"ehh ehh...sini deh" dita menarik tangan gue.
"Pagi ditaa" gue coba menyapa dita yang langsung menarik tangan gue.
"Gea lihat nih, ini cowok yang gue ceritain kemarin" dita menunjukkan foto seorang laki-laki yang tampak ganteng.
"Ia ia dia ganteng, truss gimana?" Gue gak tertarik dengan yang nama nya cowok dan coba berjalan ke arah roti yang sudah waktu nya di chek.
"Gea lu harus lihat dia..lu bakalan jatuh cinta. Ahhhh ganteng ku " mulut dita tampak monyong ke arah foto laki-laki itu.
"Ihhh gue lapor ke Rio mampus lu"
"Sssstttt ini rahasia yak" dita mencoba menutup mulut gue.
"Stop ..banyak rahasia yang udah gue jaga. Untuk kali ini gue gak bisa lagi" gue pura-pura sibuk agar dita tak ngoceh.
"Gea plisss...jagan ya"
"Ok..gue diam tuhhh tuhh ada pelanggan datang" gue menunjuk ke arah kasir tempat dita selalu berdiri melayani tamu, lalu gue lari ke arah dapur.
Hari ini gue harus kerja ekstra karna besok roti dan cake dari toko kami akan di pesan banyak dalam acara peresmian restoran.
" Gea lu udah check semua cake yang bakalan di antar besok??"
"Udah udah...gue udah tanya sama chef pestry soal cake juga roti buat besok"
"Ok ok...jadi besok pagi gue cuma perlu masukin ke box trus kita anter deh"
"Ia santai aja...kerjaan gue gak pernah salah" gue mulai sombong.
Ohh dia Jery bagian marketing sweertheat bakery, orang yang selalu gue temenin buat nganter pesanan pelanggan.
Untuk memastikan pelanggan puas kami selalu bersama di temani kurir bernama Tian.
Gue sama dita selalu makan bareng di kantin, kadang Jery juga ada di sana kalau tidak sibuk menawarkan produk kami.
"Dita orang yang pesan cake buat besok udah datang belum?"
"Kata nya sih..dia gak bisa datang jer, tapi pesanan nya udah gue suruh di siapkan bagian Pestry soal nya udah di bayar full"
"Oh gitu yak"
"Ia jadi besok lu tinggal bawa ni orang untuk antar,jangan sampe telat"
"Siapp siap, udah kayak yang punya sweetheart aja lu"
"Hahhahaa" dita tertawa melihat jerry.
"Gea tau gak...hari ini my baby Ganteng ga nongol, gue sedih banget" dita tampak melihat foto laki-laki yang selalu di ocehkan nya.
"Aduh gue masih nyimpen nomor Rio deh kayak nya" gue coba melihat ke kontak di hape gue.
"Ahh lu suka gitu,bgue cuma bercanda aja kok" dita coba mematikan hape gue lalu memasukkan ke dalam kantong celana gue.
"Hahha..dasar lu" gue ketawa lihat reaksi dita yang tampak takut dengan gerakan gue.
"Ohh ia Echa apa kabar ya??"
"Baik dia juga baru tanya soal lu kemarin"
"Wah kayak nya echa kangen ke gue deh, kapan kapan gue ke apartment lu ya"
"Boleh boleh"
Hari itu gue capek banget, gue harus ngecheck semua cake dan roti yang bakalan di antar besok pagi.
Jam 8 gue masih sibuk dengan kerjaan gue.
[ ] ECha
"Hallo kak kok belum pulang sih?"
"Aduh bentar lagi ya cha, kaka masih sibuk ni"
"Ohh yaudah, echa pikir kenapa kenapa"
"Gak kok..bentar lagi kakak pulang kok"
"Ok deh kak ..dahh"
"Dahh chaa"
Suara echa hilang.
Begitulah echa selalu menelepon kalau kalau gue kenapa kenapa.
Jam 9 akhir nya kerjaan gue kelar. Rasa nya capek banget, tapi gue harus bertahan karna harus nyetir mobil ke apartmant gue.
Andai saja gue punya kekuatan super gue bakalan menghilang dan sampe di kamar lalu rebahan.
Haaa...angan-angan ini.
Perjalanan ke apartment gue coba nyari makanan karna udah gak mungkin gue masak lagi, tapi perut udah lapar.
Gue putusin beli makanan di pinggir jalan untuk makan malam.
Gue singgah di satu restoran.
"Pak mie goreng seafood nya dua yah, di bungkus" gue duduk di salah satu kursi yang kosong.
Coba melihat ke dalam restoran melihat beberapa pelanggan yang makan dengan keluarga atau teman mereka.
