Alvarez mengepalkan tangannya ketika menerima pesan yang dikirim oleh Gilang ke ponselnya, rahangnya mengeras dan sorot matanya menunjukkan kemarahan yang luar biasa.
" brengsek kalian semua " batin Alvarez
Shea yang melihat Alvarez tegang lalu menghampiri nya, dan menyentuh pundak suaminya dengan lembut membuat Alvarez tersadar.
" apa yang lagi kamu pikirin? "
" ah tidak ada sayang... "
Shea kembali duduk di samping Alvarez lalu menatap lekat wajah suaminya.
" jangan berbohong " ucap Shea, Alvarez sedikit tersenyum lalu merengkuh tubuh Shea untuk masuk kedalam pelukannya.
" aku hanya bahagia, karena kamu sudah kembali seperti dulu " ucap Alvarez
" aku terus mencoba untuk melawan rasa takut ini, walaupun nggak mudah " lirih Shea
" bayangan itu selalu datang ke dalam mimpi ku, setiap aku melihat orang memakai baju serba hitam buat aku ingat bagaimana sadisnya orang itu memperlakukan aku " mata Shea sudah kembali berkaca-kaca
Alvarez mempererat pelukannya saat mendengar isak tangis Shea.
" semua akan terbalaskan sayang " batin Alvarez
*********
Morgan tersenyum sinis setelah melihat video rekaman yang ditunjukkan oleh Gilang, lalu melirik Daniel dengan penuh arti.
" bagaimana rencana selanjutnya? " tanya James
" Besok adalah acara amal yang di selenggarakan oleh Alexander Group bersama para pesohor di negeri ini, dan kita akan membeberkan semua nya disana " jawab Morgan dengan dingin
" apa Lo udah gila, itu acara Brian Alexander kita bisa mati konyol merusak acara nya.... " tolak James dengan cepat
" jangan lupa James, salah satu komplotan mereka saat ini sudah ada di tangan Brian Alexander.... dan tentunya semua ini sudah di rencanakan matang-matang oleh Alvarez, Morgan dan Daniel " sahut Gilang
" tapi tetep aja ngeri woy..... itu acara besar "
" Lo tenang aja, Om Brian sudah membuka jalan untuk kita..... gue udah lama banget nunggu kesempatan ini " Morgan tersenyum sinis
" kayaknya Lo juga punya dendam pribadi Bro sama ni orang " ejek James
" bisa di bilang begitu " Morgan beranjak dari duduknya
" mau kemana Lo? " tanya Daniel
" ada sesuatu yang harus gue urus " jawab nya datar lalu melangkah pergi.
***********
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah gubuk yang minim pencahayaan, seorang laki-laki turun dan masuk kedalam rumah itu, dua orang laki-laki bertubuh besar langsung membungkuk memberi hormat padanya.
Morgan tersenyum sinis melihat laki-laki yang terikat di salah satu kursi dengan mulutnya yang di bekap dengan kain, merasakan kehadiran seseorang laki-laki itu langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka.
Perlahan Morgan menghampiri laki-laki itu lalu membuka kain yang menutup mulutnya secara kasar, tatapan tajam Morgan menembus kerelung hati laki-laki itu.
" ampuni gue Morgan, kasihanilah gue... tolong bebasin gue " ucap laki-laki itu dengan penuh permohonan
" apa Lo ingat dengan wajah ketakutan cewek ini? apa Lo ingat cara Lo memperlakukan dia secara brutal!!!!!!!!! " Morgan menunjukkan foto seorang wanita di layar ponselnya, laki-laki itu dengan susah payah menelan salivanya
" Lo mencoba p*****a dia " geram Morgan mencekram kedua pipi laki-laki itu.
Banyak yang tidak tahu pergaulan Morgan di luaran sana, apa lagi pertemanan Morgan dengan para mafia dan gengster. Jangan tanya dari mana Morgan bisa menemukan orang yang mencoba m********a Shea, karena Morgan dengan mudah mencari pelaku yang melukai Shea melalui para klan nya, dan Morgan juga di segani oleh para gengster karena kecerdasan, kelicikan dan kehebatannya dalam ilmu beladiri, tidak ada yang tahu itu termasuk kedua orang tuanya.
" ampuni gue Morgan, gue nggak tau kalo cewek itu ada ikatan sama Lo " ucap laki-laki itu lagi, dan lagi-lagi Morgan tersenyum sinis
" gue hanya disuruh "
" siapa yang nyuruh Lo "
" Pak Erlangga dan Anaknya.... mereka ingin menguasai Alexander Group sepenuhnya, dan untuk itu mereka manggil gue untuk menakut-nakuti cewek itu dan mengancam nya, tapi sialnya Karena kecantikan dia gue- "
BUGH
Satu pukulan tepat mengenai wajah laki-laki itu hingga mengeluarkan darah dari sudut bibirnya
" B******n!!!!!!!!!!!!!!!!!!! " hardik Morgan dengan penuh emosi
" Lo belum tahu berhadapan dengan siapa!!!!! Brian Alexander nggak akan pernah biarin Lo keluar dengan hidup-hidup!!!! Lo pasti tahu siapa Brian Alexander " ucap Morgan dengan penuh penekanan
" Erlangga... Aiden..... kalian memang manusia yang haus akan kekuasan " batin Morgan
" gue tau Lo punya adik cewek yang juga berkerja dengan Erlangga.... Lo akan liat dengan mata kepala Lo sendiri apa yang akan di lakukan oleh Alvarez sama adik Lo!!!!!!! " ejek Morgan
" JANGAN!!!!!!!! GUE MOHON JANGAN LAKUIN ITU MORGAN!!!!!!!!! " pekik laki-laki itu, dan lagi-lagi Morgan tersenyum dengan penuh kebencian
" kalian sudah menyalakan api, tapi kalian sendiri yang akan menjadi abunya "
" Morgan, Lo bisa bunuh gue tapi tolong jangan lukai adik gue, gue mohon sama Lo "
" sorry gue nggak bisa bantu Lo Jack!!!!! semua keputusan ada di tangan Alvarez dan Brian Alexander " Morgan kembali membekap mulut laki-laki yang bernama Jack lalu pergi meninggalkan nya tanpa menghiraukan Jack yang terus mencoba memberontak
" jaga dia baik-baik jangan sampai dia lepas " ucap Morgan pada dua orang bodyguard
" siap Tuan " jawab mereka serentak
Morgan mengeluarkan ponselnya dari saku celananya lalu menghubungi seseorang, setelah tersambung Morgan memberi tahu siapa dalang dari skandal yang terjadi pada Shea.
