Chandra mengusap kasar rambutnya frustrasi, ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
"Sayang tenang ya, kita coba cari ke ruang sakit lain siapa tahu ada."
Almira mengusap pelan bahu suaminya menenangkan, meski dalam lubuk hatinya ia juga merasakan keresahan dan ketakutan akan kondisi Reynar.
"Aku akan coba telepon beberapa rumah sakit, semoga saja cepat dapat."
Chandra mulai mencari nomor kontak beberapa orang yang dikenalnya di rumah sakit lain untuk mencari stok golongan darah anaknya, namun ketika handphone itu telah di dekatkan ke telinga dan suara nada dering mulai terdengar. Dokter itu keluar dari ruang UGD.
Ada raut tak terbaca yang tercetak jelas membuat mereka semua dilanda ketakutan akan berita buruk.
"Maaf"
Satu kata itu kini terdengar menakutkan bagi mereka.
"Tapi kami tidak bisa menyelamatkannya."
Satu kalimat yang membuat mereka hancur seketika.