Obat dari patah hati adalah dengan menghibur diri sampai stresnya hilang. Ya .… walaupun nanti saat tiba di rumah galau dan kepikiran lagi, seenggaknya aku bisa melepas sedikit beban yang ada di pundakku ini.
Setelah bernegosiasi cukup lama, akhirnya aku dan Aisyah diantarkan oleh supir pribadinya Ali. Awalnya, Ali, yang akan mengantarkan kami, tetapi langsung dicegah oleh Aisyah. Ibarat kata nih mau cari obat masa penyakitnya disembunyikan tempat yang paling dekat, capek iya tetapi sembuh kagak. Menyiksa diri dan hanya menghamburkan uang secara percuma.
"Maaf ya, Lis, kalau jadi begini," bisik Aisyah pelan.
"Iya enggak apa-apa kok, Sya. Aku paham pasti Ali, sangat khawatir kalau kamu perginya kejauhan." aku tersenyum manis.
Mulanya aku menolak untuk main timezone tetapi karena Aisyah yang terus memaksa dan dapat dorongan dari orang tua dan kedua abangku, akhirnya aku mau. Jadilah aku dan Aisyah duduk di mobil Ali.