Vivian mengitari kamar pribadi Mr. Skinner, kamar yang pernah ia tempati dengan mendiang suaminya itu. Kamar itu masih sama seperti yang terakhir ia lihat, penataan barang serta furnitur masih berada di tempatnya semula. Bahkan nuansanya masih menunjukan ciri khas seorang Mr. Skinner.
Vivian meraba ranjang dengan ukuran king size yang dilapisi oleh sprei selembut sutera itu, teringat akan kegiatan yang selalu mereka berdua lakukan. Bersenda gurau dalam ketelanjangan mereka, bercerita panjang lebar mengenai keluh kesahnya dan kegiatan lain yang membuat hati Vivian menjadi perih mengingatnya.
Vivian memegangi dadanya, terduduk lemah di atas ranjang. Kenangan itu terasa nyata, kerinduan akan pria itu membuatnya hampir kehilangan kewarasannya. Mr. Skinner, pria yang paling berwibawa dan juga bijaksana yang pernah ia temui. Sosok suami yang paling lembut dan penyayang untuk anaknya, juga seorang guru dan teman di hidupnya. Mengapa takdir begitu kejam memisahkan dirinya?
…