-->> Meski sudah terlalu sering merasakannya, namun Tristant selalu saja berdebar, napasnya memburu tiap kali melihat penis Lukman yang kini sudah menegang keras, mengacung lurus ke atas.
Meraih penis itu dalam genggaman, kemudian Trustant mendekatkan hidungnya tepat di ujung kepala penis, hingga bersentuhan. Ia memejamkan mata, membau aroma sabun mandi yang menyeruak di sekitar pangkal selangkangan Lukman.
"Aaah..." Lukman mendesah, merasakan bagian kelapa penisnya yang sudah berada di dalam mulut Tristant. "Aakh..." Gerakan lidah yang seperti menari- nari di kepala penis, membuat ia meringis seperti merasakan sengatan.
"Enghm.... enghm..." suara gumaman, terkadang kecapan, keluar dari mulut Tristant di tengah ia menelan, sambil menghisap batang penis, hingga mentok sampai ke tenggorokan.
Menggunakan kedua telapak tangan, Lukman mengangkat kepalanya, menyaksikan batang penisnya yang sedang keluar masuk dalam mulut Tristant.