" Shea..... Lo nggak apa-apa kan? " tanya Janet, saat ini mereka berdua sudah sampai di rumah dan Shea sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
" gue nggak apa-apa kok Jan, nggak usah khawatir... Jan, mendingan Lo pulang aja... lagian ini juga udah larut malam ntar Daniel khawatir sama Lo " pinta Shea
" Daniel ada di depan kok, dia masih nungguin gue.... gue masih khawatir sama keadaan Lo " ujar Janet
" gue nggak nyangka kalo Valentine bakalan muncul... " sambung nya
" udahlah Jan... nggak usah di bahas lagi, gue enggak mau inget kejadian tadi... gue anggap itu pelajaran buat gue, gue nggak apa-apa kok.... " terang Shea
"mendingan Lo pulang Jan, gue mau istirahat dan Lo juga butuh istirahat " pinta Shea lagi.
" huh..... ya udah kalo gitu, gue balik ya... tapi inget kalo Lo butuh temen buat cerita Lo bisa ngehubungin gue ok.... " balas Janet, Shea hanya tersenyum dan mengangguk.
Shea menenggelamkan dirinya yang mungil kedalam selimut tebal milik nya, menumpahkan segala rasa sakit, marah, dan kecewa kedalam tangisnya. Perkataan kasar yang terlontar dari Valentine terus berdengung seakan ingin memporak porandakan gendang telinga Shea, dirinya berusaha dengan keras ingin melupakan semua yang terjadi padanya hari ini.
Keesokan harinya, dengan langkah kaki yang tergontai-gontai Shea menuruni anak tangga menuju ruang makan, wajahnya masih terlihat sangat sembab dan matanya masih sedikit bengkak karena dirinya yang menangis semalaman suntuk
" non Shea..... itu mukanya kenapa, ngembang kayak kue kukus " ledek bik Yasmin saat menyiapkan sarapan untuk nya, Shea tak ingin menjawab hanya memandangi sepiring nasi goreng yang sudah tersedia di atas meja makan.
" oh ya non, semalem den Alvarez nelfon kerumah nanyain non Shea " ujar bik Yasmin lagi.
" apa? " Shea hampir saja tersedak makanannya sendiri
" iya non..... den Alvarez bilang, semalem dia udah ngehubungin ke ponselnya non Shea tapi nggak aktif.... mangkanya den Alvarez nelfon ke telfon rumah " jelas bik Yasmin.
Shea langsung menghentikan sarapan paginya, dan dengan cepat ia berlari menaiki anak tangga kembali kekamarnya. Shalu yang baru saja keluar dari kamar bersama sikembar hanya bisa melihat dengan heran, karena Shea berlari tunggang langgang seperti itu.
" Shea kenapa bik? " tanya Shalu saat sudah berada di ruang makan
" bibik juga nggak tau Buk, tiba-tiba non Shea lari-lari kayak gitu " jawab Bik Yasmin.
Shea langsung mengambil ponselnya yang masih berada didalam tas, dan benar saja ponsel miliknya benar-benar sudah habis daya. Ia hanya bisa merutuki dirinya sembari memasang charger pada ponsel.
" aduh huhhhhhhhh bego banget sih gue... kenapa bisa lupa charger ponsel... " batin Shea
" gue telfon balik aja kali ya? " gumam Shea, setelah ponsel miliknya kembali menyala Shea langsung menghubungi Alvarez.
" hallo... " begitu mendengar suara lembut itu, Shea tak bergeming, bibirnya terasa kaku
" She... " suara lembut itu kembali memanggil nama Shea
" kamu kemana aja sih... !!!! tiga hari kemarin nggak ngabarin aku sama sekali!!!! apa kamu udah lupa sama aku huh???? dan dapet cewek bule disana!!!!! " suara Shea terdengar sangat kesal,
Orang yang berada di seberang sana hanya bisa menjauh kan sedikit ponselnya dari telinga saat mendengar lengkingan suara Shea
" I' m so sorry honey..... bukan maksud aku kayak gitu, tapi aku emang beneran banyak banget kerjaan sama Papi kamu, tapi bukan berarti aku lupa sama kamu apa lagi dapat cewek bule seperti yang kamu tuduhkan.... " Shea kembali tak bergeming
" terus semalam kamu kemana? kenapa ponsel kamu nggak aktif... udah beberapa kali aku ngehubungin kamu, bahkan aku ngehubungin ke telfon rumah kamu... dan kata bik Yasmin kamu pergi, emang kamu pergi sama siapa? "
" aku lupa charger ponsel aku, dan semalam itu aku pergi jalan sama Janet.... " terang Shea
" Rez..... I Miss You... Really Miss you " lirih Shea, entah keberanian dari mana Shea bisa mengatakan kalimat itu
Seutas senyum terpancar dari wajah dingin itu
" I Miss you to.... kamu sabar ya... begitu kerjaan aku disini selesai, aku usahain bakalan langsung pulang " balas Alvarez dengan meyakinkan Shea, panggilan ponsel itu pun berakhir.
