Chereads / Titip Rindu / Chapter 103 - Eps.64

Chapter 103 - Eps.64

" waw gue nggak nyangka Lo bisa nyanyi " ucap Ragil sambil menepuk pundak Yesaya

" iya... kayaknya lagu itu dalam banget " sambung Vino

Yesaya hanya tersenyum kala teman-temannya menggoda nya, ia menatap langit gelap dan hanya sedikit bintang yang menghiasinya.

" andai Shea denger lagu itu " batinnya

" gue tau apa yang Lo rasain... dan nggak mudah Lo lewati ini semua " Daniel menepuk pundak Yesaya, sedikit memberikan nya kekuatan untuk menghadapi cerita cinta nya.

" hubungan gue sama Shea bener-bener udah selesai " gumam Yesaya.

Daniel, Samudera, Vino dan Ragil hanya saling lempar pandangan satu sama lain, mereka tak pernah berfikir jika hubungan Yesaya dan Shea akan benar-benar telah berakhir

" kalo jodoh nggak akan kemana Bro, jadi jalanin aja skenario yang udah di buat oleh Tuhan " ucap Ragil

" tumben Lo bijak.... " sindir Samudera

" eh pada dasarnya gue ini memang bijak, kalian aja yang nggak pernah sadar " balas Ragil dengan mengerucut kan bibirnya

" Lo yakin, ngelepasin Shea gitu aja? " tanya Daniel

" bukan gue yang ngelepasin dia, tapi dia yang udah ngelepasin gue " jawab Yesaya dengan lirih

" dan Lo terima? jangan sampai di kemudian hari Lo nyesel Yes.... " balas Daniel, Yesaya terdiam " Shea itu cantik, dia pintar cowok mana aja yang udah kenal sama Shea pasti jatuh hati " sambung nya

" termasuk gue " celetuk Samudera

KLETUK!!!!!!!

Tiba-tiba kaleng kosong bekas minuman menyambar kepala Samudera dengan tepat

" Awwwwww... Ragil Lo apaan sih "

" Lo kalo ngomong suka nggak disaring "

Samudera hanya berdecak kesal, sedangkan Yesaya hanya tersenyum kecil.

" oh ya sorry ni kalo gue lancang, jadi gimana acara pertunangan Lo? " tanya Vino

" semua Oma gue dan Valentine yang urus, gue nggak perduli " ucap Yesaya dingin

" apa nyokap Lo balik " tanya Samudera

" besok mereka sampe " Jawabnya

" maksud Lo mereka? " tanya Daniel

" Morgan dan bokap tiri gue " jawabnya

" oh come on... kita kesini buat happy-happy " ucap Samudera

" Yoi bro.... lepaskan semua beban di d**a dan nikmatilah hidup " sambung Ragil dengan memainkan kedua alisnya

*****

Shea dan Alvarez masih menikmati makanannya, tiba-tiba ponsel Alvarez berdering ia segera mengambil ponsel nya di dalam saku celananya namun saat ia melihat nama di layar ponselnya ia mengabaikan nya

" kok nggak di angkat? " tanya Shea

" nggak penting " jawab Alvarez dengan datar

" Emang siapa yang nelfon? " rasa keingintahuan Shea sangat lah besar

" orang "

" ya iyalah la orang, nggak mungkin juga monyet... kecuali kalo Lo punya temen monyet... hahhaahah " ucap Shea sembari tertawa

" iya Lo salah satunya " ucap Alvarez datar

" enak aja Lo nyamain gue sama monyet " sungut Shea dengan kesal

" Lo duluan yang nyebut monyet " balas Alvarez yang tak mau kalah

Shea hanya menatap Alvarez dengan tatapan tajam, ia tau berdebat dengan Alvarez tak akan pernah ada ujungnya karena laki-laki menyebalkan itu selalu mempunyai kekuatan untuk membalas nya.

Merasa Shea tak lagi menjawab, samar-samar Alvarez tersenyum, bahkan hampir tak terlihat.

" gue ke toilet bentar ya " ucap Shea sambil beranjak dari kursinya meninggalkan Alvarez.

