Chereads / My Little Elf / Chapter 3 - F A L X ( Fax )

Chapter 3 - F A L X ( Fax )

Aneas POV

pagi itu aku merasa ada sesuatu yang kulupakan. Ah..Liontinku, aku ingat aku melepasnya semalam karena aku membuat liontinku kotor terkena selai strawberry.

"ugh...bagaimana bica aku melupakannya!" aku menepuk jidatku pelan.

"Apa dicini...dicini...dicini..."

aku mencarinya didalam pot , dilaci kecil , dibawah selimut,dibawah tempat tidurku. Tunggu...

"Atau jangan - jangan...dibawah tempat tidur fax? kemarin aku cempat kecanakan? iya..iya..aku kecana cemalam!" bertanya dan menjawab sendiri itu konyol tapi itu memang faktanya.

Author POV

Aneas langsung berlari kekamar Fax , berjongkok lalu memeriksa dibawah tempat tidur, kepalanya sedikit masuk kedalam menyisakan pantat menonjol dan kaki kecilnya diluar . Posenya sekarang terlalu lucu untuk dilihat . Elf kecil itu  mencarinya dengan fokus , hingga..

"pftt" suara tawa kecil dari luar tempat tidur tidak terdengar oleh Aneas.

"Aneas? apa yang kau lakukan?" Suara Fax yang jelas dan sedikit meninggi membuat Aneas terkejut dan..

"aghh!!!...tut" jerit bocah lelaki kecil itu dan dengan spontan ia mengangkat kepalanya hingga terbentur kayu tempat tidur fax.

"Ah..maaf. apa kau baik-baik saja " tanya panik Fax yang langsung mengangkat tubuh kecil Aneas dan mengusap pucuk surainya lembut. Bisa ia rasakan getaran tubuh Elf kecil ini.

"Fax...mengejutkanku..."

ucapnya kecil sambil menahan tangannya yang sedikit bergetar karna takut dan langsung  membenamkan wajahnya ditengkuk leher Fax.

Aneas sensitif dengan beberapa keadaan akibat efek penghapusan ingatan yang  dimasalalu , emosi yang ada dimasalalu masih dapat dirasakan Aneas meski dia tidak mengingat kejadian mengenaskan tersebut. Efeknya masih bertahan sampai sekarang membuat Aneas takut suara yang nyaring dan besar , takut dikegelapan dan takut kesendirian.Bahkan efek itu hampir menghilangkan senyuman lemah lembut Aneas, Falx selalu menemaninya membuat  senyumnya masih bisa ia tampilkan walau itu sulit dilihat untuk orang yang baru Aneas jumpai.

"maafkan aku ...cup.." ucap Fax lembut merasa bersalah langsung mencium kening Aneas kecil agar ia tenang.

"eas tidak apa-apa fax" ujarnya lembut dengan senyum khasnya.

" ah apa Fax melihat liontinku?" tanya Aneas dengan kepala miring lucu.

Fax pernah mengatakan pada Aneas , bahwa liontin ini sangat berharga karena ini peninggalan ibunya dan liontin ini bisa melindungi dan juga merubah telinganya seperti manusia umumnya. Liontin ini tidak akan pernah terlepas sampai Aneas sendiri yang memintanya untuk lepas, didalamnya juga terdapat sihir yang sangat kuat yang dapat Aneas gunakan. Tanpa liontin Aneas juga sudah memiliki kekuatan yang sangat kuat didalam dirinya , Liontin ini bisa menekan agar kekuatannya stabil.

"Ah aku meletakkannya di inventoryku, aku takut kau akan lupa" jelas fax sambil membuka inventorynya dan menyerahkan liontin bocah tersebut.

FYI : Inventory disini adalah ruang penyimpanan didalam sihir.

"owoah telimakacih!!" teriak Aneas senang karna mendapatkan liontin kesayangannya dan langsung memeluk fax.

"pakai ini langsung dan mari bantu aku mencari tanaman obat dihutan" ucap fax lembut sambil mengelus surai lembut Aneas.

" ah Fal dimana Fax?" tanya Aneas  sambil memasang liontin dileher putihnya.

Makhluk suci berbulu putih besar yang ditanya Aneas adalah kembaran fax, selama ini fax memiliki saudara kembar yaitu Fal, Fal selalu tertidur didalam tubuh Fax karena Fal sempat terluka dulu. Aneas tidak mengetahui mengapa Fal terluka ia hanya tau jika Fal suka tertidur. Tetapi, sekarang Fal sudah memperkuat imunnya, ia tidak perlu tidur lagi didalam tubuh Fax. Meski mereka kembar tetapi,  sifat serta sihir mereka sangat berbeda, dimana fax adalah kegelapan maka fal adalah cahaya. Diketahui kekuatan suci kegelapan milik Fax sama kuatnya dengan Dark magic perbedaannya, sihir milik Fax hanya mengeluarkan aura bak malam gelap gulita yang sangat kuat tetapi tidak selalu berniat membunuh. 

" Diluar…sedang mengawasi pasar "

Jawab fax dengan tatapan lembutnya pada Aneas kecil sambil menurunkan Aneas dari gendongannya.

"Aku akan menyuculnya…ah fax jangan lupakan cucu coklatku" ucapnya yang hendak pergi tiba tiba berhenti dengan memicingkan tajam manik indahnya pada fax seakan ancaman. Tapi bagi fax itu tidak menakutkan sama sekali, lebih terkesan lucu.

"Baik…" jawabnya sambil terkekeh kecil tetap pada tatapan matanya yang dingin sambil menyiapkan beberapa barang yang diperlukan untuk kehutan.

Fax memang dingin tetapi ia sangat lembut dan sangat sensitif jika itu menyangkut Aneas kecilnya.

________________SELESAI___________________