Sudah jelas aku bertingkah di luar batas, tetapi aku tidak peduli akan hal itu untuk saat ini. Lagi pula, direktur juga tidak menolak. Bahkan laki-laki ini justru tertawa dan menatapku dengan lembut. Astaga, apa dia tahu apa yang sedang ada dalam pikiranku?
Begitu pintu tertutup dan laki-laki itu tidak lagi berada dalam ruang pandangku, aku kembali berbaring di tempat tidur. Sepertinya aku memang sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Mataku yang semula menatap tanpa arah, kini mulai melihat makanan yang tadi dibawa oleh direktur. Aku pun segera melangkah mendekatinya. Kulahap makanan itu dengan menikmati ingatan tentang laki-laki yang membawakannya kemari. Hahaha, makanan ini lebih lezat dari biasanya.
