Shea sudah memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, ia berjalan dengan santai di koridor menuju kelas nya.
Sesampainya dikelas, Shea mengambil ponsel di dalam tas melihat-lihat notifikasi dari media sosial nya.
Seutas senyum manis terpancar dari wajah cantik nya saat melihat foto pertunangan Yesaya tiga hari yang lalu bersama Valentine, tak ada kekecewaan, kesedihan bahkan amarah dari wajah nya.
" semoga kalian bahagia selalu " batin Shea.
Shea kembali meletakkan ponselnya diatas meja, lalu mengeluarkan buku catatan nya dari dalam tasnya. Kemudian fikiran nya beralih pada Alvarez yang sama sekali tak menghubungi nya beberapa hari ini.
" Alvarez apa kabar ya??? " gumam Shea
" atau gue chat aja orang Nya?" batin nya sembari mengeluarkan ponselnya
*****
Singapura
Alvarez baru saja selesai meeting pertama bersama Brian dan beberapa klien mereka, dan ia juga sudah kembali ke apartemen nya.
Ia menghempaskan tubuhnya di atas sofa di sudut kamar, mengusap wajahnya dengan lembut lalu menghela nafas lelah.
Alvarez meraih ponselnya dari dalam saku celananya, melihat ada notifikasi pesan yang masuk kedalam ponsel nya. Mata Alvarez terbelalak saat melihat nama pengirim pesan
[ kenapa pergi nggak bilang? ]
[ emang kenapa? ]
[ cuma nanya doang ]
[ yakin cuma nanya doang? ]
Alvarez tersenyum, karena ia tahu saat ini Shea pasti sedang kesal
******
" Dasar cowok nyebelin, bukan nya jawab malah nanya balik!!!!!! " gumam Shea
" huh.... " Shea menghela nafas berat
Baru hendak memasukkan lagi ponsel nya kedalam tas, sebuah panggilan masuk ke ponselnya, bola mata Shea membulat saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya
Jika sedang tidak berada dikelas, ingin sekali rasanya Shea berteriak bahagia, dengan cepat Shea menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan
" hallo " sapa Shea dengan lembut
" nggak usah sok lembut, Lo nggak cocok "
" apaan sih, siapa juga yang sok lembut "
" Lo dimana? "
" di hutan!!!! ya di kampus lah!!!! "
terdengar suara tawa dari seberang sana
" nggak usah ketawa, nggak ada yang lucu "
" yg bilang lucu siapa? "
Shea kembali mendengus kesal
" udah nggak usah cemberut "
" siapa juga yang cemberut!!!! "
Sejenak Shea terdiam, sejujurnya ia ingin sekali berkata bahwa ia sangat rindu
" Lo kapan pulang? "
" emang kenapa? "
" bisa nggak sih, kalo orang nanya itu langsung di jawab aja, bukan malah ngasih pertanyaan balik!!!! "
Suara tawa kembali terdengar dari seberang sana
" dua hari lagi gue pulang bareng bokap Lo "
" serius???? "
" iya "
Diam-diam Shea bersorak bahagia
" She... udah dulu ya, gue masih ada meeting lagi sama Tuan Brian Alexander, Lo pasti tau kan gimana on time nya bokap Lo itu "
" ok bye... I Miss you cowok tembok "
Dengan cepat Shea mematikan panggilnya, ia menggigit bibir bawahnya kenapa ia bisa tidak sadar mengatakan ' i Miss you ' pada Alvarez itu sama saja ia sudah mempermalukan dirinya sendiri
*******
Setelah panggilannya terputus, Alvarez masih tak bergerak dari duduknya, ia masih terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar benar kah Shea merasakan hal yang sama ia rasakan saat ini.
Namun, Alvarez tak ingin terlalu percaya diri, hanya karena Shea mengatakan rindu, walau bagaimanapun ia tahu bahwa di hati Shea masih ada nama Yesaya, apa lagi setelah ia melihat dengan matanya sendiri saat Shea bertemu dengan Yesaya di caffetaria.
Kemudian Alvarez kembali merapikan pakaian nya untuk melanjutkan meeting nya yang kedua dengan klien nya termasuk Brian.
*******
" Shea... Lo kenapa kok senyum-senyum sendiri gitu? " tanya Janet yang tiba-tiba saja sudah duduk disampingnya
" nggak kok.... " jawab Shea sambil tersenyum
" idihhhhh dia senyum-senyum gak jelas gitu, awas Lo kesambet setan siang bolong baru tau rasa Lo!!! "
" iya Lo setan nya "
" enak aja Lo!!! "
Tak lama kemudian Dosen mereka pun masuk kelas, dan mata kuliah pertama mereka di mulai. Shea merasa kalau hatinya sedang berbunga-bunga hanya karena mendapat jawaban ' dua hari lagi pulang ' dari Alvarez.
