Minggu malam yang tidak kelabu. Suasana tampak begitu bersinar bagai rembulan saat ku melihat Kinan yang berdandan cantik seperti Putri. Kinan yang biasanya berdandan ala dewasa, kini ia menampilkan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Ia berdandan sesuai dengan umurnya.
Tapi, aku suka melihatnya. Wajah Kinan sangat enak di pandang ketika ia tidak terlalu memoles wajahnya dengan make up yang tebal.
Aku membunyikan klakson motorku saat sampai di depan Kinan. Ia pun terperanjat melihatku yang tiba-tiba berada tepat di depan wajahnya. "Ayo, naik!" Kinan pun langsung naik motorku dan memelukku dengan erat. "Aku merindukanmu Arian," desis Kinan dalam hati seraya mencium pundak Arian dan menyandarkan kepalanya di pundak Arian.