Pricilla pun akhirnya membuka matanya. Ia sedikit terkejut dengan keberadaanku yang sedang memandanginya di saat tertidur. "Pricilla," sapa ku seraya membantunya bangun dan duduk menyandar. Namun, Pricilla menolak dan membanting kedua tanganku saat akan menyentuh tubuhnya.
"Tidak usah bantu aku. Aku bisa sendiri!" bentak Pricilla.
Aku pun kembali duduk dan mencoba berbicara pada Pricilla. "Pricilla ... Aku mohon, dengarkan penjelasanku, ya?" Pricilla menyoroti tajam wajahku. Sejenak tubuhku menjadi gemetar ketika perempuan asing yang sudah ku anggap sebagai seorang sahabat ini tahu, bahwa aku sudah mengecewakannya. Aku sangat takut jika Pricilla akan melakukan hal yang tak terduga terhadapku.
"Jelaskan! Aku ingin dengar, penjelasan seperti apa yang ke luar dari mulutmu itu!"