"Lu kapan mau main ke kosan gue?" Jonathan melipat kedua tangannya di dada, sambil menyandarkan punggungnya pada tembok. Sorot matanya menatap datar pada Yusuf yang sedang membasuh mukanya dengan air yang mengucur dari kran wastafel. "Apa Pandu sama Aden masih ngelarang lu buat main ke tempat gue?"
"Enggak kok, mereka udah nggak ngelarang lagi."
"Trus?"
Remaja yang kurang percaya diri karena warna kulitnya yang gelap itu, menghela. "Aku yang lagi pengen fokus belajar, A. Aku nggak mau bikin kecewa maminya a Pandu. Sekolah aku sama a Aden kan dia yang bayar in. Jadi aku mau rajin belajar."
Jonathan berdecak. "Lu bisa belajar bareng sama gue, kalau lu mau."
Yusuf tersenyum nyengir, memamerkan deretan giginya yang rapi. "Iya, kapan-kapan." Setelah mengatakan itu, remaja yang terlihat gagah dengan memakai kemeja kotak- kotak, dipadukan dengan celana jeans yang ketat, lalu melenggang keluar toilet seraya berkata. "Yu, a ntar ditunggu temen-temen."