Saat Shea kembali kerumah nya, dia melihat dua mobil sport sudah terparkir di halaman rumah nya, dia pun tau siapa pemilik mobil itu, Shea mengambil liptint di didalam tasnya mengolesi bibir nya agar tak terlihat pucat dihadapan teman-teman nya.
" hai..... kalian udah lama ya? " Shea langsung menghampiri Yesaya dan yang lainnya diruang tamu
" Lo dari mana sih, sakit bukan nya istirahat malah keluyuran " ucap Janet
" kamu dari mana? kita udah hampir satu jam nungguin kamu... terus ponsel kamu mana? kenapa aku nelfon nggak diangkat " raut wajah Yesaya tampak kesal
" maaf, tadi lagi dijalan dan ponsel aku di silent "
" terus sekarang kamu dari mana? "
" dari supermarket beli ini " Shea menunjuk kan kantong kresek di tangan nya, untung dia sempat mampir ke supermarket untuk membeli cemilan kesukaan nya
" kalian pasti laper, kita makan bareng yuk " ajak Shea
" wah.... tau aja Lo kalo kita laper " ucap Ragil
" what kita? Lo aja kali " balas Cheryl
" ya udah kalo Lo nggak laper, jatah Lo buat gue " Ragil menaik turunkan alisnya
" serakah banget si Lo " bela Vino.
Mereka sudah duduk di kursi makan, untuk makan bersama suasana terlihat riuh bahkan gelak tawa mereka terdengar sampai ke seluruh ruangan karena lelucon dari Ragil, Shea merasa sedikit hangat saat kehadiran para sahabat nya.
" wah... wah... wah... lagi pada rame ya " Anita dan Gunawan baru saja tiba melihat cucu dan teman-teman nya sedang berkumpul
" halo Oma..... Opa " sapa mereka semua, Anita dan Gunawan membalas mereka dengan senyum hangat
Anita langsung menghampiri Shea lalu mencium serta memeluk cucu kesayangannya itu
" maafin Oma ya, kadang nggak sempet ngehubungin kamu "
" iya nggak apa-apa Oma " Anita memperhatikan wajah Shea meskipun ia sudah memakai liptint namun tak bisa sepenuhnya menutupi wajahnya yang terlihat pucat
" kamu sakit? "
" cuma demam biasa aja kok Oma " Shea berusaha meyakinkan Anita
" kamu sudah minum obat kan? "
" sudah Oma, udah Oma jangan hawatir... Oma sama Opa kan baru sampe jadi mending istirahat aja dulu "
" ya sudah kalau begitu, Oma tinggal ya " Anita langsung menuju kekamar nya
" She.... besok kamu udah masuk kan? " tanya Yesaya
" iya besok aku masuk kok " jawabnya
" baru satu hari nggak masuk, Yesaya udah uring-uring ngan Loh She " ucap Nabila
" iya... bucin " sambung Samudera
" abisin tu makanan .... " Yesaya menjadi salah tingkah, sedangkan Shea hanya tersenyum mereka tidak tau saja kalau Shea sedang menyimpan luka yang begitu dalam.