" Pak Alvarez... "

seseorang menyentuh pundak Alvarez dari belakang, ia melihat lima pemuda tampan yang berdiri di hadapannya

" hei... " balas Alvarez dengan ramah sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman

" sedang apa bapak disini? "

" jangan terlalu formal, kita lagi nggak di kantor... " mereka pun sama-sama tersenyum

" ok baik lah, kenalkan mereka sahabat gue Daniel, Samudera, Vino, dan itu Ragil " ucap Yesaya

" guys kenalin ini Alvarez, partner kerja gue, dia anak dari pemilik perusahaan Taxmania Group di bidang Perindustrian " ucap Yesaya lagi

Satu persatu Alvarez menjabat tangan mereka secara bergantian

" gila... no cowok cakep banget, mukanya aja mulus bener kayak cewek " bisik Ragil pada Samudera

" bener banget, lima puluh per lima puluh lah sama Yesaya " balas Samudera

" kok sendirian aja? " tanya Yesaya

" nggak kok, gue bareng sama temen tapi dia lagi di toilet " jawab Alvarez

" wah jangan-jangan sama cewek ya.... " goda Ragil dengan sok akrab, Alvarez hanya tersenyum kecil

" oh ya, gue udah terima undangan pertunangan Lo dari madam Mariam " ucap Alvarez pada Yesaya,

" Rez.... gue udah selesai yuk bal- " ucapan Shea terhenti dan matanya terbelalak saat ia melihat kelima pemuda yang bersama dengan Alvarez

" Shea " gumam Yesaya

" Loh Shea.... Lo disini juga? " tunjuk Ragil, Shea tersenyum canggung

" hai... " sapa Shea dengan sedikit gugup

" Lo berdua saling kenal? " ucap Daniel dengan memandang Shea dan Alvarez secara bergantian

" kita satu kampus " jawab Shea

" oh ya.... kita duluan yah... bye.... " ucap Shea sembari menarik tangan Alvarez, ia tak sedikit pun melihat ke arah Yesaya.

" Lo kenapa? kok tiba-tiba jadi diem gitu " tanya Alvarez saat mereka sudah berada di dalam mobil dan dalam perjalanan pulang

" nggak apa-apa " jawab Shea, ia menyandarkan kepalanya di bangku penumpang di sebelah Alvarez menatap jalan yang masih basah karena hujan

" kita mau kemana lagi? " tanya Shea namun sama sekali tak mengalihkan pandangannya

" pulang " jawabnya singkat

" huh..... " Shea menghela nafas lelah

" kalo kita jalan dulu Lo mau nggak? " tanya Shea yang memiringkan kepalanya menatap wajah Alvarez

Alvarez tak menjawab, ia hanya melirik Shea sekilas lalu kembali fokus pada jalannya.

" ya udah kalo Lo nggak mau, kita pulang aja " lirih Shea sembari kembali menyandarkan kepalanya di bangku penumpang.

" eh eh kita mau kemana? ini kan bukan jalan pulang " ucap Shea yang sadar bahwa jalan yang mereka lewati bukan kearah rumahnya

" kan Lo sendiri tadi yang minta buat jalan dulu, gimana sih..... " sungut Alvarez kesal, mata Shea berbinar bahagia lalu tersenyum manis.

Mereka sudah tiba di wahana bermain, Shea sudah berlari kesana kemari seperti anak kecil menikmati semua permainan disana ia bisa tertawa dengan lepas menghilangkan semua beban berat di dalam jiwanya.

Alvarez hanya menggeleng kan kepalanya saat melihat tingkah Shea, ia begitu sangat menikmati semua hiburan di sini.

" gue pengen es cream " ucap Shea dengan manja bulu mata panjang nya terlihat sangat lucu saat ia berkedip.

" dasar cewek banyak maunya " gumam Alvarez,

Namun ia tetap melangkah kan kakinya menuju penjual ice cream, setelah itu kembali menghampiri Shea yang sudah duduk manis di bangku pengunjung

" nih ice cream nya " ucap Alvarez

" owhhhh thank you..... " balas Shea dengan raut wajah bahagia nya

Alvarez hanya tersenyum saat melihat Shea yang menikmati ice cream nya dengan nikmat, Shea tak mempedulikan sepasang mata yang sedang memperhatikan nya.

" She... Lo kok makan ice cream kayak anak kecil sih, sampe belepotan gitu " ucap Alvarez dengan membersihkan bekas ice cream yang masih menempel di sudut bibirnya dengan ibu jarinya

" makasih ya... Lo selalu ada saat gue lagi sedih dan bahagia " ucap Shea, Alvarez hanya tersenyum kecil

" eh tapi gue mau tanya deh sama Lo, kok Lo bisa kenal sama Yesaya dan temen-temen nya? " tanya Shea

" sebenarnya gue cuma kenal sama Yesaya karena dia salah satu rekan kerja gue dan gue kenal sama temen-temen nya juga baru tadi " jawab Alvarez dengan jujur

" Yesaya orang itu kan? " tanya Alvarez, pandangan nya lurus kedepan, Shea hanya menghela nafas lelah lalu mengangguk

" sebentar lagi dia tunangan sama pasangan nya " ucap Shea

" Lo sedih? "

" lebih tepatnya gue hancur "

" Lo masih cinta dia? "

Shea tersenyum lalu menggeleng,

" gue lagi berusaha untuk bangun hati gue lagi yang sudah hancur, menanam kembali rasa kepercayaan agar kembali utuh meskipun itu nggak mudah " ucap Shea dengan tenang

Alvarez menatap lekat wajah Shea, mencari cela agar ia dapat menyelinap masuk kedalam hati Shea, dan mengobati jiwanya yang rapuh.

