Chereads / Titip Rindu / Chapter 157 - Eps. 118

Chapter 157 - Eps. 118

Alvarez menatap nanar wajah istrinya yang masih tertidur pulas, sedangkan yang lainnya menunggu di ruang tunggu.

Perlahan Shea membuka matanya, cahaya lampu begitu tajam menusuk kedua bola matanya, samar-samar Shea melihat wajah Alvarez, namun tiba-tiba

" aakkkkkk aakkkkkk aakkkkkk " Shea kembali menjerit ketakutan, mereka semua yang menunggu di luar kembali masuk mendengar jeritannya

" pergi... pergi... pergi.... jangan sentuh aku!!!!!!!!! " pekik Shea

" hei..... ini aku Alvarez... tenang..... aku disini sayang... jangan takut " Alvarez mencoba menenangkan istri mungilnya itu

Shalu, Anita, dan Cleo tercekat menahan tangis saat melihat Shea yang begitu ketakutan

" tenang, aku disini, aku nggak akan pergi lagi " Alvarez memeluk Shea dengan erat, Shea menangis ketika kembali mengingat apa yang baru saja dirinya alami.

Shea membalas pelukan Alvarez dengan tak kalah eratnya, hati Alvarez begitu perih melihat ketakutan dalam diri istrinya.

Beberapa menit kemudian, Shea kembali tertidur dengan menggenggam erat lengan Alvarez, Shea tidak ingin Alvarez menjauh dari dirinya lagi.

" Shea pasti mengalami trauma " ucap Shalu

" iya mbak, itu terlihat sangat jelas " sambung Cleo " semoga aja kak Brian dan polisi berhasil menangkap pelakunya " sambung nya lagi

Hari sudah menjelang pagi, namun Alvarez masih terjaga, dirinya siap siaga menjaga Shea

" Bagaimana? " tanya Gunawan

" polisi masih menyelidiki kasus ini pa " jawab Brian

Saat ini Brian dan Gunawan sedang berada di kantin rumah sakit

" polisi menemukan sebilah pisau di ruang keluarga, dan menemukan sebuah Camera, art di sana juga sudah di minta keterangan oleh polisi, siang ini polisi meminta Alvarez datang untuk meminta keterangan " ucap Brian lagi

" Bagaimana keadaan Shea? " tanya Brian saat melihat Shalu dan Anita menghampiri

" Shea masih tidur dan ditemani oleh Alvarez, semalaman Alvarez tidak tidur menjaga Shea, karena beberapa kali Shea terbangun dari tidurnya lalu berteriak meminta tolong menyebut nama Alvarez dan memanggil kamu mas, dokter sudah beberapa kali memberikan obat penenang untuk Shea " ujar Shalu

" apa pelakunya sudah tertangkap? " tanya Anita, Brian menggeleng sebelum menjawab

" Polisi masih melakukan pencarian dan memeriksa cctv yang terpasang di kediaman Alvarez, polisi juga menemukan sebilah pisau dan Camera "

" semoga pelaku nya cepat ketemu, dan mendapatkan hukuman yang setimpal " geram Anita.

Brian sudah meminta Shalu dan Anita untuk kembali kerumah, karena bagaimanapun sikembar juga membutuhkan mereka. Saat di pintu lobi, Brian bertemu dengan Haidar, James dan Gilang.

" kalian? " Brian sedikit terkejut

" bagaimana keadaan Shea? " Haidar mewakili James dan Gilang

" Shea masih dalam perawatan, dokter mengatakan bahwa Shea mengalami kekerasan dan percobaan p********an " Brian menahan amarahnya

Ketiga laki-laki dewasa itu terkejut mendengar penjelasan Brian.

" dan dokter juga mengatakan bahwa Shea mengalami trauma " papar Brian lagi.

" aku ingin melihat menantu ku " ucap Haidar lalu di balas anggukan oleh Brian.

Keempat laki-laki dewasa itu pun berjalan beriringan menuju ruang rawat Shea. Bola mata Brian terbelalak saat melihat dokter dan beberapa perawat yang berlari-lari lebih dulu masuk ke ruang rawat Shea.

" ada apa? " Brian menarik salah satu perawat

" pasien mengamuk pak, permisi " perawat itu pun berlari, tanpa berfikir panjang Brian dan yang lain pun ikut berlari dengan cepat

" PERGI!!!!!! PERGI!!!!!! PERGI!!!!! jangan dekati aku!!!!!!!! " pekik Shea

" Shea tenang..... ini aku " Alvarez juga ikut merasakan sakit saat istrinya berteriak dan mengusir mereka semua

Mata Shea menyiratkan ketakutan yang mendalam, dan itu juga sangat melukai batin Alvarez

" PERGI!!!!!!!!!!!! JANGAN SENTUH AKU!!!!! " pekik Shea, beberapa suster menahan tubuh Shea agar tidak memberontak

" Shea ini papi " ujar Brian dengan lembut

Shea menutup kedua telinganya dan terus meneriaki mereka semua yang berada di sana, tatapan mata Shea tertuju pada satu benda yang terletak di atas meja dan Brian mengikuti arah pandang Shea ke meja.