Shea sudah masuk kedalam kamarnya, setelah teman-temannya pulang hingga menjelang malam, Shea membuka tasnya lalu mengambil amplop hasil tes darah yang ia jalani hari ini
****Flashback On
" hasilnya positif "
" maksud nya dok? "
" kamu positif mengidap penyakit Leukemia, dan tanpa kamu sadari kini sudah berjalan ke stadium lanjut, jangan meremehkan penyakit ini karena hal-hal buruk bisa saja akan terjadi jika tidak segera di tangani "
Dunia Shea seakan berhenti, bahkan Shea merasa tak mampu untuk melihat sinar cahaya lagi dalam hidup nya, dan seakan membungkam semua harapan serta mimpi nya, hatinya begitu hancur berkeping-keping hingga tak meninggalkan sisa sedikit pun
" Leukemia Limfoblastik Akut atau biasa di sebut kanker darah... penyakit ini sulit untuk di sembuhkan karena bersifat agresif, apa salah satu keluarga kamu juga pernah ada yang mengalami ini sebelum nya " tanya dokter Abimana yang memecah keheningan Shea
" almarhum ibu saya " Shea tertunduk menahan agar air matanya tak kembali menetes
Dokter Abimana menghela nafas panjang, merasa ibah apa yang di alami oleh pasien nya saat ini
" sebaiknya kamu beritahu keluarga kamu, agar kita dapat melakukan langkah selanjutnya " saran Dokter Abimana
**** flashback Off
Shea tersadar dari lamunannya saat mendengar ketukan pintu dari luar, dengan cepat Shea langsung menyembunyikan amplop tersebut kedalam tasnya sebelum ia membuka dan melihat Anita sudah berdiri di depan pintu
" Oma..... "
" kamu lagi ngapain? "
" nggak lagi ngapa-ngapain Oma " Shea sedikit merasa gugup, mereka pun duduk di tepi ranjang
" Oma kangen banget sama kamu " Anita langsung memeluk Shea
" aku juga Oma " Anita mengurai pelukannya
" oh ya tadi papi kamu menghubungi Oma, katanya besok lusa di sudah sampai Indonesia "
" kenapa papi nggak ngehubungin aku " gumamnya namun masih dapat di dengar oleh Anita
" papi kamu sudah coba hubungi kamu, tapi ponsel kamu nggak aktif " mata Shea langsung terbelalak dan mengambil ponsel nya di laci nakas dan benar saja ponselnya sudah tewas
" hehe iya Oma ponsel aku baterai nya lowbat " Shea nampak cengengesan
" tapi selama papi di sana, papi nggak pernah ngehubungin aku Oma "
" kamu harap maklum aja, papi kamu kan lagi bahagia sayang " Shea hanya diam saja tak menanggapi perkataan dari Anita
" Shea.... kok pergelangan tangan kamu lebam gini " Shea tak sadar jika pergelangan tangan nya ada lebam
" nggak tau Oma, aku aja baru sadar " Shea ikut memperhatikan pergelangan tangan nya
" mungkin cuma lebam biasa kok Oma " lanjut nya
" atau kita kerumah sakit aja buat periksa " ajak Anita dengan raut wajah yang sedikit panik
" nggak usah Oma.... aku baik-baik aja, besok juga pasti udah ilang kok " dengan cepat Shea menolak ajakan dari Anita
" kamu yakin...? "
" iya Oma.... percaya deh sama aku.... udah sekarang mendingan Oma istirahat, aku juga udah mau tidur " pinta Shea
" yaudah kalo gitu, kamu istirahat juga ya dan kalo ada apa-apa kamu harus ngomong sama Oma jangan diem aja "
" siap bos "
" good night honey " Anita mengecup kening Shea dengan penuh kasih sayang
" good night Oma " Anita beranjak keluar dari kamar Shea, beberapa menit kemudian air mata Shea sudah membasahi pipinya tanpa permisi lagi.
" aku harus kuat, aku nggak boleh cengeng " batin Shea.
Sinar matahari sudah kembali menyinari kamar Shea melalui cela-cela tirai, mengusik wajah Shea yang mata nya masih terpejam, saat ia membuka mata Shea langsung bangkit dari tidurnya mengusap wajahnya dengan lembut sebelum ia masuk kedalam kamar mandi dan bersiap-siap untuk sekolah
Anita dan Gunawan sudah berada di meja makan selagi menunggu Shea untuk sarapan bersama, Shea menuruni tangga dan sudah siap dengan seragam sekolahnya tak lupa juga jaket yang kini ikut membalut tubuhnya
" good morning Oma Opa " sapa nya dengan ceria, karena hari ini dia tidak sarapan sendiri lagi, Shea langsung duduk di samping Anita lalu mengambil selembar roti kemudian mengoleskan selai coklat kesukaan nya sebelum ia santap
" morning sayang " balas Anita dan Gunawan
" Shea... seperti nya kalo Opa perhatikan badan kamu kelihatan kurus " tanya Gunawan
" masak sih, perasaan Opa aja kali... "
" Opa bener loh sayang, kamu nggak lagi diet kan? " sambung Anita
" ya enggak lah Oma, masak aku diet " Shea hanya cengengesan, namun bukan Gunawan namanya kalau dia percaya begitu saja, ia merasa ada yang di sembunyikan oleh Shea di belakang mereka.