ketika melewati hutan, mereka tiba-tiba mendengar suara pertarungan. Karena penasaran, mereka mendekati suara itu. Dengan bersembunyi di atas pohon, mereka melihat dua pemuda berhadapan, satu dengan pakaian putih membawa pedang dan yang lain pakaian ungu membawa tombak pendek.
"Mo Liu! Jangan pernah kau berharap untuk mendapatkan barang itu," pemuda dengan pedang itu berteriak kepada Mo Liu yang membawa tombak.
"Sial! Jangan banyak bicara kau, Lin Ming. Seharusnya guru memberikan barang itu kepadaku, daripada anak sampah sepertimu," Mo Liu memaki dengan jijik. Dia merasa gurunya tidak adil, kenapa barang itu harus diserahkan kepada anak sampah tanpa kultivasi seperti Lin Ming.
Tanpa banyak bicara lagi, Mo Liu melemparkan tombak pendeknya ke arah Lin Ming. Tombak terbang dengan cepat, ujungnya yang sedingin es dengan mudah menembus bahu kanan Lin Ming hingga memaku nya di batang pohon.
Lin Ming ingin menghindar, namun gerakan Mo Liu sangat cepat bagi dirinya yang tanpa kultivasi.
Di batang pohon, Ling Ming sudah lemas, lengannya terkulai pedangnya jatuh. Namun, Lin Ming dengan gigih menahan untuk tidak berteriak, dia tidak mau menunjukan kelemahan apapun terhadap sesama murid Gurunya.
"Haha, dasar sampah tak berguna!"
Mo Liu tertawa keras melihat keteguhan Lin Ming, dia mendekatinya dan mulai menggeledah mencari barang itu.
Lin Ming hanya menggigit gigi melihat apa yang dilakukan Mo Liu. Dia hanya merasa sedih tidak bisa menyelesaikan tugas mendiang sang Guru, dan marah melihat kelakuan sesama murid Gurunya.
--
waktu cepat berlalu, namun Mo Liu masih tidak dapat menemukan apa yang ia cari. Karena kesal, dia mencabut tombaknya dan pergi dengan amarah meninggalkan Lin Ming terkapar di tanah tanpa membunuhnya. Menurutnya, hanya akan mengotori tangannya membunuh anak sampah.
Dengan mata penuh keteguhan Lin Ming terkapar di tanah, namun dari keteguhan itu, terlihat jelas kesedihan dan rasa bersalah yang dalam.
***
Di sisi lain, Xu Huang dan lainnya yang telah melihat kejadian itu pun keluar dari tempat mereka bersembunyi. Mereka mulai berjalan mendekati Lin Ming, Xu Huang merasa ada sesuatu yang menariknya untuk mendekati pemuda itu.
Lin Ming merasakan ada yang mendekatinya, namun dia cuek karena dia pikir dia sudah pasti mati. Tapi, Ling Ming salah, setelah Xu Huang dan yang lainya cukup dekat dengannya, tubuhnya bergetar hebat. Setelah itu, dari perut bagian bawahnya tampak cahaya ungu kecil, cahaya itu mulai berjalan ke arah atas melewati dada dan keluar dari mulut Lin Ming.
Cahaya ungu kecil itu melayang di udara, dan terbang melesat ke arah Xu Huang.
Yang Mulia, awas!... Xu Huang!..
LvBu dan Sun Yiling berteriak secara bersamaan melihat cahaya itu, mereka khawatir cahaya itu menyakiti Xu Huang. Sedangkan Xu Huang hanya tertegun melihat cahaya terbang itu.
Cahaya itu dengan cepat menabrak Xu Huang hingga ia jatuh. Xu Huang hanya merasa ada yang menggigit jari telunjuk kanannya, dia melihat ke arah jari dan tertegun. Di sana, dia melihat sebuah cincin ungu gelap bermotif Naga dan Phoenix melingkari jarinya, dan itu sangat pas. Dia mencoba untuk melepaskannya, namun tidak bisa, seakan telah menjadi bagian dari tubuhnya.
Lin Ming yang tadi terkapar di tanah sekarang duduk dengan wajah memerah, luka di bahu kanannya juga sudah menghilang hanya meninggalkan pakaian yang berlubang. Seandainya tidak ada bekas darah di pakaian, orang pasti mengira dia tidak pernah terluka.
Sebenarnya Lin Ming memiliki kultivasi, itu juga di ranah Mahayana. Dia lemah karena kultivasi nya di gunakan untuk menyegel cincin yang sekarang ada di tangan Xu Huang. Tugas yang di berikan Gurunya juga untuk mencari orang yang ditakdirkan. Berbeda dengan Mo Liu, sesama murid Gurunya. Mo Liu rakus, dia merasa cincin yang diberikan ke Lin Ming oleh Gurunya sebelum meninggal adalah warisan. Jadi, dMo Liu terus mengejar Lin Ming.
Lin Ming berdiri dan berjalan ke arah Xu Huang. Sampai di depan Xu Huang, dia menatap tajam ke arah cincin di jari Xu Huang. Benda inilah yang telah berada di tubuhnya selama bertahun-tahun.
