Ansel menatap penuh terkejut terhadap ucapan Alesta berjiwa Arini, perlahan Ansel melangkah kebelakang.
"Apa alasannya?" Alesta berjiwa Arini diam menatap serius Ansel, kemudian bibirnya terlihat tersenyum tipis sangat tipis.
"Laki-laki itu sangat gila! Bahkan sangat gila dibandingkan buaya seperti dirimu!" Ansel benar-benar menatap kesal Alesta berjiwa Arini, Kemudian matanya menatap takut ketika Alesta berjiwa Arini memainkan pisau ditangannya dengan begitu lihai.
"Dia memiliki penyakit kejiwaan, jangan menganggap aku menyukai dirinya. Dia terobsesi dengan kembaranku yang begitu naif ini!"
"Jadi, benar apa yang dikatakan orang suruhan ku, jika dia memiliki masalah kejiwaan?" Alesta berjiwa Arini menatap sesama Ansel yang tampak terkejut sekaligus tak percaya dengan ucapannya.