Liliane menangis kencang dengan dahi yang berkerut, jeritan itu kian lama terdengar pilu. Membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan turut merasakan betapa sakitnya ketika ia terus merintih dan memohon ampun.
Liliane menangis tersedu, meringkuk di bawah sofa dengan handuk yang menutupi sebagian tubuhnya. Beberapa lebam membiru di bahu dan tangannya akibat tekanan dari jemari kakaknya, dan bibir bagian kirinya masih memerah karena tamparan keras dari pria itu karena terus mencoba meronta darinya. Liliane kecil sungguh tidak mengerti mengapa kakak yang awalnya terlihat bak malaikat untuknya tega melakukan ini padanya.
Sementara pria itu tertidur pulas di atas sofa dengan hanya mengenakan celana jeans basahnya, nafasnya teratur menandakan pria itu begitu terlelap setelah mengeluarkan banyak tenaga. Di malam yang dingin seperti ini tubuh Nando malah bermandikan keringat, membuat kilapan di punggung hingga pinggulnya yang tak tertutup apapun.