Chereads / Titip Rindu / Chapter 127 - Eps.88

Chapter 127 - Eps.88

" Terus gue jalan siapa dong kalo Gilang nggak ada???? "

Pagi ini di awali dengan kehebohan nya Janet saat mengetahui bahwa She akan pergi bersama Alvarez sedang kan Gilang akan pergi meeting.

" ya udah kalo gitu Lo ikut gue sama Alvarez aja, gimana? " tawar Shea yang baru saja keluar dari Walk in closet.

Shea sudah mengenakan dress berwarna putih selutut yang berlengan pendek, tak lupa juga sepatu snakers yang berwarna senada dengan drees nya.

" what? come with you two? "

" yes.... why not? "

" astogeeeeeee No Shea!!!!! gue nggak mau jadi seekor lalat yang berterbangan mengitari kalian " tolak Janet dengan tegas

" yah terus gimana dong.... udahlah, Lo ikut gue aja... dari pada Lo ngerem di hotel, ntar lumutan loh!!!! " ledek Shea.

Ok baiklah, seperti nya Janet tak memiliki pilihan lain selain ikut pergi bersama Shea dan Alvarez, tidak mungkin dirinya akan menghabiskan waktu seharian hanya berada di dalam kamar hotel.

Janet berfikir bahwa Shea akan mengabaikan dirinya dan hanya fokus pada Alvarez tapi ternyata tidak, Shea malah justru bergandengan tangan pada dirinya sedangkan Alvarez mengiringi mereka berdua dari belakang. Alvarez juga tidak merasa terganggu dengan Janet yang selalu berhasil merebut perhatian Shea. Sampai akhirnya mereka tiba di salah satu restauran yang padat dikunjungi oleh para turis.

" thanks ya Rez.... Lo udah ngizinin gue ikut jalan bareng kalian " ucap Janet sambil menyuap makanan nya, Alvarez hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara

" habis ini kita mau kemana lagi? gue- "

" mendingan Lo abisin dulu makanan Lo baru ngomong.... " potong Shea, Janet hanya cengengesan

" kebiasaan banget sih " gumam Shea.

Alvarez merasakan sakit di bagian dadanya, namun ia mencoba terus untuk menahan agar Shea tak khawatir, ia tidak ingin merusak kebahagiaan di wajah gadis kecil nya itu.

" Rez..... kamu kok diem aja? makanan kamu juga nggak kamu habisin " tanya Shea setelah menyelesaikan makannya

" nggak apa-apa kok, aku udah kenyang " jawab Alvarez datar.

Keringat dingin sudah mengucur deras di dahi Alvarez, raut wajahnya semakin menegang saat merasa kan sakit di dalam dadanya semakin menjadi-jadi.

" kita pulang ke hotel sekarang..... " ajak Alvarez

" lah.... kok pulang, kan jalan-jalan nya belom selesai " bantah Janet.

" kamu kenapa? " tanya Shea yang melihat perubahan sikap Alvarez

" nggak apa-apa, aku lupa ngasih tau Gilang file yang harus dia bawa untuk pertemuan sama klien " jawab Alvarez, ia langsung beranjak dari kursinya dan pergi mendahului kedua gadis itu

" tuh orang kenapa sih.... " gumam Janet, tanpa membalas ucapan Janet, Shea langsung mengejar Alvarez

" hmmmmm ini nih yang kagak gue demen!!! woy disini ada gue!!! " gerutu Janet

Selama diperjalanan, tak ada pembicaraan antara Shea dan Alvarez, sedangkan Janet merasa bahwa dirinya saat ini berada di tengah-tengah dua balok es.

" ehemmm, kok gue ngerasa dingin banget ya.... " batin Janet

Sesampainya di hotel, Alvarez dengan cepat berjalan menuju kamarnya tanpa menghiraukan panggilan Shea lagi.

" Alvarez kenapa sih, kok jadi berubah gitu " ucap Shea

" nah... Lo yang pacarnya aja bingung, apa lagi gue Maemunah!!!! " balas Janet dengan berpangku tangan

" tapi Lo ngerasa nggak sih, kalo tu mukanya dia pucet banget udah kayak vampir!! " sambung Janet.

" nggak usah ngomong aneh-aneh deh " Janet hanya menggedikkan kedua bahunya.

Setelah menelan beberapa pil pereda rasa sakit, akhirnya Alvarez bisa bernafas dengan sedikit lega, rasa sakit dan sesak di bagian dadanya mulai sedikit demi sedikit hilang.

" sebenarnya tadi siang kamu kenapa sih? " tanya Shea yang saat ini sudah bersama Alvarez.

" aku nggak apa-apa kok.... maaf ya untuk sikapku tadi " Alvarez menggenggam erat jari-jemari Shea

" kamu jangan buat aku panik dong.... " pinta Shea, Alvarez meraih tubuh mungil itu untuk masuk kedalam pelukannya. Dan sebagai gantinya, Alvarez memenuhi semua keinginan Shea.

