Chereads / Reaksi kimia di Gedung Jingga / Chapter 3 - Sarapan

Chapter 3 - Sarapan

Pagi ini Keira melakukan rutinitasnya seperti biasa. Rutinitas dimana dia menonton anime favoritnya sedangkan Risha masih sibuk membaca komik dari aplikasi Kakahalaman tersebut.

Karena Keira duduk tepat dibelakang Risha, Keira dapat mendengarkan suara bisikan Risha yang sedang mengabsen penghuni kebun binatang dengan raut wajah kesalnya.

Apa yang didengar Keira kira-kira seperti ini.

"Wahhh, kuda nil sekali si permaisuri ini.

Bagaimana bisa pangeran macem monyet ini sama tokoh utama? gak bisa gini...,

kamu tuh kalau udah dijahatin pergi ajah! sok sabar amat macem Koala."

Semua ocehan ini membuat Keira agak tidak fokus menonton animenya, bahkan sampai sedikit memikirkan sindiran berkelas ala Risha. Terutama saat dia mengatakan 'sabar amat macem koala' Keira makin heran.

Bukannya Koala itu makhluk paling bodoh ya? kenapa dibilangin sabar?

Apa sabar dan bodoh itu beda tipis?

kayaknya dunia ini punya banyak konspirasi.

HMMM,

Keira ingin memikirkan lebih lanjut tetapi animenya saat ini menampilkan pertarungan epik antara korban dan penculik. Kenapa harus mikirin Risha? jadi tanpa pikir panjang, Keira terus menonton. Sesekali baca kolom komentar, tapi matanya agak melotot pas ada yang bilang kalau Kanaki nanti mau nikah sama si kelinci.

"Loh, kalian belum sarapan?"

Suara Aria terdengar, yang mana suara itu tidak terdengar keras tapi tidak juga terlalu pelan.

"Emang DH(Dinning Hall/tempat makan) udah buka?" tanya Risha dan Keira bersamaan.

"yah, gak tau juga sih. Tapi sekarang udah setengah 7. Kalian mau ikut turun gak?"

"Ooh, kamu duluan aja. Aku masih mau baca beberapa bab lagi." balas Risha yang masih menatap layar Chrombuk nya.

"Aku ikut." ini sudah pasti Keira yang jawab. Lagian dikelas ini hanya ada Risha sama Keira tadi.

"Yaudah, ayok."

"Okke, Shaa aku duluan yah. Bai bai" kata Keira sambil melambaikan tangan pada Risha sedangkan Risha masih menatap layar tapi ikut melambaikan tangan.

Mungkin karena memang tidak fokus atau bagaimana, tapi Risha masih melambaikan tangannya bahkan saat Keira sudah pergi.

Setelah kurang dari tiga menit berlalu, ketua kelas, Fatimah menatap heran pada Risha yang melampaikan tangan padanya tapi tatapannya masih di Chrombuk(agak satu spesies sama laptop).

Fatimah bukan orang yang ge'er, jadi dia melihat kebelakangnya dulu untuk memastikan siapa yang dilambai oleh Risha tapi hasilnya nihil karena dia adalah satu-satunya disana.

"Kamu ngapain Ris?"

Risha yang tiba-tiba mendengarkan suara Fatimah langsung memegang dadanya karena terkejut tapi tangan kanannya masih diposisi yang sama.

"Lah, Imah sejak kapan disini?"

"Barusan aja. Lagian kamu ngapain melambaikan tangan kayak gitu? Melambail sama pintu nih ceritanya?"

Jika yang ditegur saat itu mungkin saja akan merasa malu dan membenarkan posisi tangannya. Tapi sayangnya ini adalah Risha.

Risha melihat tangan kanannya dan kemudian tertawa lepas lalu menjelaskan yang sebenarnya terjadi pada ketua kelasnya itu.

"Oalahh, lain kali jangan terlalu serius bacanya." Kata Fatimah, tapi sebagai ketua kelas yang baik sekaligus teman sekamar Risha, Fatimah pun melanjutkan.

"Masih mending aku yang bukain pintu. kalau ibu CS (cleaning service)? atau mungkin guru? mungkin kamu udah dibilangin orang stress Ris."

Kata Fatimah lalu menertawakan Risha sementara Risha ikut tertawa juga.

°°°°

"Aria, tau gak sih—"

"Mana aku tau, kan kamu belum ngomong"

"Iya maap, ini aku baru mau ngomong"

"Hmm, Yaudah kenapa?"

"Kanaki bakal nikaaah, hiks"

"yahh, terus?"

Sejak meninggalkan kelas, Keira dan Aria kerap mengobrol tentang anime, meski Aria kebanyakan menjawab dengan wajah dan nada yang datar tapi agak santai sementara Keira menceritakan dengan antusias.

