"Wajar jika putra aku marah kepadamu karena kamu memang sudah melakukan kesalahan yang sangat besar. Seharusnya dia mengusir mu dari rumah ini melihat apa yang sudah kamu lakukan terhadap putranya. Mama tahu bahwa azam bukanlah putra kandung mu tetapi seharusnya kamu bisa memperlakukan dirinya dengan lebih baik," ternyata mertua dari sastra juga sangat pandai bersandiwara. Dia berkata seperti itu kemudian tersenyum sambil memeluk tubuh menantunya. Sementara tante afriani dan mawar semakin merasa bahagia mendengar pertengkaran yang terjadi antara nyonya besar rumah itu dengan menantu kesayangannya. Mereka berfikir bahwa mereka benar telah berhasil han dengan rencana yang sudah mereka susun. Mereka mengira bahwa merekalah yang telah menang karena melihat dan mendengar pertengkaran yang terus terjadi di dalam keluarga armadi tetapi mereka sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka berdua adalah korban dari sandiwara yang sedang dilakukan oleh anggota keluarga tersebut.