Chereads / Titip Rindu / Chapter 130 - Eps.91

Chapter 130 - Eps.91

Valentine masih terdiam saat mendengar masukan dari Clara, tapi ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh sepupunya itu

" Lo nggak punya cara lain Val, hanya itu jalan satu-satunya supaya Yesaya bisa mengakui kalo anak dalam kandungan Lo itu anaknya meskipun, anak itu bukan anak kandung Yesaya " ucap Clara lagi

" tapi bagaimana dengan Mananta, bagaimana kalo dia datang dengan tiba-tiba terus ngebongkar semuanya? " tanya Valentine dengan rasa takut

" ada satu cara, dan cuma dia yang bisa nolongin Lo dari amukan Yesaya kalo suatu saat Yesaya tahu kalo anak dalam kandungan Lo bukan anaknya " jawab Clara

" siapa? Oma Mariam? " tanya Valentine namun Clara menggeleng

" Tante Bella? " tanya Valentine lagi namun Clara kembali menggeleng

"Shea..... " jawab Clara dengan lantang

" what?????? Shea????? " tanya Valentine dengan bola mata yang membulat, Clara hanya mengangguk

" No!!!!! " ucap Valentine yang tak kalah tegas

" pilihan ada di tangan Lo Val... oh ya satu lagi Minggu depan gue pulang ke Paris " ujar Clara,

" apa? kenapa? "

" karena disini gue nggak dapet apa yang gue kejar, dan pekerjaan gue juga udah selesai, Lo jaga diri baik-baik dan inget disini ada kehidupan yang harus Lo jaga " jawab Clara sambil memegang perut Valentine, mereka pun saling berpelukan.

" gue pasti kangen banget sama Lo " ucap Valentine

" gue juga " balas Clara

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka dari awal hingga akhir.

*******

Langit sudah berubah menjadi gelap, Valentine baru saja keluar dari restauran tempat nya bertemu dengan Clara tadi, entah kenapa langkah kakinya sangat berat untuk pulang kerumah dan akan berhadapan dengan Yesaya yang selalu bersikap tak acuh padanya.

" hai sayang.... " seorang laki-laki memeluk tubuh Valentine dari belakang, karena kaget Valentine mendorong orang itu

" hei, ini aku " ucap laki-laki itu

" kamu!!! kenapa kamu ada disini " tunjuk Valentine

" karena aku sangat merindukanmu sayang "

" berhenti berbicara omong kosong Mananta... menjauh lah dari ku!!!!! "

" kamu yang sudah membawa ku kesini sayang.... dan tidak mudah bagimu untuk menyuruh ku pergi, apa lagi disaat seperti ini " Mananta menyunggingkan sudut bibirnya

" apa maksud kamu? " tanya Valentine yang mulai gugup

" berhenti berpura-pura Valentine, aku tidak sebodoh laki-laki yang kini menjadi suamimu itu... " ucap Mananta dengan santai

" menjauh lah.... jangan dekati aku lagi!!! "

" sudah aku katakan, tidak semudah itu sayang... " ucap Mananta yang kembali berjalan menghampiri Valentine

Baru saja hendak menyentuh Valentine, tiba-tiba seseorang mendorong Mananta hingga dirinya terjungkal kebelakang.

" Hei!!!!!!!!!!! " tunjuk Mananta dengan penuh amarah pada seorang wanita yang sudah berdiri di samping Valentine

" hei tuan, apa nggak ada wanita lain di luaran sana yang bisa anda goda, selain istri orang... !!!! " ucap wanita itu dengan berani, Mananta diam tertegun setelah melihat wajah wanita itu.

" pergi dari sini sekarang, atau gue bakalan panggil semua orang buat ngegebukin Lo " ancam wanita itu lagi, Mananta tak berkutik ia beralih menatap tajam Valentine yang masih diam mematung.

" urusan kita belum selesai Valentine " ucap Mananta pada Valentine sebelum ia berlalu pergi.