"Kanaki itu husbuku, jadi kalau dia nikah aku bakal sedih"

"Lahh, Hemm, iya juga sih" kata Aria dengan nada datar tapi jari telunjuknga berada di dagu. nampak sedikit berpikir.

"Tapi itu kan pilihan dia, mau nikah sama siapa itu juga suka-suka dia kan? ya udah relain aja, sekalian doa biar nanti habis pernikahannya si Kanaki gak mati."

"Emm, oke. eh? lah? Emang setelah mereka nikah bakal ada pertarungan lagi???"

Keira yang awalnya menjawab dengan lesu kini bersemangat dan melihat ke arah Aria dengan heran bin kaget.

"Duh spoiler,.." kata Aria pelan tapi masih didengar sama Keira.

"Wahh, beneran bakal ada pertarungan lagi?? Kamu baca manganya kan? kasih tau lanjutannya pliss"

Sebenarnya Aria tidak masalah untuk memberikan spoiler, tapi jika itu menyangkut Keira maka itu bisa jadi bahaya.

Bahaya pertama adalah Keira akan terus nanyain alur plot sedetail mungkin. Sedangkan yang ke dua adalah, Keira tidak akan menonton animenya lagi karena merasa sudah tau alurnya. Dan alasan ke tiga adalah Aria memang agak malas untuk berbicara apalagi hal kompleks macem ini.

Beruntung bagi Aria, kini mereka telah sampai di DH dan fokus Keira nampaknya sedang teralihkan. Terlihat juga beberapa kakak kelas duduk sambil menikmati sarapannya. Tapi masuk ke DH sebenarnya bukan alasan Keira untuk berhenti menanyai Aria.

Itu karena di menu sarapan hari ini ada SPAGETI!!

Keira dan Aria segera mengantri untuk mengambil piring dan sendok, lalu dilanjutkan dengan spageti. setelah mengambil spageti, Keira segera melanjutkan dengan mengambil segelas air sedangkan Aria masih mengambil roti.

Saat di meja makan, Keira melihat teman kelasnya, Syifa sudah duduk disana sambil makan Spageti dengan elegan.

Melihat Keira dan Aria yang muncul, Syifa tidak sungkan-sungkan mengajak mereka makan bersama. Lagipula meja kantin memang di desain untuk bisa di tempati lebih dari enam orang. Dan Syifa memang anak yang suka bergaul makanya jarang punya malu.

"Wih, Syifa datangnya cepet juga." kata Aria santai sedangkan Keira hanya tersenyum sopan dan ikut duduk sambil membisikkan terima kasih tetapi masih didengar Syifa.

"Haha iya dong Aria, sama-sama Keira."

Mereka duduk berhadap-hadapan, tak lama muncul juga siswi yang lain dan kemudian terjadilah reaksi komunikasi antar manusia.

Saat ditanya, Keira hanya senyum diam-diam atau menjawab tetapi tidak panjang. Aria yang melihatnya sepertinya sudah terbiasa dengan Keira yang sulit akrab dengan orang lain tetapi masih berusaha bersikap sopan.

Saat kebanyakan dari mereka saling mengobrol, Keira masih asik sendiri dengan spagetinya dan minum perlahan sambil menunggu Aria selesai makan roti.

"Kamu duluan aja."

kata Aria tidak terlalu keras, tapi Keira menggelengkan kepalanya yang berarti tidak.

"Tungguin kamu"

"Hmm, oke"

Setelah sarapan dan meninggalkan DH, Keira kembali bertanya tentang spoiler anime Tokyo Ghost tapi Aria ngeyel gak mau kasih tau bahkan pas mereka sampai di kelas.

"Cepet banget sih kalian balik, sarapannya apa emangnya?"

Kata Risha yang dengan posisi yang hampir sama sejak mereka mau sarapan. Duduk sambil baca Kakahalaman.

"Hubungannya menu sarapan sama cepet balik tuh apasih Ris?"

Tanya Keira pada Risha yang menurutnya kurang jelas. Tapi kayaknya diabaikan sama Risha.

Risha sebenarnya pengen balas, tapi dia juga bingung mau jawab apa. Untungnya si Aria bisa membaca suasana. Mungkin.

"Menunya spageti sama roti." jawab Aria spontan.

"Ooh, okeh. Imah mau bareng gak?"

"Oh, boleh-boleh. kuy aja sih kalau aku"

Melihat pertanyaannya diabaikan, Keira sebenarnya biasa saja bahkan si Risha sudah bilang 'bai bai' ke dia sama Aria. Tapi,...

"Kasihan, pertanyaannya gak digubris"

"Ya terus kenapa."

"Ga papa."

Sayangnya Aria mungkin lupa atau pura-pura ingat kalau Keira mulai mengikuti kebiasaan dan gaya bicaranya. Jadi mulai susah buat digangguin.