Tiba-tiba Auriga tersenyum sambil memegang lengan Agha. Agha yang merasa ada yang aneh langsung tersadar dengan niat kembarannya itu.
"Gitu cara," jawab Auriga sambil tersenyum cengengesan setelah berhasil ngebanting kembarannya itu. Tenang masih di atas matras kok, gak di lantai. Masih empuk.
"AKU NYA YA JANGAN DIBANTING JUGA DONG IGAAAA!!!!"
"Sorry-sorry, kan biar sekalian nyontohin." Auriga menjawabnya dengan santai, padahal dia baru saja bikin Agha hampir serangan jantung.
Auriga mengulurkan tangannya, berniat membantu Agha buat berdiri. Tapi bukannya berdiri, Agha malah menarik Auriga biar sama-sama berbaring di matras, menatap langit-langit ruangan.
Napas mereka memburu, sama-sama mengatur napas mereka sambil tersenyum senang.
Tak lama Haksa dan Daffa datang ke tempat sanggar bela dirinya Auriga.
"Gue telpon-telponin astaga lo mah sering gitu!" Haksa langsung menepuk pundak Auriga.
"Kenapa?"