Mulailah Betran membanding-bandingkan antara kedua orang tuanya. Betran juga berbicara tidak dengan menatapi mereka karena sibuk hanya menatapi wajah Bianka yang menunduk lesu itu. Kedua orang tua Betran itu sungguh sangat tersayat mendengar putranya berbicara seperti itu. Seperti tidak ada rasa syukur mempunyai orang tua semacam mereka, seperti menyesal dan adanya beban. Tapi memang benar dengan yang diucapkan Betran itu. Karena semua tindakan Betran selalu didukung oleh kedua orang tua angkatnya. Sangat dimanja dan disayangi oleh mereka, tapi tidak di orang tua kandungnya. Sangat disiplin masalah apapun itu. Makanya Betran sangat lantang berbicara seperti itu.