Mata kuliah pertama baru saja selesai, sekarang Shea dan Janet sudah berada di kantin, dan duduk di tempat biasa mereka duduk yaitu di kursi paling pojok.
" She... Lo nggak mau nanya gitu, soal acara pertunangan Yesaya? " tanya Janet sedikit ragu
" untuk apa? lagian nggak ada urusan sama gue juga kan? "
Shea nampak jauh lebih santai, karena ia sudah berdamai dengan keadaan dan waktu
" gue sama Yesaya sekarang udah temenan aja kok... So kita nggak usah bahas tentang masa lalu gue sama Yesaya lagi, karena itu semua udah gue simpan rapat-rapat di dalam hati gue " ucap Shea sambil tersenyum
Janet tak pernah berfikir bahwa Shea akan berlapang d**a menerima semuanya.
" Lo beneran udah move on? "
" kan, Lo yang ngajarin gue " Shea memainkan kedua alisnya naik turun.
Janet tidak lagi melanjutkan ucapannya, karena ia sudah lega saat melihat Shea yang tidak lagi seperti orang galau.
******
Beberapa hari telah berlalu, saat ini Shea sedang berada di sebuah toko kue l*******n keluarga nya untuk mengambil kue pesanan Shalu. Dan disana Shea tak sengaja bertemu dengan Yesaya kembali.
Mereka berpapasan saat Shea baru saja turun dari taxi dan akan masuk kedalam toko sedangkan Yesaya baru saja akan keluar dari toko, mereka sama-sama berdiri di tengah-tengah pintu, mata mereka sempat saling menatap sebelum Shea membuang muka, dan itu membuat Yesaya tak dapat melihat lagi cinta di binar mata Shea seperti dahulu.
" Yesaya..... " gumam Shea namun Yesaya tak bergeming
" apa kabar? "
" Alhamdulillah baik... Oh ya selamat yah atas pertunangan nya "
Shea tersenyum seperti biasa, dan entah kenapa hati Yesaya terasa sakit kala melihat senyuman dari wajah cantik Shea.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang mengawasi mereka dari dalam mobil di seberang toko.
" apa kita bisa ngobrol sebentar? " ajak Yesaya
Shea nampak sedikit berfikir sebelum ia menjawab
" gue ambil pesanan nyokap gue dulu bentar " ucap Shea sambil berjalan masuk kedalam toko, sedang kan Yesaya masih terdiam kata-kata ' Gue ' sedikit mencubit hatinya dan menyadarkan dirinya bahwa Shea benar-benar bukanlah milik nya lagi.
Tak lama kemudian Shea pun keluar dengan membawa dua box kue pesanan Shalu
" kita mau ngobrol dimana? " tanya Shea
" di taman depan aja " jawab Yesaya
Mereka pun berjalan bersamaan menuju taman di seberang toko kue, dan duduk di salah satu bangku yang sudah disediakan.
Keadaan sedikit membuat mereka merasa canggung satu sama lain.
" gimana hubungan Lo sama Valentine? "
" seperti biasa, belum ada yang berubah "
" selamat yah, atas pertunangan kalian... semoga semuanya lancar sampai hari pernikahan kalian " ucap Shea yang kedua kalinya
Shea terlihat jauh lebih santai dari pada Yesaya saat ini.
" apa Lo bahagia? " tanya Yesaya, Shea menghela nafas lembut lalu tersenyum sebelum ia menjawab
" tentu... gue bahagia " jawab Shea
Tanpa terduga, Yesaya langsung memeluknya dengan erat membuat bola mata Shea membulat atas sikap Yesaya, bahkan ia mendengar sedikit Isak tangis Yesaya.