Kini dua wanita itu saling menatap, namun tak ada yang mendahului untuk berbicara, baru saja wanita yang sudah menolong Valentine akan pergi, tiba-tiba tangan Valentine tergerak menahannya

" thanks... " ucap Valentine, wanita itu hanya tersenyum kemudian pergi.

*******

" kamu dari mana aja sih, ke toilet nya lama banget, aku udah hampir jamuran nungguin kamu!!! " gerutu Alvarez.

" yaelah baru juga nunggu beberapa menit udah ngedumel.... gimana rasanya jadi aku yang pernah nungguin kamu berhari-hari tanpa kabar pula " balas Shea sambil kembali menikmati makanannya

" emang kapan aku pernah buat kamu nungguin aku sampe berhari-hari dan nggak ngasih kabar sama kamu? " tanya Alvarez dengan wajah bingung

" itu waktu kita belom jadian, dan kamu pergi ke Singapura tanpa pamit lagi sama aku pada hal malam nya kita jalan bareng!!!! nggak tau orang kesepian apa!!!" jawab Shea Dey ketus

" owh... jadi waktu itu kamu kesepian karena nggak ada aku? " selidik Alvarez dengan senyum evilnya, dan membuat Shea sedikit salah tingkah

" iya tapi itu dulu " Shea hanya tersenyum masam

" terus sekarang? " Alvarez kembali bertanya pada Shea dengan senyum jahilnya

" sekarang, mendingan cepetan habisin makanan nya terus kita pulang... karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan besok aku ada kuliah pagi " ucap Shea sambil menunjukkan jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan nya. Alvarez hanya mendengus kesal, sedang kan Shea hanya menahan tawanya..

" oh ya Shea, besok aku berangkat ke Bandung karena ada sedikit pekerjaan disana " ucap Alvarez

Saat ini mereka sudah dalam perjalanan pulang

" berapa hari? " tanya Shea

" mungkin sekitar tiga hari " jawab Alvarez yang fokus mengemudi mobil nya

" huh.... nasib pacaran sama seorang CEO " gumam Shea namun masih dapat di dengar jelas oleh Alvarez.

Setelah sampai Shea langsung menuju kamarnya, menanggalkan jaket kulit nya di atas sofa, kemudian beralih kekamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu ia merebahkan tubuhnya di atas kasur nya yang empuk dan selalu membuat nya nyaman lalu siap terbang ke alam mimpi.

Sinar matahari sudah masuk melalui celah-celah tirai di kamar bernuansa biru muda itu, sedang kan seorang gadis masih mengarungi mimpi indahnya sampai-sampai alarm yang sudah berbunyi sejak pukul enam pagi tadi tak berhasil mengusiknya.

" ya ampun ini anak gadis satu..... Shea .... bangun!!!!!! " suara Shalu sudah melengking sampai ke ruang makan sehingga membuat semua orang yang berada disana hanya menggeleng kepala

" huh..... drama pagi di mulai lagi.... " Anita menghela nafas lelah

" entah kenapa, Shalu dan Shea selalu menjadi backsound sarapan pagi kita " ucap Brian

" jika tak ada mereka, maka rumah sebesar ini akan sepi seperti kuburan " celetuk Gunawan yang berhasil membuat Brian dan Anita tertawa

" ayo bangun anak pemalas!!!!!!!! " Shalu menarik selimut tebal yang masih menggulung tubuh mungil Shea

" aku masih ngantuk mommy " gerutu Shea yang kembali membenamkan kepalanya di bawah bantal, karena suara cempreng Shalu sangat menggangu Indra pendengaran Shea

" ayo cepetan bangun!!!!! coba lihat adik-adik kamu sudah pada bangun dan sudah pada mandi, nggak kayak kakak nya udah jam tujuh pagi tapi masih molor " oceh Shalu,

Sedangkan baby twins hanya tertawa mendengar ocehan sang ibu namun mereka juga ikut menepuk bantal yang menutupi wajah Shea dan tak lupa juga dengan bahasa planet mereka, Shea sedikit mengintip dari balik bantal sebelum mengerjai adik kembarnya, setelah melihat sang ibu lengah karena fokus merapikan kamarnya yang sedikit berantakan di saat itu lah, Shea beraksi dengan cepat dia menangkap kedua adiknya lalu menggelitik mereka sampai mereka tertawa terbahak bahak, Shalu yang menyaksikan itu hanya menggeleng sambil tersenyum.

