"Fadlan sini Papa yang pegang, Mama mandi dulu ya!"
Joko menawarkan bantuan pada Dea untuk mengambil alih tugas Dea menggendong Fadlan sambil memegang dot.
"Ya sudah, Mama mandi dulu," jawab Dea.
Sambil menggendong sambil menatap setiap inci dari wajahnya Fadlan darah dagingnya bersama Marina.
"Wajah Mamamu sangat melekat erat di wajahmu Nak!" Joko bicara sendiri sambil mengayun-ayunkan badan Fadlan.
Tanpa Joko sadari Dea memperhatikannya di balik pintu kamar mandi, Dea mengintipnya dengan membuka sedikit pintu.
"Jasadnya yang sudah meninggal, tapi cintanya menjelma sebagai Fani dan Fadlan. Tapi takdir mampu menyatukan kami kembali tanpa harus membagi waktu dengan Marina," Dea bergumam dalam batinnya sembari mengguyurkan badan dengan air setelah mengintip apa yang dilakukan oleh Joko suaminya.