**********
PRRAANNNNGGGGGGGGG
Satu lagi kaca besar di rumah Alvarez pecah karena pukulannya, Alvarez sama sekali tidak merasakan sakit ataupun perih di tangan nya yang terluka karena pecahan kaca, Gilang dan James terdiam dan merinding melihat kemarahan Alvarez.
Baru saja Alvarez menerima telfon dari Morgan bahwa dalang dari semua yang terjadi pada Shea adalah ulah Erlangga dan Aiden.
Gilang yang melihat darah terus mengalir dari tangan Alvarez, segera menelfon dokter dan beberapa menit kemudian dokter pun datang dan langsung mengobati luka Alvarez.
" apa yang terjadi? " tanya Gilang setelah dokter mengobati Alvarez dan pergi
" Erlangga dan Aiden dalang dari semua nya " jawab Alvarez dengan dingin.
" udah gue duga ada yang nggak beres sama mereka " ujar James
" terus, apa yang akan Lo lakuin? " tanya Gilang lagi
" gue akan membuat perhitungan sama mereka semua hingga tak tersisa " sorot mata Alvarez penuh dengan kemarahan, membuat Gilang dan James merinding
" apa Lo yakin Shea mau ikut datang ke acara besok? " tanya James
" Shea adalah nyonya dari Alvarez, dan putri dari Brian Alexander tentu dia pasti akan datang.... dia akan melihat bagaimana orang yang sudah melukainya jatuh tepat di bawah kakinya " jawab Alvarez dengan dingin.
**********
Saat Alvarez kembali ke rumah, ternyata Shea sudah terlelap, Alvarez tersenyum melihat wajah teduh Shea kemudian mendekati istri nya, Alvarez mencium pipi Shea dengan lembut lalu mengusap pipi mulus istri nya itu.
Merasa ada yang menyentuh nya, Shea perlahan membuka matanya ia sedikit terlonjak karena terkejut tiba-tiba Alvarez ada di hadapannya. Wajahnya terlihat nampak ketakutan, dan dengan susah payah Shea mencoba untuk menghilangkan rasa takutnya saat Alvarez memakai pakaian serba hitam.
" kamu ngagetin aku " suara Shea sedikit bergetar
Alvarez tahu bahwa saat ini Shea sedang ketakutan dan mencoba untuk menutupi nya
" maafkan aku sayang " Alvarez kembali membelai lembut wajah Shea
" tangan kamu kenapa? " Shea meraih tangan sebelah kanan Alvarez yang dibalut dengan perban dan itu membuatnya khawatir sedang kan Alvarez hanya tersenyum
" ini hanya luka kecil sayang " ujar Alvarez dengan lembut, lalu memeluk Shea dengan erat
" aku sangat merindukan mu " bisik Alvarez dan itu berhasil membuat sedikit meremang
Alvarez menempel dahi mereka dan wajah meraka mereka sama-sama memejamkan mata menikmati deru nafas mereka yang saling bertautan, pelan tapi pasti Alvarez mengecup bibir pink Shea dengan lembut, merasa tidak ada penolakan dari Shea, Alvarez memperdalam ciuman nya. Dirinya sangat merindukan saat-saat ini dimana dirinya dan Shea menyatukan hasrat mereka sebagai sepasang suami istri.
Alvarez sedikit mengigit bibir Shea dengan lembut dan berhasil membuat Shea mendesah, kemudian perlahan-lahan Alvarez membaringkan tubuh Shea tanpa melepaskan tautan bibir mereka, merasa Shea mulai kehabisan oksigen dengan berat hati Alvarez melepaskan nya lalu kembali tersenyum karena melihat rona merah di pipi istri nya.
" apa kamu bersedia mencobanya lagi? " tanya Alvarez dengan suara seraknya.
Alvarez masih ingat terakhir kali saat mereka mencoba ingin kembali menyatukan hasrat mereka, berakhir dengan teriakan ketakutan Shea karena teringat orang yang mencoba menodai dirinya.
" kalau kamu masih belum siap, aku akan setia menunggu karena aku tidak ingin memaksa kamu sayang " ucap Alvarez dengan sendu.
Shea tahu, Alvarez sangat menginginkan hak nya sebagai seorang suami namun karena rasa trauma nya, Alvarez rela mengalah demi dirinya. Shea juga ingat waktu Alvarez harus mandi air dingin di tengah malam untuk menidurkan kembali miliknya yang tidak dapat menumpahkan hasrat nya.
" akan aku coba " lirih Shea
" apa kamu yakin? "
Shea mengangguk dengan mantap, Shea memberanikan diri untuk mengecup bibir Alvarez lebih dulu dan setelah itu mereka kembali bertarung untuk menumpahkan hasrat masing-masing dan malam ini kembali menjadi milik Shea dan Alvarez sepenuhnya.