Chereads / Reaksi kimia di Gedung Jingga / Chapter 2 - Pagi di Gedung Jingga.

Chapter 2 - Pagi di Gedung Jingga.

Matahari bahkan belum memamerkan sinarnya yang kelewat silau saat upacara apel pagi, dan azan subuh bahkan masih belum berkumandang dan sebagai gantinya masjidnya masih ngaji. Mungkin akan azan sekitar sepuluh menit lagi.

Namun yang membuat Keira selalu penasaran adalah, kenapa?

"Raaa, banguuuun, Raaa"

bisik Risha sambil menarik-narik selimut Keira karena Keira tak kunjung bangun.

"lima menit lagii shaaa...," Keira tak habis pikir, bagaimana bisa dia sanggup menjalani kehidupan macam ini? diharuskan bangun terlalu pagi bahkan mendahului ayam berkokok.

Tapi sebenarnya Risha juga bingung sekaligus kesal.

Kenapa Keira ini susah sekali untuk dibangunkan? tetapi jika Risha duluan sebenarnya takut juga, karena mengingat ini masih subuh dan kebanyakan siswa asrama masih belum bangun, jadilah dia meminta Keira untuk bangun dan mandi di tempat dan waktu yang sama.

Keira mengintip di bawah kasurnya. Kasur asrama mereka bertingkat 2, Risha dibawah dan Keira diatas. jadi Keira dapat melihat apa yang terjadi dibawah dengan mudah.

Dibawah sana, dari penglihatan Keira, Risha sedang berdiri sambil memegang ember yang isinya peralatan mandi dan rinzo? entah, Keira lupa mereknya apa, tapi yang jelas penampilan Risha memang sangat cocok dengan seseorang yang kebelet mandi.

"Masih bengong aja! cepetan turun! nanti telat"

kata Risha dengan ngegas tapi volume kurang karena takut membangunkan teman sekamar yang lain. Saat itu, Keira berpikir dalam hati, 'telat? ini bahkan belum jam limaa!!!!'

tapi yang keluar dari mulut Keira saat itu adalah,

"hmmm"

Jujur dia masih ngantuk, tapi melihat penampilan Risha sebenarnya membuatnya sedikit, umm, termotivasi? jadi tanpa bengong kelamaan, Keira pun mengambil handuk dan peralatan mandinya.

Keira sebenarnya sempat mendengar Risha mengucapkan sesuatu, tapi karena terlalu ngantuk dan ingin cepat selesai jadi Keira hanya mengatakan "hmmm" lalu pergi.

Mungkin karena Keira menggunakan baju lengan pendek, tetapi angin pagi ini benar-benar dingin. Bahkan sanggup membuat matanya melek. Karena penasaran, Keira melihat ke Risha tapi Risha sebenarnya tidak ada di depan ataupun disampingnya. saat Keira menengok kebelakang pun tak ada, jujur sedikit membuat Keira agak panik karena dia baru bangun.

Karena iseng, keira kembali menuju asramanya dan ternyata Risha masih belum keluar dari kamar sejak tadi. Dasarr

Keira menatap melotot lengkap dengan dahi berkerut ke arah Risha, namun sepertinya Risa tidak menanggapi. Bahkan Risha sepertinya tengah asik membelakangi Keira sambil mencari beberapa barang dari lemarinya.

"Shaa... katanya tadi udah mau telaaat...."

tanya Keira dengan nada khas orang habis bangun tidur.

"iyaa Raa, aku nyari sisirku dulu yaa sama sikat gigiku perasaan kemarin aku beli yang baru dehh..."

Risha menjawab bahkan tanpa melihat kebelakang, padahal Keira sudah siap menyambut dengan muka masamnya.

' sabar Ra, sabarr, manusia hibria didepan kita ini memang menjengkelkan, tapi sabar itu dapet pahala.'

ucap Keira dalam hati sedang menghipnotis diri. Dia ingin protes, tapi energinya belum terisi jadi dia sabar aja.

Mungkin ini sekitar lima menit kemudian, Keira duduk bersandar didinding dengan memeluk lutut, siap ke alam mimpi. Tapi lagi-lagi teman hibria yang satu ini kembali menghancurkan impian Keira berkeping-keping.

"Duh Raa, kamu itu tidur muluu, ayokk, nanti kita telat."

Kata Risha lagi, sungguh Keira ingin berkata kasar tapi dia tidak berbakat jadi hanya istigfar terus ngegas dalam hati.

'SEBENERNYA YANG BIKIN TELAT ITU SIAPA?????!!!!'

—Dan begitulah mereka berdua biasanya mengawali hari mereka di asrama sekolah mereka.

***

"Ra, kamu bisa bantuin aku nggak?"

tanya Risha sambil memakai mukenah merah muda dan membawa kitab suci Al-Qur'an.

"Bantuin apa?"

Kalau sudah berpenampilan begini harusnya sudah jelas maunya apa, tapi Keira males memperhatikan detail kecil, jadi nanya dulu biar jelas. Takutnya salah paham.

"Bantu periksain bacaanku, udah bener belum?"

setelah mendapat persetujuan dari Keira, Risha yang tadinya sedang duduk bersila disamping Keira kini berpindah tempat dan duduk tepat dihadapan Keira yang mana posisi Keira saat itu juga bersila.

