"Lepaskan, Nicko! Lepaskan aku!" Teriakan Kinan sama sekali tidak di hiraukan oleh Nicko yang berjalan menyusuri lorong, hingga menaiki anak tangga di rumahnya. Semua mata tertuju pada Kinan yang berteriak. Tapi, mereka tidak peduli karena Nicko adalah tuan rumahnya.
Nicko membawa Kinan ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua. Ia menghempaskan tubuh Kinan ke atas kasur yang di balut dengan seprai berwarna abu muda. "Apa yang mau kamu lakukan, Nicko?"
Kinan berontak pada Nicko. Adu mulut pun terjadi ketika Nicko memaksa Kinan membuka bajunya.
"Nicko! Aku mohon jangan lakukan itu padaku. Aku sangat mencintaimu!" Kinan merengek pada Nicko. Sejenak Nicko pun berpikir. Ia langsung berbalik sikap pada Kinan. Nicko yang semula sangat kesal, kini ia menunjukkan sifat baiknya pada Kinan.
Nicko merangkul Kinan yang sedang tersungkur di hadapannya. "Ayo bangun, Kinan!" Nicko merangkul kedua pundak Kinan dan menopangnya duduk di atas kasur.