Syallief meremas rambutnya, ia sudah sangat frustasi menghadapi Kakaknya ini. Mau bersikap keras juga gak tega, coba dijelasin baik-baik gak mempan. Terus ia harus apa? Gak mungkin ia menceritakan kepada orang tuanya, jelas saja mereka tidak akan percaya. Ia saja masih sulit percaya, jika Kakaknya sendiri bisa cinta hanya karena ia bersikap baik.
"Udahlah Ka, Syal capek. Syal mau tidur, Kakak juga tidur aja. Jangan ribut terus! Udah malem juga," suruh Syallief. Ia memang sangat lelah dengan sikap Kakaknya, yang ada jika ia terus meladeni Kakaknya, ia tidak akan bisa tidur.
"Kakak bakalan tidur, kalo kamu janji sama Kakak besok kamu putusin pacar kamu."
"Syal cinta sama dia, Syal juga gak ada niatan buat mutusin dia. Malah Syal berharap supaya dia bisa jadi jodohnya Syal."
"Itu gak akan pernah terjadi Syal," teriak Syila.
"Kamu itu milik Kakak, ngerti gak sih?" lanjutnya.
