Tak berapa lama menunggu vallery akhirnya dari kamar menuruni anak tangga dengan tatapan Kenzo yang tidak pernah lepas dari Valle.
Malam ini vallery terlihat sangat cantik dan anggun, hingga siapa saja yang melihatnya akan terkagum dengan kecantikan yang terpancar dari wajah Valle.
Malam ini memakai gaun warnah putih selutut lengan panjang, dengan rambut panjang yang di biarkan terurai menambah kecantikan dirinya dan riasan natural itu menambah nilai plus untuk Valle.
"Ayo," ujar Valle sambil keluar rumah meninggalkan Ken yang sejak tadi masih terpaku menatapnya.
Dengan bingung ken pun mengikuti Vallery dari belakang.
"Hei tunggu!" seru kenzo sedikit melebarkan langkahnya mengejar Vallery, vallery menoleh ke belakang dan tanpa sengaja menabrak Ken yang ternyata sudah berada dibelakangnya.
bruuukkkkkk
Awww, seru Valle yang hanpir terjatuh karena sepatu high heels yang ia kenakan.
Kenzo dengan cepat memegang pinggang Valery agar tidak jatuh, hingga tatapan mereka berdua bertemu beberapa saat.
Deg deg deg
Jantung Vallery berdetak lebih cepat saat menatap wajah Ken dari dekat seperti itu, hingga lamunannya buyar begitu saja saat mendengar kata-kata Ken.
"Apa yang kau tidak bisa melihat? Hmm," Kenzo menghela napas pelan, dan melepaskan, dari Vallery.
Ma-maaf, ucap Vallery mwnghela nafas sambil memegang dadanya merasakan jantungnya yang berdetak kencang.
Sedangkan Kenzo memilih berjalan lebih dulu keluar dari rumah itu.
"Ayoo," ucap Ken menoleh sekilas kebelakang melihat Vallery yang masih terdiam terpaku merasakan detak jantungnya yang tidak seperti biasa.
"Emm, I-iya," jawab Valle kemudian ia berjalan mengikuti Ken dari belakang.
Kenzo masuk ke mobilnya tanpa membukakan pintu mobil untuk Valle, Valery pun biasa saja toh dia biasa melakukan apapun sendiri.
Tak lama mobil yang ditumpangi mereka masuk di halaman restoran mewah yang ada di kota itu.
Mereka turun dari mobil dan memasuki restoran, semua mata pengunjung tertuju pada mereka, bagaimana tidak mereka cantik dan tampan, Kenzo yang saat ini memakai pakaian formal dengan jas berwarna coklat tua menambah ketampanannya.
Mereka masuk ke ruang VIP yang sudah dipesan oleh Kenzo, dan mereka duduk bersama.
Pelayanan datang memberikan daftar menu Kepada mereka, sambil menunggu pesanan datang Kenzo pun tanpa basa, dasar apa kata kepada Valle.
"Aku ingin kau menolak perjodohan ini," ujarnya dengan nada dingin.
Hening, tidak ada jawaban apapun dari Valle saat ini.
Valle diam tanpa ekspresi menunggu apa yang akan Kenzo ucapkan selanjutnya.
"Karena aku sudah memiliki kekasih," lanjutnya.
"Why don't you just turn it down?" tanya Valle dengan santainya.
"Jika aku bisa menolak orang tuaku aku tidak akan bicara padamu, atau jangan-jangan kau yang menginginkan semua ini agar kau bisa menikah denganku." Ujar Kenzo menatap sinis ke arah Vallery.
Valle mengerutkan dahinya tak habis pikir dengan apa yang Kenzo buruk.
"Lalu memang apa yang bisa aku lakukan, aku bahkan tahu baru tahu akan di jodohkan, jika aku sudah tau sebelumnya aku tidak akan kembali ke sini," ujar Valle yang sudah mulai kesal akan sikap Kenzo.
"Dan ya, sama hal dengan mu aku juga tidak bisa menolak keinginan Daddy ku, jika kau ingin, maka kau saja yang bicara pada mereka agar tidak menjodohkan kita," lanjut Valle sambil mencampakkan napas meredam kekesalannya.
Setelah itu, ia meraih tasnya ingin keluar dari restoran tersebut, namun sebelum itu Kenzo lebih dulu menahan tangan Valle hingga langkah Valle.
"Tunggu!" ucap Kenzo.
"Oke, aku memang tidak bisa membatalkan pernikahan ini, tapi jangan berharap kau bisa memiliki aku apalagi cintaku, Ingat itu!" tegas Kenzo.
"Terserah!" saut Vallery sambil menghempaskan tangan Ken dan pergi keluar restoran tanpa makan sebelumnya.
Vallery berjalan menyusuri trotoar dan berhenti di sebuah taman, ia duduk disalah satu kursi taman tersebut dan menatap ke langit, melihat indahnya malam di taburi bintang-bintang.
"Mommy, apa mom sudah bahagia disana? Aku sangat merindukan mommy, Sangat!" gumamnya sambil memejamkan mata beberapa saat, tanpa ia menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahnya sejak tadi, Lembah membuka matanya dan terkejut melihat ada seseorang disebelahnya.
"Astaga!" Seru Valle.
"Kau ini mengagetkan saja, sedang apa kau disini?" tanya Vallery.
