Di suatu tempat yang di kelilingi tumbuhan bambu bercarang air yang mengalir tidak begitu deras, terlihat di tepian sungai tebing yang tinggi sekitar 5 meter, di situ juga ada lembengan batu besar yang berwarna hitam klemis.
Kang Anas dan Hasan berada disitu, dia duduk disamping kang Anas yang sedang tidur, lama dia menunggu dia terbangun, maka saat dia terbangun maka dia menjadi kaget dan tidak menyangka dia melihat di dekatnya telah duduk seorang santri yang terlihat tampan senyumannya membuat klepek-klepek wanita, wajahnya memberikan kesan santun.
"Kang sudah bangun," kata Hasan sambil memegang bahunya.
"Siapa kamu? mengapa kamu ada disini? pergi sana! pasti kamu sama dengan mereka yang membuat saya seperti ini," kata Haris sambil memegang luka memar di wajahnya.