Sastra yang berdiri disebelah kanan aska terasa terabaikan. Tidak ada satu tamu undangan pun yang menyapa dirinya. Bagai sebuah patung yang berdiri tanpa nyawa. Hatinya hancur melihat kejadian tersebut di mana dirinya seakan tidak berharga di hadapannya semua tamu dan semua sahabat serta teman dari suaminya. Dia merasa sangat rendah karena semua orang justru memberikan selamat kepada mawar dan menganggap bahwa mawar lah yang merupakan istri sah dari suaminya.
Hati wanita itu sangat hancur air matanya ingin sekali keluar karena sudah berdasarkan. Tetapi dia masih berdiri di sana mencoba menahan semua rasa yang ada di dalam hatinya. Aska tidak tahu kenapa semua orang bisa mengira bahwa mawar adalah istrinya. Dia melirik wanita itu yang berada tepat di sebelah kanannya. Pemuda tampan itu bisa melihat dengan jelas kesedihan yang ada di wajah wanita tersebut. Kesedihan itu tampak begitu jelas, kesedihan itu seakan memberikan luka yang sangat dalam.