Dalam gelapnya malam yang sangat mencengkam tiga hari setelah kembalinya Mbak Azizah ke pesantren Kang Hasan menjadi sering murung, gelisah, kadang dia merasa rindu tetapi tidak bisa terlampiaskan.
Malam itu Kang Hasan sedang bersam kang Haris, sedang kang Haris melihat ada banya perubahan pada kang Hasan, maka dia sebagai temannya sangat peduli tentang hal itu.
"Kang ada apalagi kamu, dikit-dikit terlihat murung sering menyendiri, mana jiwa santrimu yang dulu, apa gara-gara kamu sudah tidak lagi menjadi ketua Asrama sekarang kamu menjadi seperti ini," terang Kang Haris.
"Kang Haris soal ketua jabatan, bagi saya penting tidak menjadi orang penting, tetapi yang penting lagi menjadi orang baik, tidak ada apa-apa kok Kang," terang Kang Hasan sambil duduk-duduk di depan kamarnya sambil melihat kearah pondok putri.
Dibayangannya dia memikirkan seseorang yang membuat hatinya gelisah yaitu Mbak Azizah.