Shea menepuk jidatnya sendiri karena merasa malu saat mulut nya keceplosan mengatakan bahwa dirinya merindukan Alvarez.
Sore harinya, Shea kembali pergi bersama Janet tapi tidak hanya mereka berdua melainkan Daniel dan yang lainnya pun juga ikut kecuali Yesaya.
" gimana kalo kita nonton aja? " usul Ragil
" setuju.... tapi please jangan yang ada adegan bucinnya ya.... " timpal Vino
" kenape Lo????? baper????? " sambung Samudera, sedangkan Daniel, Shea dan Janet hanya tersenyum.
Jadilah saat ini mereka semua nonton bioskop bersama dengan memilih film bergenre horor. Dua jam lebih mereka berada di bioskop dan saat mereka keluar, langit juga sudah terlihat sangat gelap menandakan kalau sekarang sudah malam, mereka pun pergi menuju salah satu restauran yang berada tak jauh dari bioskop untuk makan malam bersama
" sayang banget, Nabila nggak ikut ya..... " gumam Vino
" ciyeeeeee.... " sontak gumaman Vino membuat teman-teman nya bersorak
" kayaknya gue mencium bau-bau cinta ni.... " ledek Ragil, lalu mendapat hadiah jitakan langsung dari Vino
" anjirrrr sakit bego!!!! " gerutu Ragil sambil mengelus kepalanya, dengan tampang tanpa dosa Vino mengacuhkan rintihan Ragil
" Lo kangen sama Nabila? kalo Lo kangen ngaku aja kali... " goda Samudera, tak tinggal diam Vino langsung melempar botol bekas kearah Samudera dan tepat mengenai kepalanya.
" Awww..... " pekik Samudera
Shea, Daniel dan Janet hanya menggeleng lalu tersenyum melihat tingkah ketiga laki-laki yang sedang berstatus jomblo itu.
" oh ya... habis ini kita mau kemana lagi ? " tanya Daniel di sela-sela makannya
" kayaknya gue mau langsung pulang aja deh Dan.... " Shea lebih dulu menjawab
" kok cepet banget... " timpal Samudera, Shea tak bergeming.
" nggak apa-apa " jawabnya singkat
" ya udah kalo gitu, biar gue yang nganter Lo pulang... dan Janet biar sama Vino " ujar Daniel
" nggak usah, gue biar naik taxi aja " tolak Shea
" udah.... Lo biar di antar Daniel aja, lagian ini juga udah malem She... Lo lebih aman Lo di anterin Daniel, ketimbang naik taksi sendirian " bantah Janet, Shea tak ingin lagi menjawab karena apa yang dikatakan Janet ada benar nya juga, alhasil Shea akhirnya tetap pulang bersama Daniel.
*******
Selama perjalanan pulang, tak ada pembicaraan antara Daniel dan Shea. Pandangan Shea hanya fokus pada jalan raya dengan kepala ia sandarkan pada bangku penumpang tepat di sebelah Daniel yang sedang fokus mengemudi.
" thanks ya... " ucap Shea saat mobil yang di tumpangi nya sudah berhenti di depan gerbang istananya
" She, gue mau ngomong sebentar boleh? " Shea menghentikan langkahnya saat Daniel menahan pergelangan tangannya.
Shea mengerutkan keningnya saat Daniel mengehentikan langkah kaki nya
" mau ngomong apa? " Shea mengangkat satu alisnya, dengan raut wajah penuh curiga
" tentang Lo, Yesaya dan Alvarez " Shea sedikit berfikir
" kita ngomong di dalem aja " balas Shea lalu berjalan memasuki gerbang
Shea dan Daniel sekarang sudah duduk di teras rumah.