Sekarang mereka sedang di musholla asrama. Di asrama, biasanya mengadakan kegiatan setor hafalan Qur'an setelah subuh bagi yang muslim, jadilah Keira dan Risha masih disini.

Mungkin mereka yang terlalu cepat atau pengurus asrama mereka saja yang sedikit terlambat, tapi ketika pengurus asrama yang biasanya menjadi tempat setor hafalan baru saja datang, maka Risha biasanya akan jadi yang pertama menyetorkan hafalannya. Sama seperti hari ini.

"Kak, saya mau nyetor"

kata Risha yang sudah duduk tepat dihadapan kakak pengurus, padahal Keira baru saja mengedipkan mata. Dan didetik berikutnya dibelakang Risha sudah berjejer orang-orang rajin lainnya. sekitar tiga atau empat orang yang siap menyetorkan hafalan.

'Tapi ya sudahlah, lagian ini Risha'. batin Keira

Mungkin karena memperhatikan Keira yang memegang Qur-an tapi hanya melihat saja, atau mungkin karena Keira duduk tepat disampingnya. Tapi Kak Tania, sang pengurus asrama juga, memanggil Keira.

"Kei, kamu nggak mau nyetor?"

"mau kak"

Kebetulan Keira sudah hafal sebenernya, tapi karena letak kakak yang dipilih Risha terlampau jauh, mungkin sekitar dua sampai tiga meter jadi Keira agak males geraknya.

"Sekarang udah sampe mana, Kei?"

" al-Baqarah juz 2 halaman 3, kak."

Karena kebiasaan menyebutkan nomor ya gini, Keira hanya menghapal nomor halaman sama juz nya tetapi tidak tau ayat berapa jadi kak Tania agak bingung.

"ayatnya yang mana ya?"

karena Keira gak tau ayatnya yang mana, jadi dia langsung membukanya saja dan menunjuk baris paling awal.

"Yang ini kak."

"ooh, oke baca aja."

Setelah Keira menyelesaikan satu halaman, Keira pun kembali kekamarnya, dan dilihatnya beberapa teman sekamarnya belum bangun. Jadi karena Keira teman yang baik dan perhatian, ya dibangunin.

"gan, bangun gan, udah mau masuk kelas."

Dan teman yang dibangunkannya itupun bangun dengan wajah yang agak berantakan.

"Kei, ini udah jam berapa??" ucapnya dengan nada khan bangun tidur.

"udah jam tujuh!"

"hah?? serius???" seketika temannya itu melek, Keira ingin tertawa ngakak melihatnya tetapi Keira sebenarnya termasuk aktor nyasar jadi dia menatap temannya dengan meyakinkan.

Ditambah Keira juga sudah memakai seragam sekolah, jadi aktingnya tambah meyakinkan. Jadi teman Keira langsung berdiri dengan sedikit oleng dan langsung menuju wc.

Sebenarnya, ini masih HAMPIR jam 6 pagi dan sekolah dimulai jam 7.30 jadi harusnya tidak apa-apa kan?

Dan karena Keira punya hal yang ingin dikerjakan pagi ini, jadi dia dan Risha bersama-sama berangkat. Tapi sejak tadi, Keira tidak melihat Risha dikamar dan menurut dugaan Keira, Risha seharusnya sedang memberi makan anaknya.

kaktus.

"udah selesai?" tanya Keira yang saat ini berdiri disamping Risha, karena lorong asrama mereka tidak terlalu luas, dan lorong ini juga seperti balkon, jadi biasanya siswi rajin macam Risha bakal merawat tanaman pot disini.

"udah, eh btw liat deh Ra, ini makin unyu kan?"

Keira hanya mengangguk saja. meski tidak mengerti tanaman, tapi kaktus ini sepertinya cukup mudah untuk dirawat kalau pemiliknya rajin. Mungkin cukup dua hari sekali? entah, Keira tidak ingat.

"Shaa, ayok turun."

"Bentar lagi aja, Ra. Lagian ini baru jam berapa coba? DH (Dinning Hall/rumah makan) aja belum buka."

Keira sebenarnya bukan tipe orang yang rajin, tapi dia benar-benar penasaran sama lanjutan episode kemarin. Tapi kalau dia turun sendiri nanti agak gimana gitu. Dan bukan Keira kalau nggak tau titik lemah Risha tuh apa.

"kakahalaman hari ini kayaknya seru deh." dan ternyata itu berhasil karena Risha segera konek dengan sel otaknya yang setengah aktif.

"ohh, iyaa. hari ini komik 'aku adalah adik penjahat' ada pembaharuan. Ayoklahh cepett!"

kata Risha yang siap menuju pintu keluar tapi berhenti karena interupsi oleh Keira.

"apasih Raa, katanya disuruh berangkat sekarang??"

"tasmu mana?" tanya Keira dengan datar jadi lebih mirip pernyataan.

"eh, oh iya... hehe"

'tuh kan, sel otaknya masih setengah aktif.' batin Keira.

Dan dengan begitu, mereka pun pergi ke kelas yang ada dilantai satu. Btw asrama cewek ada dilantai empat, jadi sekalian olahraga dan ngos-ngosan.

sekian.