… nama apa ini, ini sangat menjijikkan, oh astaga aku baru sadar bahwa aku yang dulu sangat bodoh"

Ia pun menggantinya dengan 'bisul' karena menurutnya brian seperti bisul mengganggu menjijikkan dan menyakitkan. Hahahaha...

Ia pun mengangkat ponselnya dan langsung terdengar suara dari sebrang ponselnya.

"greiz, sayangku… kau dimana sekarang, aku khawatir padamu, tadi pagi kau pergi dan aku tak berhasil menemukanmu, aku menungumu d restoran biasanya, kita sudah janji untuk makan malam hari ini"

Yang di ajak bicara hanya diam mendengarkan dengan wajah jijik dan muak "baik" setelah itu memutuskan sambungan dengan sepihak. Lawan bicaranya hanya menatap cengo pada ponselnya. 'kenapa dengannya? Aku merasa dia agak berbeda setelah dia bangun dari pingsan'

"kenapa sayang?" seorang wanita seksi dengan baju minim memeluk pinggang brian dengan manja dari belakang.

"tidak ada apa-apa, kenapa kau kemari tania?" ya wanita itu adalah tania sahabat grecia.

"aku tidak tenang, kau akan melamarnya hari ini ? bagaimana denganku, aku cemburu memikirkannya!" ucap tania manja dengan sedikit cemberut, bergelayut manja di leher brian sambil mencium i leher brian dengan sensual.

"kau tau tujuanku tania, setelah semua tercapai aku akan menjadikanmu ratu satu-satunya bagiku" ucap brian dengan nada rendah karena birahinya tersulut akibat ulah yang di lakukan tania.

Brian pun mencium bibir sexy tania penuh hasrat, hingga mereka melakukan hal intim di atas ranjang. Satu jam berlalu dan mereka mengakhiri kegiatan panas mereka karena sebentar lagi adalah waktu janjian brian dengan greiz.

Di tempat lain di kediaman hilton.

"aku sebenarnya sangat malas sekali bertemu bajingan itu, tapi aku juga harus datang karena dari sini lah malapetaka itu di mulai. Kita lihat apa yang bisa grecia hilton lakukan untuk bajingan brengsek itu"

Dia mulai bersiap memilih gaun yang menurutnya sexy menggoda tapi tetap anggun dan menawan. Gaun hitam berpayet lengan panjang dengan panjang di atas lutut dan lebih panjang di bagian belakang memperlihatkan kakinya yang jenjang sempurna. Dia mulai merias wajahnya dengan riasan tipis karena dia sudah memiliki kulit putih jadi tak perlu riasan tebal. Membiarkan rambut hitam panjangnya tergerai dengan indah. Ia pun keluar rumah setelah di rasa penampilannya sudah cukup memukau.

Di sebuah ruangan di restoran mewah pusat kota. Tampak seorang lelaki duduk dengan gagah dan tersenyum, di sekitarnya terdapat lilin yang membentuk lambang hati. Satu kata untuk menggambarkannya 'ROMANTIS' . Mungkin bagi grecia yang dulu akan sangat terharu. Tapi bagi grecia yang sekarang hanya rasa jijik yang ada. Grecia mematung, menghela nafas karena ia sudah tau ini akan terjadi. Persis seperti yang dulu, ia mulai melangkah masuk. Mata brian tak berkedip menatap sosok wanita bak bidadari yang masuk ke ruangan itu. Dia terpesona akan kecantikan grecia, dia tak menduga jika grecia bisa secantik dan semenawan ini. Karena biasanya grecia yang ia kenal selalu berpenampilan sederhana dan tertutup. Di balik penampilan grecia dulu memang ada campur tangan sang sahabat yaitu tania. Tania menyuruhnya berpenampilan jelek, katanya agar tidak mengundang bahaya karena kecantikannya. Padahal tania sendirilah yang menjadi bahayanya. Grecia pun tersenyum miris mengingat kehidupan lalunya selama ini.

Brian sadar akan lamunannya setelah grecia duduk di hadapannya, "kau sudah datang greiz, kau… kau cantik sekali hari ini, sungguh"

Dan yang di tatap hanya mendecih jijik dalam hatinya. "apakah ada yang ingin kau bicarakan denganku, brian ?"

Brian pun pindah tempat, berlutut di depan grecia yang sedang duduk, tersenyum bahagia dan memegang tangan gracia yang lembut.

"gracia hilton, maukah kau menikah denganku ?" ucapnya dengan lantang dan percaya diri

Yang di lamar malah diam membisu menatap jengah, menarik tangannya dan berkata "sebelum aku menjawab, aku juga ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu. Brian, aku mau kita putus dan lupakan soal menikah denganku. Aku sudah mengatakannya, aku pergi"

Grecia berdiri meninggalkan brian yang masih mematung di tempatnya, mencerna semua yang grecia katakan 'tunggu apa wanita sialan ini menolakku, ini tidak sesuai rencanaku!'

Brian bangun dan mencekal tangan grecia yang ada di ambang pintu keluar "tunggu greiz, kenapa kau menolakku? Bukankah kau sangat mencintaiku?"

" lepaskan, apa itu penting? Jika ya, akan ku katakan padamu. Aku sama sekali tidak mencintaimu kau dengar itu, aku sudah memiliki pria lain yang aku cintai. Jadi, kau ku campakkan!" ucap grecia dengan tenang dan senyum menghina di wajahnya. Grecia tau jika brian adalah lelaki dengan harga diri yang tinggi. Ia sengaja berbicara begitu untuk menginjak harga diri lelaki menjijikan tak tahu malu di depannya.

"aku tak percaya, kau sangat mencintaiku dan selalu ingin menikah denganku"

'oh astaga aku baru tau sekarang pria ini sangat merepotkan dan tidak tahu malu sama sekali'. Grecia melihat kiri kanannya mecoba mencari cara lepas dari benalu ini.

Seorang lelaki tampan dengan jas formal melewati depan grecia tanpa menunggu lama, grecia menghempaskan tangan yang mencekal lengannya dengan keras dan bergelayut manja di lengan pria asing itu.

"sayang… kau datang kemari, aku sangat merindukanmu" masih dengan bergelayut pada pria asing itu, yang di peluk terpaksa berhenti dan diam menatap wanita mungil yang menempel padanya. Sadar sedang di tatap dari segala arah grecia mencoba berakting kembali.

"brian, dia adalah calon suamiku jadi berhenti menggangguku… sayang apa kita jadi makan malam, ayo kita pergi dari sini" setelah mengucapkan kalimatnya grecia segera menarik pria asing itu menjauh agar tidak membuat brian curiga. Setelah agak menjauh, grecia ingin melepaskan pelukannya tapi tidak bisa. Pasalnya pinggangnya langsingnya di peluk erat pria asing tersebut.

"siapa kau?" suara bariton pria itu menggema d koridor yang sepi, membuat grecia terpana dan terkejut di saat bersamaan.