" She, gue minta maaf sebelumnya kalo pertanyaan gue ini lancang dan buat Lo tersinggung... apa bener Lo jadian sama Alvarez karena emang Lo sayang sama dia? bukan jadiin dia sebagai pelarian Lo supaya bisa ngelupain Yesaya " tanya Daniel tanpa ragu
" Lo juga pasti tahu dan bisa ngerasain kalo Yesaya itu masih cinta dan sayang banget sama Lo begitu pun sebaliknya... apa yang terjadi antara Valentine dan Yesaya itu karena perjodohan dan keegoisan dari Valentine " sambung nya
" kenapa semua orang nanyain itu ke gue, apa segitu rendahnya penilaian kalian ke gue? " Shea tersenyum miris.
" bukan itu maksud gue "
" Gue sama sekali nggak pernah jadiin Alvarez sebagai pelarian gue, malah justru Alvarez yang udah nyelamatin hati gue dari kehancuran yang dibuat oleh sahabat Lo... maaf Dan, gue nggak mau bahas soal Yesaya lagi... karena sekarang Yesaya dan gue udah punya cerita masing-masing, dan bukan salah gue kan, kalo Yesaya masih sayang atau cinta gue??? gue cuma nggak mau kalo sampe Yesaya berbuat jahat demi keinginan hatinya, dan gue juga berharap apa yang terjadi sama gue kemaren itu bisa buat Yesaya sadar " Daniel kembali terbayang saat sebuah tamparan mendarat di wajah Shea.
" dan untuk apa yang terjadi antara Valentine dan Yesaya, gue nggak tau siapa yang salah dan yang benar tapi Lo bisa liat dengan jelas kalo disini gue yang paling sakit dan gue yang paling kecewa. Dimana sahabat Lo itu saat gue nungguin kabar dari dia, berhari-hari, berjam-jam, berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun dia nggak ada kabar " mata Shea sudah mulai berkaca-kaca saat mengingat masa-masa itu
" cinta dan janji Yesaya itu cuma bullshit!!! jujur Yesaya memang masih memiliki tempat tersendiri di hati gue karena dia adalah orang yang pernah gue cinta tapi bukan untuk gue miliki, dan sekarang ada hati yang harus gue jaga, dan dia juga memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan dan juga hati gue, biarlah kisah gue sama Yesaya menjadi sebuah kenangan yang nggak mungkin gue lupain.... gue nggak mau jadi orang munafik Dan " cairan bening itu sudah membasahi pipinya
" maaf, gue terlalu emosional " Shea menghapus airmatanya dengan kasar, Daniel tak bergeming karena ia juga merasakan bagaimana sakit serta sedih nya Shea waktu itu.
" gue mohon, untuk di masa yang akan datang jangan ungkit lagi tentang kisah yang sudah lama hancur itu " ungkap Shea
*********
Shea tak pernah sedikitpun berfikir kalau hubungan antara dirinya dan Yesaya akan berakhir seperti ini, bahkan ia juga tak pernah mengira bahwa kehadiran Alvarez lah yang mampu menyembuhkan luka hatinya dan kembali menanam kan cinta dalam jiwanya. Seperti saay ini, Shea baru saja mengakhiri panggilan video call dengan Alvarez dan sang ayah yang masih berada di Singapura.
Siang ini Shea sedang bermain dengan adik kembarnya di taman dan juga di temani oleh Ajeng. Beberapa hari ini Shea memang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, setelah jam mata kuliah nya selesai Shea pasti langsung pulang kerumah.
" kamu nggak jalan sama Janet? "
" nggak Jeng... gue lagi pengen di rumah aja " pandangan Shea lurus pada adik kembarnya yang sedang bermain, bayi umur enam bulan itu sudah pandai merangkak dan duduk.
" kira-kira nanti kalo Sean dan Sharen besar gimana ya cerita cinta mereka? " gumam Shea
" yang pasti mereka pasti saling melindungi satu sama lain kalo ada cowok yang nyakitin Sharen, Sean pasti akan jadi orang pertama yang bakalan ngasih orang itu pelajaran begitupun juga sebaliknya " ungkap Ajeng, Shea tersenyum
Seakan mengerti apa yang sedang di bicarakan oleh Shea dan Ajeng dua bayi gembul itu tertawa sambil bertepuk tangan, Shea semakin gemas saja pada kedua adiknya.