Bola mata Brian membulat, melihat sebilah pisau di dalam piring buah di atas meja, dengan langkah cepat Brian mengambil pisau itu lalu membuang nya kedalam tong sampah dan kembali menghampiri Shea yang masih terlihat ketakutan.

Dengan aba-aba dari Brian, dokter yang di bantu oleh perawat pun kembali menyuntikkan obat bius pada Shea sampai Shea kembali tenang lalu tertidur.

Alvarez membenarkan posisi Shea tertidur agar lebih mendapatkan kenyamanan.

" Alvarez, Shea mengalami trauma yang sangat dalam " ucap Arkan

" seperti yang kita lihat Shea ketakutan saat melihat pisau " sambung nya.

Alvarez menghela nafas lelah, dirinya sudah tidak sabar menemukan pelaku yang sudah menghancurkan mental Shea

PRANGGGGGG!!!!!!

Alvarez menghancurkan kaca besar yang tergantung di dinding rumah nya, setelah melihat kejadian yang menimpa Shea di malam itu melalui cctv Gilang dan James beberapa saat menahan nafas mereka melihat amarah Alvarez

" BRENGSEKKKKKK " hardik Alvarez

Alvarez sudah kembali kerumah nya, rasa penyesalan karena telah meninggalkan Shea sendiri di rumah menyelimuti dirinya.

" cepat atau lambat, Lo pasti tertangkap dan di saat itu lah gue akan menghabisi Lo !!!!! "

Gilang dan James masih terdiam, mereka merinding saat mendengar perkataan Alvarez yang begitu penuh amarah dan emosi

**********

Di sudut kota, seorang laki-laki yang memakai pakaian serba hitam dan memakai topi hitam untuk menutupi wajahnya sedang menunggu seseorang.

Tak lama kemudian sebuah mobil mewah berhenti di hadapannya, dengan cepat laki-laki itu masuk kedalam mobil jemputan nya kemudian mobil yang ditumpangi nya kembali melaju.

" gue hanya nyuruh Lo nakutin dia!!!!! bukan melakukan hal menjijikkan itu Bajingan " hardik seseorang yang sedang mengemudi

" sorry bos "

" ini bayaran Lo!!! Lo harus pergi yang jauh, jangan sampai polisi nemuin Lo dan mengacaukan segalanya!!!!! apa lagi kalau Lo sampai ketemu dengan Brian Alexander dan Alvarez, bukan hanya Lo yang akan binasa tapi juga gue!!!!!! gue udah urus keberangkatan Lo "

Ada raut tak terima dari laki-laki itu mendengar ucapan orang yang dipanggil nya bos itu.

" tapi adik gue gimana bos? "

" gue nggak perduli!!! yang jelas Lo harus pergi dari kota ini, bila perlu Lo keluar dari negara ini!!! dan jangan muncul lagi di hadapan gue!!!! atau gue sendiri yang akan ngabisin Lo dan adik Lo!!!! PAHAM "

Laki-laki itu mengepalkan kedua tangannya, lalu membuang pandangannya keluar jendela mobil yang membawa nya pergi.

*******

Sudah hampir satu Minggu Shea di rawat di rumah sakit, dan hari ini dokter sudah mengizinkan nya pulang. Alvarez membawa Shea pulang ke kediaman Brian, tak hanya itu beberapa bodyguard juga sudah menjaga sekeliling halaman rumah Brian.

Alvarez sudah mengantarkan Shea kekamar nya untuk beristirahat, walau bagaimanapun Shea masih dalam keadaan tidak baik-baik saja.

" untuk sementara waktu, Shea biar tinggal disini, mengingat kejadian beberapa hari lalu itu membuat Oma takut " ucap Anita pada Alvarez yang baru saja turun dari tangga " Oma tidak ingin kejadian itu terulang lagi pada cucu kesayangan Oma " sambung nya

Brian, Shalu, Gunawan, dan Haidar hanya saling pandang

" dan aku tidak mau di bantah " ucap Anita lagi saat melihat Shalu yang hendak menjawab.

Alvarez menghampiri Anita yang duduk tak jauh dari dirinya, Alvarez bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh wanita tua itu.

" sesuai dengan apa yang Oma ingin kan " ucap Alvarez dengan lembut sambil menggenggam jari-jemari yang mulai keriput itu, Anita langsung memeluk cucu menantu nya lalu tangisnya kembali pecah.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan keluargaku, terutama Putriku " ucap Brian dengan penuh emosi yang masih tertahan.

Gunawan yang hafal betul dengan sifat dan karakter Brian hanya bisa diam, karena menghentikannya itu sama saja mengibarkan bendera perang dengan anak nya sendiri dan itu tidak akan pernah dan tidak akan mungkin dirinya lakukan.