" dan gue juga lagi belajar untuk melupakan tanpa ada rasa dendam " ucapnya lagi.

" apa Lo mau jadi sahabat gue... ngingetin gue kalo gue lupa, nasehatin gue kalo gue salah dan tetap berada di deket gue untuk melindungi gue saat seseorang berbuat jahat sama gue " ucap Shea

" gue nggak janji, tapi gue akan berusaha " balas Alvarez

Tanpa terduga, Shea langsung memeluk Alvarez... mendapat serangan mendadak seperti itu membuat Alvarez diam membatu.

*****

" kamu dari mana? " tanya Valentine dengan ketus saat Yesaya baru saja sampai di rumah

" Val, aku lagi males debat sama kamu... aku capek banget dan sekarang aku mau istirahat jadi please jangan ganggu aku "

" Yes... pertunangan kita tinggal menghitung hari lagi, tapi kamu sama sekali nggak mikirin akan hal itu "

" kamu yang menginginkan nya bukan aku... "

" kenapa sih setelah kamu ketemu sama cewek yang namanya Shea itu jadi berubah gini? "

" aku nggak pernah berubah, inilah aku yang sebenarnya "

Dengan langkah cepat Yesaya meninggalkan Valentine, karena ia tidak ingin bersikap kasar pada Valentine.

" baiklah Yesaya... jangan salahkan aku, jika aku akan buat perhitungan sama Shea, sekali pun aku harus menyingkirkan Shea untuk selamanya " batin Valentine.

Yesaya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang dengan kasar, binar mata Shea terus terbayang di benaknya dan saat ia melihat Shea menarik tangan Alvarez itu membuat sedikit terguncang.

" ada hubungan apa antara Alvarez dan Shea... ngeliat dari cara Alvarez menatap Shea itu nggak biasa banget dan dari mana mereka berdua bisa kenal " gumam nya

Aaarrrrrrrggggghhhhh!!!!!

Shittttttttt!!!!!!!!!!!!!!

Yesaya menggeram kesal, kala mengingat itu semua... Hatinya terasa sakit saat Shea sama sekali tak menghiraukan dirinya.

******

Shea sudah berada di dalam kamarnya merebahkan tubuhnya keatas ranjang setelah ia membersihkan tubuhnya, ia kembali menatap bunga mawar putih di atas nakas nya.

" siapapun Lo , gue harap suatu saat kita bakalan ketemu " batin Shea

Ia pun kembali teringat saat-saat bersama Alvarez di wahana bermain, dan itu membuat nya refleks menyentuh sudut bibirnya, terekam dengan jelas di memory ingatan nya saat Alvarez membersihkan bekas ice cream di sudut bibirnya.

" terimakasih untuk semuanya Alvarez... Lo selalu punya cara Lo sendiri buat ngehibur gue, ternyata di balik muka datar dan dingin Lo itu, tersimpan kehangatan yang tiada tara " gumam Shea.

" she.....kamu sudah tidur sayang? " panggil Brian dari balik pintu, Shea beranjak dari ranjang lalu membuka pintu kamarnya

" Papi.... "

" Papi boleh masuk? "

" boleh dong "

Brian dan Shea pun sudah duduk di sofa sudut kamar Shea.

" gimana suasana hati kamu? "

" aku baik kok Pi, Papi nggak usah khawatir "

" Alhamdulillah... ternyata princess Papi sudah dewasa, bisa menghadapi segala sesuatu dengan tenang "

" sebenarnya ini berkat Alvarez Pi.... dia yang selalu ngasih tau dan ngingetin aku tentang gimana caranya merelakan sesuatu yang memang bukan milik kita "

" oh ya????? "

" iya Pi... aku selalu bahagia saat deket dia, yah walaupun terkadang dia suka nyebelin, banget malah.... " ucap Shea dengan mata yang sudah berbinar.

" Vee.... putri kecil kita sekarang sudah tumbuh dewasa " batin Brian

Brian memeluk erat putri kecil nya yang kini sudah tumbuh dewasa, sesekali Brian mengecup puncak kepala Shea dengan penuh kasih sayang.