Rasa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, mini harus dirasakan oleh Erlangga yang telah mempertahankan Olivia sampai di tahun ke tiga ini.
Ia tak pernah menyangka bahwa sifat kolot orang tua Olivia bisa sampai membunuh cintanya dengan Olivia.
Tekanan demi tekanan yang Ia rasakan selama tiga tahun, harus ia selesaikan dengan waktu kurang lebih satu bulan ini.
"Oh ... Tuhan, kenapa aku harus terlahir dengan takdir seperti ini?" Erlangga berdiri menyandar ke dinding gudang yang sedang ia tempati setelah mencuri waktu di saat ia bekerja saat ia mengangkat telepon dari Olivia.
Erlangga sudah tahu topik apa yang akan Olivia bahas dengan Erlangga di pertemuannya sore nanti di Tirta Cafe. Erlangga kembali bekerja dengan beban pikiran yang harus ia bawa ke mana pun ia pergi.
Sementara itu, Olivia pun merasakan hal yang sama. Meski ia tak pernah melihat Erlangga dari segi harta, Olivia tetap merasa tertekan dengan apa yang sedang terjadi padanya kini. Olivia pun tak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaannya.
Olivia yang bekerja menjadi seorang perawat di salah satu Rumah Sakit ternama di Jakarta, yaitu Rumah Sakit Medica, baru sekitar tiga bulan ia bekerja di sana. Walaupun baru seumur jagung, Olivia sudah mendapat julukan perawat baru yang cekatan karena cepatnya Olivia belajar. Tapi, di hari itu, Olivia tidak bisa berfokus pada pekerjaannya sehingga ia pun membuat satu kesalahan.
Oleh karena itu, Olivia pun diminta pulang saja untuk istirahat ketika jam kerjanya baru menginjak setengah hari. Olivia pun pergi dari Rumah Sakit Medica karena di anggap sedang kelelahan dan perlu waktu untuk istirahat.
Di sepanjang perjalanan pulang, Olivia pun berpikir bahwa ia tak mungkin pulang ke rumahnya karena Sang ibu tidak akan bisa terima jika beliau tahu Olivia pulang karena memikirkan Erlangga yang sampai saat ini belum juga ada titik terang.
Kemudian Olivia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Cindy, teman satu kampus pada saat mereka kuliah dulu.
Rumah Cindy tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit Medica. Hanya perlu waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di kediaman Cindy yang berada di Jl. Teratai nomor 5.
Sesampainya di rumah Cindy, Olivia pun langsung mengetuk pintu rumah Cindy. Tak lama kemudian, pintu rumah Cindy pun terbuka. Terlihat wajah Cindy yang menyembul dari balik pintu.
Saat Cindy melihat bahwa Olivia lah yang datang, Ia langsung membuka lebar pintu rumahnya dan menyambut kedatangan Olivia yang sudah lama tidak Ia temui sejak acara Wisuda beberapa bulan yang lalu.
"Olivia!'' sapa Cindy seraya memeluk Olivia yang berdiri tepat di hadapannya.
''Cindy ...'' Olivia pun tersenyum kecil pada Cindy yang selalu menyambut baik kedatangannya dengan baik.
Lalu Cindy pun mengajak Olivia masuk dan langsung menuju kamarnya. Tak lupa Olivia menyapa Tante Risa ibunda Cindy yang sedang duduk di ruang keluarga seraya menonton acara televisi kesukaannya.
Setibanya Olivia dan Cindy di dalam kamar yang terlihat berbeda dari kamar Cindy yang dulu, membuat Olivia merasa pangling dengan suasana baru kamar Cindy. Ternyata memang Cindy telah merenovasi kamarnya menjadi lebih tertata rapi dengan paduan warna cat yang soft.
Cindy mengajak Olivia untuk duduk di atas kasurnya dan Cindy pun siap menjadi pendengar bagi Olivia yang selalu menceritakan hal apa pun pada Cindy dari sejak pertemanan mereka yang terjalin saat kuliah dulu.
Hal itu membuat Cindy sudah terbiasa dengan sikap Olivia yang akan datang mencarinya di kala ia sedang membutuhkan seorang teman untuk berbagi cerita. Karena, Cindy pun tahu bahwa dirinyalah satu-satunya teman wanita yang di percaya oleh Olivia.
''Ada masalah apa, Olivia?'' tanya Cindy yang duduk menghadap Olivia seraya memegang kedua tangan Olivia yang tampak dingin.
''Erlangga, Cindy. Aku benar-benar bingung dengan hubunganku saat ini dengan Erlangga.''
''Kenapa Erlangga Olivia?''
"Sepertinya, hubunganku dengan Erlangga akan segera berakhir. Aku tidak tahu lagi harus pertahankan dia dengan cara apa lagi. Karena kedua orang tuaku ingin aku dan Erlangga segera menikah dalam waktu satu bulan ini. Tapi sampai sekarang, Erlangga belum juga menunjukkan sikap bahwa ia serius dengan hubungan ini."
"Ada apa dengan orang tua kamu?"
"Ayah dan Ibu ku ingin aku menikah dengan Yuda Wistara, bukan dengan Erlangga. Mana dari itu, Ayahku memberi tantangan pada Erlangga bahwa ia harus siap segalanya untuk melamarku dalam waktu dekat," ujar Olivia.
"Apa? Yuda?" terlihat jelas dari raut wajah Cindy yang begitu terkejut dengan semua perkataan Olivia.