Bu Niki semakin mendekatkan posisi duduknya dengan Pak Ferdy. Ia merangkul badan suaminya dengan tangan kiri, seraya menyandarkan kepala ke bahu Pak Ferdy. Sedangkan tangan kanannya, mengelus-elus paha Pak Ferdy untuk menenangkannya. Ia juga berusaha tetap romantis, agar suaminya tidak jatuh ke pelukan wanita lain. "Sabar Mas, namanya juga anak muda. Biasalah, jiwa muda nya nggak bisa di kontrol," lirih Bu Niki.
Seketika, Pak Ferdy melepaskan pelukan Bu Niki. Ia juga berdiri tegap menghadap istrinya yang masih duduk di sofa. "Tuh kan! Kamu selalu aja bela Raka, anakmu itu! Kamu terlalu manjain dia! Seharusnya, dia tahu bagaimana etika bersikap sama orang tuanya. Bukan malah berani ngebantah!" teriaknya sampai bergema seisi rumah. Setelah mengatakannya, Pak Ferdy pergi begitu saja meninggalkan Bu Niki yang terdiam di tempatnya.
"Mas!" panggil Bu Niki mulai berdiri dan mengikuti langkah Pak Ferdy di belakangnya.