Masih memakai pakaian seragam dari rumah sakit, di dalam kamarnya, Tristant duduk di atas tempat tidur, sambil memeluk kedua kaki yang ia tekuk.
Mengabaikan ketukan pintu dan panggilan Lexa dari luar kamar, Tristant merunduk, menyembunyikan wajahnya di atas lutut. Punggungnya yang bergerak naik turun, adalah bukti, kalau ia sedang menangis terseguk.
Hamil, adalah alasan yang membuat remaja imut itu, merasa sangat shock. Bagaimana tidak? Meskipun hasrat sexsnya lebih dominan pada orang yang berjenis kelamin sama dengannya, tapi ia masih sadar, kalau dirinya adalah laki- laki. Jangankan Tristant yang notabene nya adalah anak laki-laki, anak perempuan saja, yang kodrat nya memang bisa hamil, pasti juga akan shock jika hal itu dialami diluar nikah.