Perlahan Shea, mengurai pelukan Yesaya... Shea melihat setetes air mata dari sudut pipi ya, ia tak ingin ada yang melihat mereka sedang berpelukan dan akan menimbulkan fitnah nanti nya
" kenapa She....? "
" sekarang... Lo udah sama Valentine, gue nggak mau nanti ada orang yang liat kita lagi pelukan terus ada yang ngadu sama dia "
" Yes, sekarang ada hati yang harus Lo jaga... Valentine tunangan Lo " Shea menghapus air mata Yesaya dengan ibujari nya
" cukup She.... gue nggak bisa bohongi semua orang lagi dengan pura-pura bahagia sama Valentine " ucap Yesaya dengan tegas
Shea tersenyum kecut, ia menggenggam jari-jemari Yesaya untuk membagi nya sedikit kekuatan
" Yes, Lo nggak harus pura-pura... cukup Lo jadi diri Lo sendiri dan belajar untuk menerima Valentine, percaya semua akan baik-baik aja " ucap Shea dengan lembut
" udah sore, nyokap gue pasti udah nunggu... gue balik duluan ya.... " Shea melepaskan genggaman nya lalu beranjak meninggalkan Yesaya
" maafin gue Yes.... tapi Lo harus belajar menerima semuanya, sama kayak gue yang udah berbesar hati berdamai dengan keadaan dan waktu " batin Shea sembari berjalan hendak menyeberangi jalan.
Shea masih larut dalam fikiran nya, sampai ia tak sadar dari arah berlawanan sebuah mobil melaju dengan sangat kencang.
" Shea awas!!!!!!!!!!!!!!!! "
Teriakkan dua orang laki-laki mengejutkan Shea, tangan kokoh seseorang berhasil menarik tubuh Shea hingga mereka berdua sama-sama terjatuh di pinggir trotoar dan mobil yang hampir saja menghantam Shea pergi begitu saja.
" kalo jalan pakek mata!!!! jangan Meleng, kebiasaan banget sih Lo!!!! kalo Lo ketabrak gimana!!!!!!!" suara bariton itu sangat Shea kenal, Shea menatap dua bola mata berwarna biru kehijauan itu
" Shea Lo nggak apa-apa kan? " Yesaya kembali menghampiri Shea yang masih terduduk di pinggir trotoar
Shea masih menatap lekat dua bola mata yang sangat ia rindukan itu karena sudah hampir satu Minggu ia tak melihatnya sampai ia tak menghiraukan Yesaya yang juga sudah khawatir padanya.
" Alvarez " gumam Shea
Yesaya tertegun, saat Shea lebih fokus pada laki-laki yang kini jadi rival nya itu. Di luar dugaan, Shea langsung memeluk Alvarez, dan hampir saja Alvarez terjengkang kebelakang jika ia tak siap menerima pelukan Shea yang secara tiba-tiba.
Alvarez sedikit melirik Yesaya, sebelum ia membalas pelukan Shea. Yesaya masih tertegun melihat mereka berpelukan, ia mengepalkan kedua tangannya, apa yang ia lihat saat ini sangat menusuk di relung hati nya yang paling dalam dan dengan langkah berat Yesaya berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang masih berpelukan.
Alvarez dapat melihat dengan jelas, api cemburu di mata Yesaya, namun bukan salah dirinya jika Yesaya merasakan itu, karena itu murni Shea yang lebih dulu memeluk nya. Tak lama kemudian ia mengurai pelukannya menangkup wajah Shea dengan kedua tangannya. Ia melihat mata Shea yang sudah berkaca-kaca
Buk Buk Buk Buk Buk
Shea memukul bahu Alvarez dengan membabi buta, ia menumpahkan semua amarah dan kekesalan nya pada Alvarez
" dasar cowok muka tembok!!!!!! kenapa Lo pergi nggak bilang-bilang huh!!!!!!! dan Lo nggak ngasih kabar sama gue!!!!!!! sebenarnya Lo temen gue bukan sih!!!!!! "
Alvarez hanya tersenyum melihat Shea sudah terengah dengan nafas yang sudah naik turun, ia merasa Shea sengaja melakukan itu semua hanya untuk melampiaskan amarahnya yang tak dapat ia ungkapkan pada siapapun.
" udah puas mukulin gue ? " Alvarez mengangkat satu alisnya
" kenapa nggak sekalian aja Lo pukulin gue pakek balok!!! " sambung Alvarez
" ayo buruan berdiri, emang Lo nggak malu diliatin sama orang-orang? " Alvarez sudah lebih dulu berdiri, sedangkan Shea mengudarakan pandangan nya pada orang-orang yang melihat kearah dirinya.
Alvarez mengulurkan tangannya pada Shea untuk membantu nya berdiri.
" Lo nggak ngejer Yesaya? "
" untuk apa? "
" bukannya Lo- "
" Yesaya udah jadi milik orang lain, dan gue udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama dia... "
Shea menatap kepergian Yesaya dari balik punggungnya.
" seiring berjalannya waktu, Yesaya pasti bisa nerima semua ini sama kayak gue " batin Shea.