Heilong terkejut melihat mata tajam Lin Ming, dia merasa tekanan mental yang sangat besar dari mata itu. Dengan cepat dia menoleh menghindari menatap mata Lin Ming. Dia juga merasa ancaman besar dari Lin Ming. Sungguh orang yang misterius, tadi tanpa kultivasi sekarang menjadi sangat berbahaya. Ini lah yang ada di pikiran Heilong.
LvBu juga merasakan tekanan dari mata Lin Ming, dia sudah memegang erat tombaknya selalu siap melindungi Yang Mulia. LvBu juga heran dengan berubahnya keadaan Lin Ming.
Lin Ming memindahkan pandangannya dan mulai memandang Xu Huang, dahinya mengernyit melihat orang lemah di depannya. Dia merasa sedikit tidak puas dengan orang yang ditakdirkan dengan cincin pemberian Gurunya.
"Kenapa orang lemah sepertimu bisa menjadi yang di takdirkan, seharusnya tidak." gumam Lin Ming sambil memandang Xu Huang dengan curiga.
"Apa maksudmu?" Xu Huang tertegun mendengar gumaman Lin Ming dan bertanya.Dia tidak tahu apa maksud 'Yang Ditakdirkan' di mulut Lin Ming.
"Heh, tiga tahun lagi. Dalam tiga tahun saya akan menemuimu lagi, kita lihat seberapa jauh kau bisa tumbuh sebagai orang Yang Ditakdirkan," Lin Ming berkata tanpa menjawab pertanyaan Xu Huang. Setelah itu, dengan senyum tipis ia berbalik dan pergi terbang menjauh.
Sudahlah, mungkin ini efek kupu-kupu akibat kedatangannya ke dunia ini. Xu Huang mengangkat bahu. Hanya ini yang bisa dipikirkan Xu Huang.
"DING! selamat kepada Tuan Rumah telah mendapatkan 1 dari 5 benda tugas tersembunyi," Promt sistem terdengar di benak Xu Huang, setelah itu dia bertanya, "Apa tugas tersembunyi? Sistem jelaskan dengan jelas!"
"DING! Tugas tersembunyi hanya Tuan Rumah yang mengetahuinya dengan menyelesaikan atau menemukan hal terkait."
[DING! Benda yang terkumpul: 1.Cincin Kaisar, berguna untuk membantu Host.
2.??
3.??
4.??
5.??
Status: Belum selesai!
]
"DING! cara menggunakan cincin: minimal ranah host berada di pangkalan pondasi."
Setelah mendengar promt sistem, Xu Huang mengerti apa cincin di jarinya. Cincin ini berisi ruang besar yang mampu menampung sebuah planet, dan bisa untuk menyimpan barang atau makhluk di dalamnya. Sayangnya kultivasi Xu Huang masih di pengumpul Qi, belum cukup untuk mencoba cincin.
Xu Huang sangat bersemangat, dia ingin dengan cepat mencari benda lainnya. Menurutnya, benda lainnya juga tidak kalah berguna daripada cincin di jarinya.
Xu Huang berbalik dan melihat semua orang memandangnya, dia merasa canggung diperhatikan seperti ini, jadi dia dengan cepat menyapa mereka.
"Hei! Apa yang kalian lihat?"
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Sun Yiling yang paling mengkhawatirkan Xu Huang.
"Ya, saya baik-baik saja," Jawab Xu Huang dengan senyum di bibirnya, dia menyentuh kepala Sun Yiling untuk melegakannya.
"Hm, kurasa cincin itu mengandung sebuah rahasia besar, sebaiknya kau tidak menunjukannya di depan umum," Heilong lebih memperhatikan cincin itu, dia merasa cincin itu bisa menjadi sumber bencana bagi Xu Huang. Walaupun tidak jelas bencana seperti apa, namun dia merasa rahasia yang terkandung tidaklah sederhana.
"Mm, saya akan menyembunyikannya sebaik mungkin," Walaupun Xu Huang tidak tahu cara menyembunyikannya karena tidak bisa melepas cincin itu, tapi dia tetap menyakinkan Heilong agar tidak khawatir.
kalau saja cincin ini bisa tidak kelihatan, pasti tidak akan ada masalah di masa depan. Xu Huang berkata dalam hati.
Sepertinya cincin itu punya kesadaran dan mengerti apa yang Xu Huang inginkan, dia mulai menyatu dengan jari Xu Huang. Setelah beberapa saat, cincin itu menyatu sempurna dengan jari Xu Huang hingga tak terlihat. Ya, itu menyatu Xu Huang merasakannya dengan jelas.
Heilong yang mengamati cincin itu tertegun dan berkata kepada Xu Huang dengan nada sedikit iri,
"Wah, nak. Kamu sangat beruntung, itu adalah alat spiritual."
"Apa itu alat spiritual?" Xu Huang bertanya dengan penasaran. Sun Yiling yang mendengar percakapan mereka juga ikut memasang telinga, dia juga ingin tahu apa itu alat spiritual.
"Alat spiritual adalah benda atau senjata yang memiliki kesadaran sendiri setelah mereka ditempa," Jelas Heilong kepada tampang-tampang penasaran yang menunggu jawabannya.