Sungguh ucapan Ali barusan seperti tumpukan batu yang berton-ton untuk Hendri. Ya, kalau dulu dia diberikan kesempatan untuk membahagiakan Lisa, tetapi saat kesempatan itu datang dia malah menyia-yiaknnya begitu saja. Sekarang laki-laki itu telah kembali untuk menjemput perasaan Lisa. Kesempatan itu mungkin bisa jadi sudah hilang, dan waktunya untuk dia mempersilakan Ali untuk masuk dalam kehidupannya Lisa, lagi.
Namanya laki-laki enggak boleh menyerah begitu saja. Dulu aja, Lisa, bisa melupakan Ali, dan sekarang mungkin perasaan Lisa, masih untuk Hendri. Tak ada yang tak mungkin bukan. Ya …. Hendri tak boleh pesimis.
"Sepertinya, Lisa, masih menyimpan rasa untuk gua," ucap Ali membuyarkan lamunan Hendri.
"Tahu dari mana?" tanya Hendri tak percaya.
"Lihat saja sikap Lisa, seperti masih menyimpan rasa untuk aku." jeda Ali, "Tapi, gua juga enggak bisa memungkiri bisa jadi Lisa, masih mengharapkan lu," ucap Ali menatap lurus jalanan.