Mata Linda terbelalak ketika sampai di ujung lorong. Ada beberapa kehidupan kecil di sana. Berdiri rumah-rumah kumuh beserta jalan yang tidak memungkinkan. Banyak tergenang air jika turun hujan, menjadikannya becek agar berlumpur. Ubtung saja, tidak hujan beberapa hari lalu, hanya ada sedikit air kotor menggenangi selokan di sekitar rumah-rumah.
Linda baru pertama kali melihat tempat seperti ini, sungguh mengenaskan. Di depan setiap rumah, terdapat banyak barang bekas seperti botol dan kaleng. Di tempat ini, mungkin kebanyakan pemulung yang mengumpulkan barang untuk dijual. Setelah melangkah cukup jauh, ternyata ada orang yang lebih menyedihkan daripada dirinya.
Saking memikirkan keadaan di tempat kumuh itu, ia sampai terlena dengan tujuan awalnya. Hingga tidak menyadari, Mimi berjarak dekat di depan Linda.
Suara kaleng jatuh kembali menyadarkan pikiran Linda. Ia segera sadar kalau Mimi tak jauh di depannya.