Sikap dingin Fatih pada Fani, mau tidak mau harus diterima dengan ikhlas. Akan tetapi bukanlah Fani namanya jika dia tidak penasaran serta mencari cara supaya obsesinya mendekati visi.
"Seminggu sampai dua minggu aku bisa sabar, tapi ini sudah menginjak minggu ke 8 Fatih tak kunjung mau menyentuhku. Aku harus bikin perhitungan dengan Aisyah!"
Fani bicara sendiri di depan cermin meja riasnya serta langsung bergegas menuju rumah Aisyah.
"Aku tak boleh menunda waktu lagi, Aisyah harus segera kudatangi!" tegas Fani bicara pada bayangannya sendiri di depan cermin.
Saat Fatih tengah kuliah Fani bergegas pergi ke rumah orang tuanya Aisyah. Tanpa bantuan supir atau siapapun Fani membawa mobilnya sendiri dengan kecepatan sedang.
"Baim, apa Kak Aisyah ada di rumah?" tanya Fani pada Baim yang sedang main gitar sama temannya di teras rumah.
"Sebentar ya Kak!" jawab Baim.