Langkah kaki menemani Arian dan Sang Perawat menuju ruangan bayi. Saat masuk ke dalam ruangan bayi, Arian melihat begitu banyak bayi yang baru lahir. Ia sangat gugup melihat bayi mungilnya yang ia sendiri belum tahu yang mana bayinya.
Kemudian Perawat yang mengantar Arian pun mengambil salah satu bayi yang berada di sebelah kanan tepat di urutan ke dua setelah bayi berjenis laki-laki.
Kedua tangan bergetar diiringi mata yang berbinar kala melihat bayi yang di gendong Perawat itu di berikan kepadanya. "Silahkan, Pak. Digendong bayinya!" Perawat itu memberikan Sang bayi perempuan yang sedang menangis ke dalam pangkuan Arian.
"Ya Tuhan ... Inikah rasanya menggendong bayi dari darah dagingku sendiri?" desis Arian. Bahagia terpancar di wajah Arian yang seketika memucat kala kedua tangannya menggendong darah dagingnya sendiri.