Senja mulai menampakkan dirinya, bersamaan dengan itu, Ali, baru saja selesai dari persiapan yang direncanakan sedemikian rupa. Mulai dari dekor yang dadakan, untunglah yang punya dekor temannya sendiri. Cincin yang Ali, beli dari hasil perkiraan dari Aisyah, tukang photographer untuk acara ini, dan sebuah kejutan khusus Lisa, apabila dia menerima Ali. Itu semua dilakukan oleh Ali seorang diri, tanpa ditemani siapa-siapa.
Kini, Ali, sudah berada di cafe untuk memastikan kalau persiapan sudah matang seratus persen. Tak ada yang kelupaan sama sekali.
"Semua sudah, aman ya, guys?" tanya Ali sambil melihat sekeliling.
"In Sya Allah, aman, Pak,"
"Baiklah kalau gitu," Ali mengangguk, "Indah, tolong segera kemari,"
Berhubung hari ini mood bosnya sedang tidak baik, Indah, yang namanya dipanggil segera berlari untuk menemui Ali daripada dia berjalan lambat pasti akan disalahkan lagi.
"Iya, ada apa, Pak?" tanya Indah sambil mengatur napas.