Sudah hampir dua Minggu mereka berada di Bali, setelah Gilang menyelesaikan tugasnya ia pun menyusul bos dinginnya itu menuju pantai Kuta, ia juga sudah tidak sabar bertemu dengan Janet karena selama di Bali mereka bertemu hanya saat sarapan dan makan malam saja. Hari ini adalah hari terakhir mereka di kota Bali, dan besok mereka berempat akan kembali ke Jakarta.

Shea berjalan di pinggir bibir pantai dengan hati yang bahagia, sedang kan Alvarez ikut berjalan di belakang nya dengan tersenyum melihat rona bahagia diwajah gadis kecilnya. Hentakan ombak kecil yang membasahi kaki mereka juga ikut menyapa kehadiran mereka berdua. Sebentar lagi Shea dan Alvarez akan melihat sunset, waktu yang sudah sangat di nantikan olehnya.

Laki-laki itu sangat menyukai perasaan ini, perasaan cinta nya pada Shea dan sekaligus perasaan takut yang ikut menyelimuti jiwanya

Alvarez terkejut saat tiba-tiba, Shea mendorong tubuh nya hingga terhempas ke pasir, dan air laut membasahi tubuh nya

" Astaga Shea... " geram Alvarez, Shea malah justru tertawa terbahak-bahak

" liat nih, jadi basah kan... " Alvarez langsung berdiri sambil membersihkan sisa-sisa pasir yang masih menempel di tubuhnya.

Shea tak menghiraukan omelan laki-laki itu, ia terus tertawa. Di saat dirinya lengah, tiba-tiba tangan kokoh menggendong tubuh Shea dengan ala bridal style,

" No... No... No... Alvarez jangan!!!!!! " pekik Shea, ia tahu apa yang akan di lakukan oleh laki-laki itu.

" kenapa? bukannya tadi kamu masih tertawa setelah mendorong ku dan membuat baju ku basah " senyum evil terpancar dari wajah Alvarez

" please..... jangan!!!!!!!! " pekik Shea, sekarang giliran Shea yang terjerembab dalam air laut dan Alvarez tertawa terbahak-bahak

" dasar cowok nyebelin!!!!!!!!!!!! " pekik Shea kemudian bangkit lalu mengejar Alvarez yang sudah lebih dulu berlari menjauhi nya

" jangan kabur... " Shea terus mengejar Alvarez

" lweeee " Alvarez memeletkan lidah nya

" awas kamu ya!!!!!!! " tunjuk Shea.

Alvarez sudah tak sanggup lagi berlari, karena ia tahu bahwa dirinya sedang lemah dan akhirnya ia lebih memilih duduk di atas pasir, nafasnya sudah ngos-ngosan

" hayo Loh..... mau lari kemana lagi!!!! " Shea sudah berada di hadapan Alvarez

" ampun..... ampun... ampun " Alvarez sudah memohon ampun pada Shea, kemudian dengan sengaja Shea mendorong dada bidang Alvarez hingga laki-laki itu terjungkal kebelakang

" aaakkkkkkk " pekik Alvarez sambil memegangi dada kirinya yang sedikit terasa nyeri

" Rez... kamu kenapa??? aku dorong kamu kekencangan ya..... maaf aku nggak bermaksud kasar " Shea langsung menghampiri Alvarez dengan raut wajah cemas dan takut

" nggak kok, aku cuma bercanda " Alvarez mencoba menutupi rasa sakit nya dari Shea

" nyebelin banget sih... " gerutu Shea sambil berdiri kemudian berjalan meninggalkan laki-laki itu.

Alvarez masih meringis kesakitan sebelum ia kembali mengiringi Shea.

" are you happy? " tanya Alvarez, yang saat ini sudah memeluk Shea dari belakang

" very happy... " jawab Shea, pandangan nya lurus ke langit yang sudah berwarna kuning kemerahan

" terimakasih sudah mengajakku ke tempat seindah ini " ucap Shea, Alvarez hanya tersenyum kecil.

" sebentar lagi matahari terbenam, apa yang kamu inginkan untuk hari esok? " tanya She

Alvarez melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh Shea untuk menghadap nya. Jemari kokoh itu memegang pundak Shea, mata biru kehijauan itu terus memandangi wajah cantik itu tanpa berkedip

" Shea.... I'm gonna marry you and I'm gonna give my world " ucap Alvarez dengan lembut, mata Shea terbelalak saat mendengar kalimat yang diucapkan oleh Alvarez

" will you marry me? " tanya Alvarez yang sudah menggenggam tangannya

DEG!!!!!

Ada rasa terkejut, bahagia, dan takut yang saat ini bercampur di dalam hati Shea. Jujur ia sangat senang dan ingin menjadi milik Alvarez seutuhnya, tapi ada sesuatu yang masih menjanggal di dalam jiwanya, dan siapkah ia menjadi seorang istri?

