Di tengah matanya yang terpejam, ia mengerjap sekali. Pada detik berikutnya, kerjapan kelopak matanya bertambah beberapa kali. Lalu setelahnya, sedikit demi sedikit kelopak mata Tristant mulai terbuka, meski belum sempurna.
Perasaan bingung hinggap di pikirannya, saat ia menatap langi- langit yang terasa asing baginya.
Masih dalam keadaan yang lemah, pandangannya menebar di sekitar ia berbaring, sambil mengingat- ingat bagaimana ia bisa berada di tempat itu. Hingga pada saat ia menoleh ke samping, keningnya berkerut mendapati sosok yang sedang terlelap, sedang meringkuk, menghadap ke arahnya.
Meski ia sedang berada di tempat asing, tapi sosok yang sedang meringkuk sambil memeluknya ini, sangat tidak asing baginya.
Ditengah kebingungan bagaimana ia dan cowok ini berada dalam satu tempat tidur, hatinya berdesir, merasakan bahagia yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata- kata.
Apa yang terjadi? Hanya pertanyaan itu yang kini sedang berkecamuk di pikiran Tristant.