Auriga kembali mengangguk sambil tersenyum tipis. Sesekali dia melirik Agha yang tersenyum saat Papa berbicang-bincang dengan Agha. Dia senang semuanya memberikan respon yang positif terhadap Agha, tidak ada penolakan sama sekali. Semua saudaranya sangat senangmalahan ternyata selama ini Auriga punya kembaran.
"Cobain ini dek, Bibi yang bikinin. Bubur ayam buatan Bibi paling the best deh pokoknya." Ivan memberikan semangkok bubur ayam. Hari ini sarapannya sengaja bubur ayam, Papa yang minta Bibi untuk menyiapkannya.
Agha tersenyum, Ivan membantu Agha mengambil sendok. Danan juga menatap Agha penasaran, menunggu respon dari Agha.
"Enak," jawab Agha sambil tersenyum lebar.
"Yes semuanya satu suara kalau bubur ayam Bibi yang paling enak."
"Makan yang banyak," ucap Papa kepada Agha dengan lembut. Papa terus saja meneglus rambut Agha, menatap Agha dengan kasih sayang. Perhatian Papa 100% terkunci kepada Agha hari ini, dan mungkin untuk hari-hari berikutnya.