"Hei, seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini? Aku tinggal di apartemen d seberang jalan itu," jawab seseorang itu kepada Vallery.
"Benarkah?" Tanya Valle.
"Hmm" dijawab deheman oleh pria tersebut.
"Oh ya sedang apa kau malam-malam disini sendiri manis?" tanya Arjun, ya seseorang itu adalah Arjuna sahabat Vallery.
"Aku habis bertemu dengan nya, dan dia memintaku untuk menolak sumpah palsu ini," jawab Valle.
"Lalu?"
"Bukan aku tidak mau Ar, bahkan aku tidak suka pria itu, dia sombong dan angkuh, bahkan dia sudah memiliki kekasih, tetapi aku tidak bisa menolak permintaan Daddy Ar," ucapnya sambil tertunduk lesu karena tidak bisa melakukan apapun untuk menolak perjodohan ini.
"Sabar sweety you pasti bisa melewati semua ini, jika dia benar-benar tidak jodoh kamu pasti Tuhan akan memberikan jalan untuk mu, aku akan mendukung apapun keputusan mu," nasihat Arjun sambil menerapkan sahabatnya itu.
"Oke, sekarang ayo aku antar kau pulang" ujarnya lagi yang hanya dijawab deheman oleh Vallery.
***
Ke esokan paginya Valle sudah memulai aktivitas kuliahnya, seperti biasa ia berangkat dengan nathan adik sepupunya yang tinggal tidak jauh dari kediaman Wijaya.
Sampainya di kampus mereka dijalankan dengan semua mata tertuju pada mereka.
Valle dan Nathan berpisah memasuki kelas mereka masing-masing dan Valle yang di antar oleh salah satu dosen kampus itu menuju kelasnya.
Tok tok tok
"Permisi pak maaf mengganggu, ini ada mahasiswi baru yang akan mengikuti kelas bapak," ucap dosen yang mengantarkan Vallery.
"Baiklah silahkan suruh masuk pak," ucap dosen yang mengajar dikelas itu.
Vallery pun masuk kedalam kelas.
Baiklah saya permisi dulu pak, "ucap pak Zaki yang mengantar Vallery tadi.
Dan diibalas anngukan oleh Justin dosen muda tampan dan ramah.
"Silahkan perkenalkan dirimu," ucap Justin pada Valle.
'Cantik' ucap justin dalam hati.
"Perkenalkan saya Vallery, alamat dari universitas xx di London," ia sengaja tidak menyebutkan nama belakang keluarga nya karena tidak ingin menjadi pusat perhatian.
"Oke, silahkan duduk di sana," ucap Justin menunjuk kursi kosong sebelah Arjuna.
Vallery dengan senyum manisnya pun berjalan dan duduk disebelah Arjuna yang juga tersenyum padanya.
Dua jam berlalu kelaspun berakhir, Arjun mengajak Vallery ke kampus, mereka berjalan beriringan sambil bergurau, banyak sekali yang memperhatikan mereka, terutama kaum hawa yang iri dengan Valle mahasiswi baru tetapi sudah bisa sedekat itu dengan Arjuna yang notabene nya mahasiswa S2 tingkat akhir seorang model terkenal di berbagai negara itu.
"Ar," panggil Valle.
"Hmm," jawabnya.
"Aku mendapat tawaran sebagai model di JB agency, tapi aku masih ragu untuk menerima nya atau tidak," ucap Valle ayng seakan meminta pendapat dari Arjun.
"Oh ya, bagus dong sayang aku juga ada pemotretan di Perusahaan itu," jaawab Arjun.
"Kita bisa bekerja bersama lagi kalau kau terima tawaran itu, atasannya tampan dan juga baik," lanjutnya lagi.
"Baiklah nanti aku ingat lagi, sebelum itu aku harus menghubungi Elle agar dia segera terbang kesini," ujar Valle dan di angguki oleh Arjuna.
***
Disisi lain Kenzo yang terlihat sedang tidak bersahabat di ruangannya melampiaskan kekesalannya pada karyawan-karyawan nya.
Jordan yang saat itu berdiri dihadapannya tidak tau harus berbuat apa akan sikap bos sekaligus sahabatnya itu, kalau d kantor mereka memang sebaliknya profesional sebagai atasan dan bawahan tetapi diluar kantor mereka adalah sahabat sejak kecil.
"Kau urus semuanya aku akan pergi," perintah Ken pada Jordan.
"Baik tuan," jawab Jordan.
Ken pergi meninggalkan gedung Admaja Company untuk menemui kekasihnya di apartemen yang di tempati oleh Sheila.
Sesampainya di apartemen Ken langsung menekan kode apartemen dan masuk kedalam tanpa membunyikan bel apartemen itu, tetapi saat masuk kedalam dia tidak menemukan Sheila disana, ia emang tidak memberi tahu Sheila kalau ia akan ke apartemen hari ini.
"Kemana dia?" Gumam Ken sambil berjalan kekamar dan berhenti didepan pintu saat ia mendengar suara seseorang berbicara di telepon yang membuatnya begitu terkejut.
Dengan keadaan hati yang sedang tidak enak, Kenzo membuka pintu kamar itu dengan kasar hingga membuat Sheila yang saat itu sedang menelpon begitu terkejut hingga menjatuhkan ponselnya.
Brrrraaaaaaaakkkk !!!!
Bersambung