" a-a- aku.... " Shea menjadi gelagapan salah tingkah

" jangan jawab sekarang... karena aku tahu, kamu pasti belum siap... aku akan menunggu sampe kamu siap " ujar Alvarez sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir Shea, mendengar kata-kata itu ada sedikit kelegaan di dalam hati Shea.

" Rez... aku minta maaf " lirih Shea, sedang kan Alvarez malah tersenyum

" nggak perlu minta maaf, kamu nggak melakukan kesalahan apapun... mungkin aku nya yang terlalu cepat mengatakan itu " balas Alvarez, kemudian kembali membawa tubuh gadis itu kedalam pelukannya

" please..... jangan pernah berubah, sampe aku siap ngasih kamu jawaban " pinta Shea saat dalam pelukan laki-laki itu

" I will always love you, until I will never see the sun again " balas Alvarez, kemudian mengecup puncak kepala Shea dengan lembut.

" udah belom pelukannya... " teriak seseorang

Dua sejoli itu pun melepaskan pelukan mereka, lalu beralih pada sumber suara. Terlihat sosok Gilang dan Janet sedang berpangku tangan menatap mereka.

Baru saja mereka tiba di hotel, ponsel Janet berdering. Janet berdecak kesal saat melihat nama seseorang di layar ponselnya

" ada apa? " tanya Janet dengan ketus setelah menggeser tombol hijau

Baik Shea, Alvarez maupun Gilang hanya diam melihat wajah kesal yang ditujukan Janet pada seseorang namun entah pada siapa.

" kenapa tu orang? " bisik Gilang pada Shea

" paling juga Abang nya yang nelfon " jawab Shea yang tak kalah berbisik

" ehemmm " deheman itu membuat Shea dan Gilang terperanjat kaget, karena bagaimana tidak saat ini Gilang sangat dekat dengan tubuh Shea.

Gilang langsung sedikit menjauh pada Shea, karena ia tidak ingin menjadi santapan akhir dari bos dingin nya itu

" tenang sayang, sungguh aku padamu... muach " ujar Shea pada Alvarez dengan sedikit genit

" apaan sih " balas Alvarez dengan mengangkat satu alisnya, Gilang berusaha menahan tawanya namun tak berhasil saat melihat Shea yang di acuh kan oleh Alvarez

" nggak usah ketawa Lo!!!! " tunjuk Shea pada Gilang dengan kesal, spontan membuat laki-laki itu membekap mulutnya sendiri

" apa?????? " suara Janet yang meninggi, membuat tiga orang itu terkejut

" serius Lo? kok bisa? " tanya Janet pada seseorang yang masih menelfon nya

" ya udah... besok Lo langsung aja jemput gue di bandara " ucap Janet lagi sebelum menggeser tombol merah.

" kalian bertiga kenapa? " tanya Janet yang menatap Alvarez, Shea, dan Gilang secara bergantian.

Alvarez memutar bola matanya malas, kemudian mencium kening Shea sekilas sebelum masuk kedalam kamarnya diiringi oleh Gilang yang menahan tawanya.

" kenapa sih? " tanya Janet setelah dirinya dan Shea berada di kamar mereka.

" Lo yang kenapa!!! tiba-tiba angkat telfon jawab nya ketus " jawab Shea sebelum ia masuk kedalam toilet untuk membersihan tubuh nya.

Beberapa saat kemudian Shea keluar dengan handuk yang masih menempel di atas kepalanya.

" She..... Yesaya mau nikah sama Valentine " ujar Janet

Shea diam sejenak kemudian menoleh kearah Janet yang sedang berdiri di depan jendela kaca kamar mereka.

" wajar dong kalo mereka mau nikah, kan mereka juga udah tunangan " sahut Shea.

Entah kenapa Shea merasa hatinya tercubit mendengar bahwa Yesaya akan segera menikah.

" dan yang Daniel dengar dari gosip yang beredar, itu karena mereka berdua kepergok tidur bareng.... "

" apa????? mereka tidur bareng???? " bola mata Shea seakan ingin keluar, Janet mengangguk dengan antusias

" saat ini, Daniel belum bisa ketemu sama Yesaya untuk cari tau apa yang terjadi sebenarnya, tapi gue rasa, Yesaya itu di jebak sama Valentine... karena gue yakin, Yesaya nggak mungkin ngelakuin itu semua "

Shea tak bergeming, entah apa yang ada di dalam fikiran nya saat ini. Laki-laki yang pernah memiliki tempat dan mengisi hatinya akan segera menikah.

" apa kamu udah dengar, tentang rencana pernikahan Yesaya dan Valentine? " tanya Alvarez.

Sekarang mereka berempat sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta.

" iya " jawab Shea singkat, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela pesawat, melihat pemandangan laut dari dalam pesawat.

Alvarez sadar bahwa bukan saatnya membahas tentang Yesaya yang akan justru kembali menggoreskan luka di hati Shea.