*******

" apa Lo udah bilang tentang keadaan Lo? " tanya Lukas yang saat ini sedang duduk di kursi kebesaran nya

Saat ini Lukas sudah bekerja di salah satu rumah sakit swasta yang berada di Bandung

" gue belum ngomong apa-apa sama dia, gue nggak mau buat dia sedih dan khawatir " jawab laki-laki yang sedang duduk di sofa

" cepat atau lambat dia harus tau tentang keadaan Lo.... Lo nggak bisa selamanya merahasiakan ini dari dia " ujar Lukas lagi

laki-laki itu hanya menghela nafas berat

" bagaimana, apa sudah ada yang cocok sama gue? " tanya laki-laki itu, Lukas hanya menggeleng

Ada kesedihan yang terpancar dari raut wajah laki-laki itu, dan membuat Lukas menjadi sangat iba

" setiap usaha nggak ada yang mengecewakan hasil bro, Lo harus yakin " ujar Lukas yang sedikit memberikan laki-laki itu keyakinan dan kekuatan

" penyakit Lo pasti sembuh " ucap Lukas lagi

" siapa yang sakit? " tanya Gilang yang tiba-tiba sudah di ambang pintu ruangan Lukas.

" Gilang, bukannya tadi gue minta Lo untuk gantiin gue meeting sama klien kenapa tiba-tiba Lo ada disini? "

" sorry Bapak Alvarez yang terhormat, tadi file nya ketinggalan di mobil Lo jadi gue balik lagi kesini " jawab Gilang

" ternyata penyakit pelupa Lo masih belum hilang juga " celetuk Lukas, Gilang hanya menyeringai menunjukkan gigi putihnya.

" Rez, siapa yang sakit? " tanya Gilang saat ini mereka sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju tempat parkiran

" orang " jawabnya singkat

" ya iyalah orang masak monyet " balas Gilang

" kecuali kalo Lo punya temen monyet " gurau Gilang dengan tertawa

" iya, dan Lo salah satunya " sebuah toyoran mendarat tepat di kepala Gilang membuat Gilang mencibir kan bibirnya kesal.

Namun kata-kata itu justru membuat Alvarez tersenyum, karena mengingatkan dirinya pada wajah sendu Shea wanita yang sudah memenuhi isi hatinya.

Menjelang sore, Alvarez kembali ke hotel tempat dirinya menginap bersama Gilang, laki-laki itu merasa tubuhnya sangat lelah karena setelah dari rumah sakit ia langsung menyusul Gilang yang masih menghadiri pertemuan dengan beberapa para investor.

Ting!!!

Notifikasi pesan masuk ke ponsel Alvarez, wajah laki-laki itu langsung tersenyum saat melihat nama pengirim pesan

' My Sweet Girl '

[ cepat pulang... aku rindu ]

" hmmmm baru satu hari kamu sudah merindukan ku bagaimana kalau selama nya aku pergi dari kamu She... " lirih Alvarez

Ting!!!!!

Dengan cepat Shea meraih ponselnya di atas nakas

' My Boy '

[ gombal ]

" dasar muka tembok!!!! " Shea merasa geram karena pernyataan rindu nya hanya di anggap gombal oleh Alvarez

Ting!!!

' My Sweet Girl '

[ ya udah kalo nggak percaya!!!!!! ]

Alvarez tersenyum, ia tahu bahwa gadis kecilnya itu pasti sedang kesal karena ungkapan hati nya tak direspon

" aku jauh lebih sangat merindukanmu Shea... setiap waktu, setiap detik, bahkan di setiap deruh nafas ini " batin Alvarez menatap nanar foto yang terpajang di wallpaper di layar ponselnya.

