Setelah mendapat izin, dari kedua orangtua Hazelica. Langsung saja, Alferd membawa Hazelica menuju tempat di mana motornya terparkir.
Namun, sebelum menaiki motor. Alferd tiba-tiba menangis, dan memeluk tubuh Hazelica erat.
"Lica," lirih Alferd, seraya memeluk Hazelica erat.
"K-kenapa Al?" tanya Hazelica kebingungan, tangannya bergerak mengelus punggung Alferd. Agar terasa lebih tenang.
"Mamah sama papah gue cerai," ucap Alferd dengan lirihannya, air matanya pun mulai jatuh, membasahi kedua pipinya.
Hazelica kaget bukan main, berarti selama ini Alferd anak broken home?
Jantungnya berpacu lebih cepat, selalu begitu. Jika ia sedang kaget, kecapekan, atau menangis terlalu lama. Pasti jantungnya akan berdetak lebih cepat, dan tak karuan.
"Aw," ringis Hazelica, memegangi dada sebelah kirinya yang terasa sakit.
"Eh? Kenapa Lic? Dada lo sakit? Kita pulang aja ya?" tanya Alferd bertubi-tubi, baru kali ini ia memperlihatkan kekhawatirannya kepada seorang gadis.