Gue masih melihat ke dalam, melihat ke satu meja di sana gue lihat perempuan yang nampak menyuapi anak nya dan suaminya tampak tertawa melihat ke arah anak nya yang lucu.
Haaa...bahagia nya mereka. Gue iri banget lihat pemandangan itu.
"Ini pesanan nya, bisa di bayar di kasir ya" bapak itu ngasih dua bungkus mie goreng yang berbau enak.
"Oh ia makasih pak" gue senyum lalu berjalan ke arah kasir.
Gue jalan malas malasan ke arah kasir, rasa nya kaki gue udah letih berdiri seharian.
"Mie goreng seafood dua berapa mas?" Gue nanya ke kasir harga pesanan gue.
"80 ribu " mas itu menjawab.
Gue kasih uang 100 ribuan untuk membayar pesanan.
Berharap cepat selesai.
"Sebetar ya neng, uang kecil nya habis" laki-laki itu tampak berjalan menuju ke arah lain.
Kembali gue melihat sekeliling restoran, melihat keluarga bahagia itu lagi.
Saat melihat kebahagian mereka, gue gak sengaja dengar suara yang gak asing di telinga gue.
Dion apa itu dion ...rasa nya gak mungkin dion kan udah di Australia dengan istri nya selly.
"Neng neng..." suara mas kasir yang lumayan kuat itu mengejutkan gue yang masih menerka nerka.
"Ahh makasih mas" gue ambil uang 20 ribuan kembalian dari pesanan gue.
Sebelum pergi gue coba memastikan kembali apa yang gue dengar tadi.
Dan gue terkejut waktu mata gue dan laki-laki yang suara nya terdengar seperti dion itu bertemu pandang..Benar itu Dion orang yang dulu pernah jadi bahagia gue.
Langkah gue percepat menuju mobil, rasa nya sudah lama tidak melihat tapi kenapa gue malah harus lari.
Apa gue masih belum bisa lupa rasa sakit gue.
"Gea tunggu!!!"
Gue yang membuka pintu mobil terkejut waktu gue dengar suara dion.
"Tunggu gea...kamu apa kabar?" Suara dion masih lembut seperti dulu.
"Kabar baik" gue coba relax walaupun gue pengen cepat-cepat ngebut dan sampe di apartment gue.
"Bagus lah..kamu makin cantik, dulu kamu suka banget rambut panjang kenapa sekarang rambut kamu pendek?"
"Ahhh...gue buru-buru gue duluan yah" gue males banget harus curhat kenapa gue potong rambut panjang gue, dan gue ga mau dia tau kalau alasan gue potong rambut karna dia.
"Tunggu dulu gea" dion menahan pintu mobil gue.
"Aduh..lu apaan sih istri lu bisa salah paham lu ngejar gue sampe sini, sana masuk temenin anak lu sana" gue coba menarik pintu mobil gue, trus gue masuk dan gue ngebut keburu di halangi lagi.
Gue lihat dari spion dion masih berdiri melihat mobil gue yang ngebut.
Gue gak mikir gimana perasaan dion, gue cuma tau mereka bahagia.
Sampe di apartment gue buru buru masuk.
"Echa echaa..kakak bawa makanan nihh"
"Ehhh kaka dah balik?"
"Udah..makan dulu yok"
"Ayokk.." echa bangun dari rebahan nya dan menuju meja makan. Mengambil satu porsi mie goreng yang baru gue beli.
"Mmm enak bangett" echaa tampak menikmati mie goreng itu.
"Cha tau gak, tadi kakak ketemu siapa?"
"Emng siapa kak?"
"Dion"
"What??"
"Ia cha..dia makan di resto tempat kaka beli ini, dia duduk sama istri juga anak nya"
"Wahh...udah punya anak aja ya kak" echa tampak kecewa.
"Hahaha...kakak gak percaya nya dia sampe nyamperin kakak ke mobil. Ngeri banget gak sih" gue curhat apa yang gue rasa tadi di parkiran restoran itu.
"Apa dia lihat kakak?" Echa bertanya heran.
"Ia dia lihat kakak, gara-gara si mas kasir sih itu"
"Truss istrinya gak tau kakak?"
"Mungkin dia gak kenal sama kakak, tapi sudahlah mereka gak salah" gue coba memaafkan masa lalu gue yang suram.
"Udah buruan sikat gigi sana..truss tidur" echa coba mengatur gue yang nampak lelah.
"Ia kakak capek banget" gue jalan ke kamar dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
Malam itu gue coba tersenyum,csakit yang dulu gue rasa udah gak sakit lagi, gue dah bisa lihat dion dan istrinya tanpa rasa sakit.
Ahkirnya gue sambuh dari sakit itu, tapi 3 tahun cukup lama untuk sembuh.
Hari yang melelahkan slamat malam dunia.