*******

Tangan Mariam bergetar saat memegang selembar kertas yang disodorkan oleh Valentine. Bella tak bergerak, ia hanya diam dan masih bersandar di sofa yang saat ini ia duduki.

" aku minta maaf Oma " lirih Valentine

Mariam langsung berdiri dan menghampiri cucu menantu nya itu, ia menangkup wajah wanita itu lalu mengecup keningnya dengan penuh sayang.

" tidak perlu minta maaf sayang, meskipun kalian menikah karena melakukan sebuah kesalahan tapi Oma senang karena kamu saat ini sedang mengandung calon cicit Oma " Valentine tersenyum miris mendengar nya.

" kami lihat Bella, sekarang Valentine sedang hamil anak dari Yesaya " Mariam terlihat sangat bahagia, sedang kan Bella hanya tersenyum kecil.

Percakapan mereka berhenti saat mendengar suara mobil yang masuk ke halaman rumah

" itu pasti Yesaya " Mariam langsung berjalan dengan cepat meninggalkan Bella dan Valentine.

" Valentine, mama mau bicara sebentar sama kamu "

" iya ma... "

" kita ngobrol di halaman samping " Bella lebih dahulu berjalan sedangkan Valentine mengekori nya dari belakang

" apa kamu benar-benar sedang hamil? " tanya Bella saat mereka sudah berada di halaman samping rumah

" apa mama nggak percaya sama kau? " bukannya menjawab, Valentine malah justru kembali bertanya.

" hanya untuk memastikan, bahwa kamu tidak berbohong hanya untuk mendapatkan perhatian dari Yesaya " jawab Bella tanpa ragu

" aku beneran hamil ma... ini calon anak Yesaya dan calon cucu pertama mama " balas Valentine dengan memegang perut nya, Bella tersenyum sambil membelai lembut wajah Valentine.

Berbeda dengan Belly yang mulai hangat pada Valentine, Yesaya justru semakin membenci Valentine apa lagi setelah ia mendengar cerita dari Omanya bahwa Valentine yang sudah berstatus istri sah nya kini tengah mengandung calon anaknya.

" drama apa lagi yang wanita licik itu buat " gumam Yesaya.

Emosi Yesaya semakin menggebu-gebu saat melihat wanita yang saat ini sangat ia benci membuka pintu kamar lalu berjalan menghampiri nya

" Yesaya ak- "

" DIAM VALENTINE!!!!! " Yesaya lebih dulu membentak Valentine dengan keras

" drama apa lagi yang kamu buat??? mengatakan pada semua orang yang berada di rumah ini bahwa kamu sedang hamil anak??? " Yesaya tersenyum mengejek

" apa pernah setelah menikah kita tidur di satu ranjang? apa pernah setelah menikah kita melakukan layaknya hubungan suami istri? " bentak Yesaya yang semakin kencang

Nafas Valentine terasa tercekat, detak jantung nya begitu cepat, untuk pertama kalinya dia melihat amarah dan kebencian di sorot mata Yesaya laki-laki yang sangat dia gilai itu

" apa kamu lupa dengan kejadian malam itu? " tanya Valentine dengan gugup, Yesaya memejamkan matanya sebelum ia menjawab pertanyaan itu, kemudian dengan keras Yesaya mencekal pergelangan tangan wanita itu

" kamu menjebak ku Valentine!!!! aku tahu itu semua ulah mu!!!! " Yesaya menatap tajam kedua bola mata Valentine

" a-apa k-kamu pu-punya bukti, bahwa aku menjebak kamu ? " tantang Valentine dalam ketakutan nya melihat sosok Yesaya yang berubah seperti iblis

" untuk sekarang aku memang belum punya bukti, tapi sepandai-pandai nya kamu menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga " bisik Yesaya namun penuh penekanan.

Yesaya menghempas tangan Valentine. hingga tubuh wanita itu terhempas di atas ranjang, karena tak ingin kembali emosinya naik Yesaya beralih menuju kamar mandi lalu menutup pintu dengan kencang. Valentine tak mampu membendung air matanya lagi, hati nya sakit, pilu serta terasa sangat sesak didalam d**anya.