"Maafin gue ya, sumpah! Gue gak berniat buat modus atau apa sama lo. Gue tadi beneran ketakutan, ngeri banget lihat Anjingnya." Syallief tersenyum. Tanpa Zita menjelaskan pun ia sudah tau bahwa Zita memang merasa takut, tidak ada unsur pura-pura apalagi hanya modus semata.
"Iya, gue tau kok. Lagian siapa juga yang ngira lo cuman modus? Gue juga ngerasain ketakutan lo, soalnya tadi lo meluk leher gue kenceng banget," ucap Syallief sambil terkekeh.
"Habisnya nakutin banget sih, tapi gue beruntung soalnya lo yang gue lihat tadi. Coba kalo orang lain yang ada diposisi lo? Apalagi orang itu gak bener, gak kebayang deh gue."
Syallief tidak menjawab, ia hanya terkekeh pelan. Bersyukur juga sih, ia yang ditakdirkan untuk menolong Zita. Tapi kalo dipikir-pikir konyol juga ya? Berkat Anjing ia bisa melihat tingkah konyol, serta pelukan dari Zita.
"Mau gue bikinin minum? Itung-itung sebagai tanda terima kasih gue," tanya Zita.
"Boleh," jawab Syallief sambil tersenyum.