Bianka yang sudah tidak tahan lagi karena sedari tadi dia hanya diam dan menurutnya mertuanya itu sudah keterlaluan sekali, ia lalu dengan tegas menggeserkan badannya, tepat berada di depan ibunya dan Bisma, berniat untuk melindungi mereka dari mertuanya. Biarlah dia yang menyelesaikan semua ini karena memang semua ini adalah salahnya, tidak boleh lagi ada yang ikut campur akan hal ini. Bianka tidak ingin ada banyak orang lagi yang terhina dan diejek sama sepertinya.
"Ma, Pa ... sungguh Bianka minta maaf sekali. Maaf banget," mohon Bianka dengan kedua tangan yang sudah dikatupkan. Dirinya tiba-tiba meneteskan air matanya, kasihan terhadap ayahnya yang pemakamannya tertunda karena percekcokan. Belum tenang rasanya arwah ayahnya kalau seperti ini.