Pukul 1 malam di Rose Bar
Musik berdentum nyaring, menggema di seluruh pengunjung ruangan. Menulikan pendengaran siapapun yang berada di sana.
Asap menyelimuti lautan manusia yang bergemul menjadi satu di lantai dansa.
Malam semakin larut, maka akan semakin ramai pula tempat ini. Tempat di mana para pendosa berada, baik sekadar singgah, meredakan dahaga akan minuman beralkohol—yang memabukkan namun candu—atau bermain dengan para perempuan yang sengaja dihidangkan di sana bak daging degar yang baru keluar dari panggangan. Menggiurkan.
Eksistensi bulan yang berbentuk bulat sempurna dengan sinarnya yang terang, berhasil dikalahkan oleh lampu-lampu disko yang mencolok mata. Bintang-bintang yang ditaburkan di langit tidak ada harganya di bandingkan dengan dentingan gelas vodka.