Seperti kucing yang mempunyai pendengaran yang sangat tajam, aku pun sama menjadi pendengar yang baik untuk ceritanya Ali. Dan, aku sama sekali tak menyangka kalau Ali menaruh hati kepada aku saat pertemuan pertama kita. Yang aku kira waktu itu Ali, memang membenciku karena takut aku membawa pengaruh buruk buat Aisyah.
"Terus, kenapa kamu bisa memutuskan untuk melamar aku, Li?" tanyaku penasaran.
"Karena aku tahu saat Hendri, menatap kamu itu penuh dengan tatapan ingin kembali. Aku enggak mau sampai kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya." jelas Ali.
"Serius? Aku enggak lagi berbohong 'kan?" tanyaku lagi.
"Serius dong, Lis. Kalau enggak serius ya aku enggak bakalan melamar kamu,"
"Iya sudah kalau begitu, Li!"
"Sudah gitu aja, Lis?" tanya Ali terkejut.